BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metabolid Sekunder Tumbuhan sebagai Obat Tradisional
Obat tradisional biasanya berupa ramuan yang berasal dari beberapa bagian tumbuh- tumbuhan dari akar, kulit batang, kayu, daun, bunga maupun bijinya. Tumbuhan
sendiri mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder.
Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang terbentuk dalam tanaman. Senyawa-senyawa yang tergolong ke dalam kelompok metabolit sekunder ini antara
lain: alkaloid, flavonoid, kuinon, tanin dan minyak atsiri. Di dalam tanaman, setiap senyawa akan saling bersinergis sehingga menambah aktivitas atau efektivitasnya
Djauhariya Hernani, 2004.
2.2. Minyak Atsiri
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga,
kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Meskipun banyak jenis minyak atsiri yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang telah berkembang
dan sedang dikembangkan di Indonesia Gunawan, 2009. Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak ateris aetheric oil, minyak
esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik adalah kelompok minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan
aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok untuk pengobatan alami. Guenther, E, 1987.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma
tertentu, sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organic
Universitas Sumatera Utara
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam airlipofil. Senyawa terpena dan terpenoid merupakan penggabungan antara unit-unit isoprene dan isopentan dan
terbentuk di dalam tumbuhan sebagai hasil proses biosintesis.
Berdasarkan jumlah atom karbon atau unit isopren yang membentuk senyawa terpen terpenoid dapat diklasifikasikan sebagai berikut Fessenden Fessenden, 1992:
Tabel 2.1. Klasifikasi Senyawa Terpenoid
No. Kelompok
Jumlah Atom Karbon C
1 2
3 4
5 6
7 8
Hemi terpen Mono terpen
Seskui terpen Di terpen
Sesterterpen Tri terpen
Tetra terpen Poli terpen
5 10
15 20
25 30
40 40
Monoterpen C
10
dan seskuiterpen C
15
merupakan komponen utama dari minyak atsiri. Monoterpen mempunyai sifat-sifat berupa cairan tidak berwarna, tidak
larut dalam air, disuling dengan uap air, berinteraksi dengan lemakminyak berbau harum. Minyak bunga dan biji banyak mengandung monoterpen Robinson., 1995.
Struktur monoterpen dapat berupa senyawa rantai terbuka seperti geraniol, nerol, linalol, sitral, sitronella, cis-o-simena, mirsena. Monoterpen bentuk siklik dapat
digolongkan menjadi 7 tujuh berdasarkan kerangka karbon Mirsen, Limonen, p- simen, Bisabolena,
α dan Pinena, Kariopilen, dan dapat mempunyai gugus fungsi alkohol, aldehid, keton dan ester. Robinson, 1995; Manito., 1992. Struktur kimia
monoterpen dapat dilihat pada gambar berikut :
Universitas Sumatera Utara
Geraniol Ocimene
S-+-Linalool links und R- −-Linalool rechts
Gambar 2.1 Beberapa Struktur Monoterpen.
Seskui terpenoid adalah senyawa C
15
yang tersusun dari tiga satuan isoprena. Seskuiterpen berperan penting dalam memberi aroma pada bunga dan buah.
Robinson., 1995. Struktur seskuiterpen dapat dilihat pada gambar
Gambar 2 2 Struktur Seskui terpen
Universitas Sumatera Utara
Minyak atsiri yang terdapat pada tumbuhan dan biasanya diperoleh dan bagian tertentu dari tumbuhan seperti bunga, buah, akar, daun, kulit kayu dan rimpang.
Bahkan ada jenis tanaman yang seluruh bagiannya mengandung minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri tidak akan selalu sama antara bagian yang satu dengan
bagian yang lainnya, seperti contoh kandungan minyak atsiri yang terdapat pada kuntum bunga berbeda dengan yang terdapat pada bagian daunnya. Minyak atsiri
merupakan salah satu hasil akhir proses metabolisme sekunder dalam tumbuhan. Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang
diambil hasil sulingannya. Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam perisa maupun pewangi flavour and fragrance ingredients. Industri kosmetik dan parfum
menggunakan minyak atsiri kadang sebagai bahan pewangi pembuatan sabun, pasta gigi, samphoo, lotion dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri
setelah mengalami pengolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri.
Fungsi minyak atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan
pengawet dan bahan insektisida. Wien Gunawan, 2009
2.3 Tumbuhan Sembung B.balsamifera DC