Prinsip-prinsip konsolidasi IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 Tidak Diaudit dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008 dan 2007 Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi ini telah disajikan sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan “PSAK”, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan “Bapepam-LK” dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh Bapepam-LK bagi perusahaan industri manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasi, dan diukur dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. Laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 telah disusun sehubungan dengan adanya rencana penawaran umum saham perdana Perusahaan.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan semua Anak Perusahaan dengan persentase kepemilikan saham baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50 dan Perusahaan mempunyai pengendalian. Apabila terjadi pengalihanpenjualan penyertaan pada Anak Perusahaan yang menyebabkan induk perusahaan kehilangan kendali, maka hasil usaha Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan adalah hasil usaha sampai dengan tanggal penjualanpengalihan penyertaan tersebut. Selisih antara saldo penyertaan induk perusahaan dan harga pengalihanpenjualan Anak Perusahaan diakui sebagai laba atau rugi pada laporan laba rugi konsolidasi. Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih dan laba atau rugi bersih dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan masing-masing dalam akun “Hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi dan “Hak minoritas atas laba rugi bersih Anak Perusahaan” pada laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali apabila pemegang saham minoritas memiliki kepentingan jangka panjang lainnya pada Anak Perusahaan tersebut atau terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada Perusahaan dapat dipulihkan. Seluruh saldo dan transaksi yang material antar perusahaan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.

c. Setara kas