Ekstraksi Minyak Atsiri Kromatografi Gas-Spektrometer Massa GC-MS Uji aktivitas antimikroba minyak atsiri

3.3.2 Bahan-bahan yang digunakan

a. Bahan Bahan penelitian yang digunakan adalah akar Sembung Blumea balsamifera DC yang diperoleh dari daerah Aceh Tamiang, Aquades, Na 2 SO 4 anhidrous, DMSO, buffer phospat pH 7, alkohol 70, etanol pa, DPPH 2,2 –Diphenyl-1 Pikrylhydrazile, Vitamin C sebagai pembanding kontrol positif. b. Mikrobai Uji Bakteri uji yang digunakan adalah S.Aureus, E. coli, S.typhi, C.Albicans c. Media Mikroba Media pertumbuhan bakteri yang digunakan adalah Miller Hilton Agar MHA , Nutrien Agar NA dan Potato Agar PA. d. Zat pembanding Antibakteri dan Antioksidan Zat pembanding yang digunakan adalah amoksisilin dan Vitamin C. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Persiapan sampel Akar Sembung B.balsamifera DC dicuci, dipotong-potong kecil lalu dimasukan kedalam labu destilasi.

3.4.2 Ekstraksi Minyak Atsiri

- Sebanyak 350 gram akar Sembung Blumea balsamifera DC didestilasi Stahl dengan 500 mL akuades. Lalu pasang alat kondensor yang berisi air. - Kemudian didestilasi dengan penangas minyak selama kurang lebih 4 -5 jam pada suhu 150 C. - Minyak yang terdestilasi dapat dibaca pada skala buret pada alat sthal sehingga dapat ditentukan volume minyak. - Minyak atsiri dari akar Sembung B.balsamifera DC di analisa GC – MS dan uji aktivitas antimikroba dan antioksidan Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Kromatografi Gas-Spektrometer Massa GC-MS

Uji GC-MS dilakukan untuk mengidentifikasi komponen minyak atsiri akar Sembung B.balsamifera DC. Kondisi alat GC-MS sebagai berikut : Jenis pengion : EI Electron Impact Jenis kolom : Agilent HP-5MS Panjang kolom : 30 meter Diameter kolom : 0,25 milimeter Suhu kolom : 70 ºC Suhu injektor : 310 ºC

3.4.4 Uji aktivitas antimikroba minyak atsiri

Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode sumuran dengan tahap kerja sebagai berikut : a. Sterilisasi alat Alat yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri disterilkan dalam autoklaf dengan temperatur 121ºC selama kurang lebih 20 menit. b. Pembuatan media agar miring NA Nutrien Agar ditimbang sebanyak 2.3 g kemudian dilarutkan dalam 100mL aquades, dipanaskan diatas hotplate stirer sampai mendidih dan terbentuk larutan agar yang berwarna kuning bening. Larutan agar tersebut dimasukan ke dalam 10 tabung reaksi masing-masing sebanyak 5 ml dan ditutup dengan kapas serta alumunium foil. Tabung yang berisi agar disterilisasi pada suhu 121ºC selama 20 menit. Selanjutnya ditempatkan pada rak miring dan didiamkan sampai padat pada suhu kamar. c. Pembuatan biakan mikroba Sebanyak 1 ose isolat bakteri digoreskan pada media miring agar NA dengan pola zig-zag, masing-masing bakteri dibuat 3 biakan bakteri. Proses ini dilakukan dalam keadaan steril pada ruang isolasi dengan sinar UV. Biakan diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 18 sampai 24 jam. Universitas Sumatera Utara e. Pengenceran bakteri Disediakan 10 mL NaCl 0,9 steril masing – masing bakteri dengan menggunakan jarum ose pada media NA Nutrien Agar miring kedalam NaCl 0,9 steril sampai kekeruhanya sama dengan suspense standar Mc. Farland, maka kosentrasi bakteri adalah 10 8 kolonimL f. Pembuatan variasi kosentrasi minyak atsiri akar Sembung B.balsamifera DC dengan variasi kosentrasi 6,25, 12,5, 25. g. Pembuatan Media MHA Mueller Hilton Agar Media MHA Mueller Hilton Agar ditimbang sebanyak 5,7 g kemudian dilarutkan dalam 150 ml aquades, dipanaskan, distirer di atas hotplate stirer sampai mendidih sehingga terbentuk larutan agar yang berwarna kuning bening. . Larutan Mueller Hilton Agar tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri disterilisasi didalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 20 menit. h. Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri Dalam pengujian minyak atsiri akar Sembung B.balsamifera DC , digunakan perporator dengan diameter 6 mm untuk membuat sumuran. Dituangkan sebanyak 15 ml media Muller Hinton Agar MHA ke dalam cawan Petri steril dan dibiarkan memadat. Dicelupkan cotton bud steril pada suspensi mikroba uji dan diusapkan secara perlahan-lahan pada permukaan media secara merata, selanjutnya dibiarkan mengering selama beberapa menit. setelah padat dibuat sumuran dengan jarak antar lubang sama, Larutan minyak atsiri dibuat dengan konsentrasi 6,25, 12.5, 25 didalam DMSO dan 0 sebagai kontrol. Masing- masing dipipet sebanyak 10 l selanjutnya diteteskan kedalam sumuran. Untuk pembanding digunakan antimikroba Amoksisilin . Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 o C 18 – 24 jam. Aktivitas minyak atsiri tumbuhan dapat dilihat dengan adanya zona hambat daerah bening di sekitar cakram. Diukur diameter zona hambat dengan menggunakan jangka sorong. Uji aktivitas antimikroba akar Sembung Blumea balsamifera DC terhadap S.Aureus, E.coli,S.typhi dan C.Albicans. e. Penentuan daya kerja antimikrobial Universitas Sumatera Utara Untuk menentukan daya kerja antimikrobial dapat ditentukan dengan menghitung indeks antimikrobial. Indeks antimikrobial adalah berapa jumlah zona hambat yang dihasilkan oleh suatu senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kosentrasi tertentu. f. Penentuan daya kerja antimikrobial amoksisilin Penentuan daya kerja antimikrobial amoksisilin ditetapkan dengan cara yang sama dengan Penentuan daya kerja antibakterial minyak atsiri.Variasi konsentrasi amoksisilin dengan melarutkannya dalam buffer phosfat pH 7.

3.4.5 Uji Aktivitas Antioksidan senyawa minyak atsiri akar B.balsamifera DC