Untuk menentukan daya kerja antimikrobial dapat ditentukan dengan menghitung indeks antimikrobial. Indeks antimikrobial adalah berapa jumlah zona hambat yang
dihasilkan oleh suatu senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kosentrasi tertentu.
f. Penentuan daya kerja antimikrobial amoksisilin Penentuan daya kerja antimikrobial amoksisilin ditetapkan dengan cara yang sama
dengan Penentuan daya kerja antibakterial minyak atsiri.Variasi konsentrasi amoksisilin dengan melarutkannya dalam buffer phosfat pH 7.
3.4.5 Uji Aktivitas Antioksidan senyawa minyak atsiri akar B.balsamifera DC
metode DPPH
a. Pembuatan Larutan DPPH 0,03 mM
Larutan DPPH 0,3 mM dibuat dengan melarutkan 11,85 mg serbuk DPPH dalam etanol p.a dalam labu takar 100 mL,kemudian dihomogenkan.
b. Pembuatan Variasi Larutan Sampel Larutan minyak atsiri akar Blumea balsamifera DC 20ppm dibuat dengan cara
melarutkan 0,002 ml dalam 100 ml etanol dan dihomogenkan. Untuk 15 ppm dan 10 ppm dilakukan pengenceran terhadap larutan induk yang 20 ppm. Kemudian
dilakukan uji aktivitas antioksidan dari masing-masing konsentrasi dari minyak atsiri tersebut..
c. Pembuatan Larutan Blanko Sebanyak 1 mL larutan etanol ditambahkan 3 mL etanol absolut, dihomogenkan
dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi dengan panjang gelumbang maksimal 517 nm.
d. Pembuatan Kontrol negatif Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3 mM ditambahkan 3 mL etanol absolut,
dihomogenkan dalam tabung reaksi dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Setelah itu, diukur absorbansi dengan panjang gelombang maksimal 517 nm.
Universitas Sumatera Utara
e. Uji Aktivitas Antioksidan Sampel Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,3 mMditambahkan 3 mL larutan minyak atsiri
konsentrasi 20ppm, 15ppm dan 10ppm kemudian dihomogenkandalam tabung reaksi didiamkan selama 30 menit dalam ruang gelap, kemudian diukur
absorbansinya dengan spektroskopi UV- Vis pada panjang gelombang 517 nm. Dihitung persentase aktivitas antioksidan AA dengan rumus :
AA = 100 - A sampel
– A blanko x 100 A Kontol negatif
Dan perlakuan yang sama juga dilakukan pada vitamin C.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Isolasi minyak atsiri
Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan menggunakan alat destilasi stahl. Dilakukan sebanyak dua kali masing-masing dengan bahan akar sembung seberat 350 g dan
diperoleh minyak atsiri sebanyak 0,6 ml. Minyak atsiri dari hasil penelitian ini berupa cairan berwarna kuning jernih dan berbau khas dengan kadar 0,17 vb.
4.1.2 Hasil Analisis Kromatografi Gas-Spektrometer Massa
Hasil analisis dengan GC-MS akan diperoleh dua data yaitu kromatrogram yang berasal dari hasil analisis GC dan spektra massa dari hasil analisis MS. Hasil
kromatogram GC minyak atsiri Akar Tumbuhan Sembung B.balsamifera DC
menunjukkan adanya 21 puncak pada gambar 4.1 Identifikasi komponen dilakukan dengan spektrometer massa, dari hasil
spektrometer massa diperoleh spektra massa dari masing-masing puncak yang terdeteksi pada kromatogram GC. Analisa spektra massa didasarkan pada nilai
Similiarity Indeks SI, base peak puncak dasar, dan trend pecahan spektra massa yang dibandingkan dengan spektra dari library yaitu Wiley 8.LIB.
Hasil analisis spektra massa diperoleh 20 senyawa yang memiliki puncak dasar dan pola fragmentasi yang mirip dengan senyawa standar dari Wiley 8 LIB. Data 20
komponen minyak atsiri Akar Tumbuhan Sembung Blumea balsamifera DC yang
teridentifikasi disajikan pada Tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara