Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri
atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan
peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Lucia,W.M,1996
Bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan dalam pengobatan kemoterapeutik menjadi pilihan bila dapat mematikan dan bukan hanya menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan disebut
bakteriostatik. Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi. Lay,W.B,1994
2.7 Mekanisme Antimikroba
Aktivitas antimikroba suatu senyawa kimia ditentukan oleh konsentrasi dan sifat dari bahan yang digunakan. Umumnya hampir semua senyawa kimia pada konsentrasi yang
sangat tinggi dapat bersifat racun. Zat antimikroba melakukan aktivitasnya melalui beberapa mekanisme Tjay Rahardja, 2002 yaitu:
1. Mengganggu sintesis dinding sel Sintesis dinding sel bakteri dapat diganggu zat antibakteri, sehingga dinding sel
yang terbentuk menjadi kurang sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis, sehingga menyebabkan pecahnya sel.
2. Mengganggu sintesis membran sel Sintesis molekul lipoprotein membran sel bakteri dapat diganggu zat antibakteri,
sehingga membran menjadi lebih permeabel yang menyebabkan keluarnya zat-zat penting dari sel.
3. Mengganggu sintesis protein sel Zat antibakteri dapat berikatan dengan sub unit ribosom bakteri, sehingga
menghambat sintesis asam-asam amino dan menghasilkan protein yang inaktif.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengganggu sintesis asam nukleat 5. Antagonisme saingan
Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembang biakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak.
2.8 Amoksisilin
Amoksisilin merupakan salah satu antibiotik sintetik turunan penisilin yang memiliki spektrum luas dimana aktif terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Stuktur
kimia amoksisilin ditunjukkan pada gambar 2.4
Gambar 2.6 Stuktur kimia amoksisilin Amoksisilin merupakan antibiotik yang tahan terhadap asam tetapi tidak tahan
terhadap penisilinase. Beberapa keuntungan penggunaan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorpsi obat dalam saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar
amoksisilin dalam darah lebih tinggi. Amoksisilin sering digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan, saluran empedu, meningitis dan infeksi karena Salmonella
sp, seperti demam tipoid. Efek terhadap Bacillus dysentery lebih rendah dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorpsi oleh saluran cerna Siswandono
dan Soekardjo, 2000. Difusi amoksisilin ke jaringan-jaringan dan cairan-cairan tubuh lebih baik. Amoksisilin dapat pula menyebabkan gangguan-gangguan usus dan kulit
tetapi lebih jarang daripada ampisilin Tjay dan Rahardja, 2002. Amoksisilin dan ampisilin merupakan antibiotik turunan penisilin yang
mempunyai aktivitas dan spektrum penghambatan yang sama, yaitu dapat menghambat kerja enzim transpeptidase dengan cara mengikat enzim melalui ikatan kovalen
Universitas Sumatera Utara
sehingga mencegah pembentukan dinding sel bakteri Siswandono dan Soekardjo, 2000.
2.9 Daya Kerja Antimikrobial