Permukiman Kumuh dan Keluarga Miskin

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 III. 19 2. Kondisi Jalan Lingkungan Dalam aspek jalan lingkungan terdapat beberapa kriteria antara lain : a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan 3. Kondisi Penyediaan Air Minum Dalam aspek kondisi penyediaan air minum terdapat beberapa kriteria antara lain : a. Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum b. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 4. Kondisi Drainase Lingkungan a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air b. Ketidaktersediaan Drainase c. Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan d. Tidak Terpeliharanya Drainase 5. Kualitas Konstruksi Drainase 6. Kondisi Pengelolaan Air Limbah a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis 7. Kondisi Pengelolaan Persampahan a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis b. Sistem Pengelolaan Sampah yang tidak sesuai Standar Teknis c. Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Sampah 8. Kondisi Proteksi Kebakaran a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran Permukiman kumuh masih dijumpai keberadaannya di Kota Balikpapan. Kekumuhan tersebut pada umumnya dimungkinkan terjadi karena salah satu dari 3 faktor utama penyebab kekumuhan, yaitu: a. Ketidaklengkapan atau kurangnya akses terhadap layanan prasarana, sarana dan utilitas penunjang perumahan dan permukiman. b. Kepadatan bangunan yang tinggi dan ketidakteraturan bangunan, serta kurang layaknya kualitas bangunan karena keterbatasan kemampuan ekonomi penghuni. c. Tidak sesuai dengan alokasi peruntukan PKP dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Berkaitan dengan rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat, Pemerintah Kota Balikpapan melakukan pendataan keluarga miskin pada masing-masing kelurahan setiap dua tahun sekali. Tiap keluarga mendapatkan bantuan berupa keringanan biaya pendidikan untuk anak usia sekolah sampai jejang SMU, serta tunjangan beras. Penduduk yang di katagorikan miskin di Kota Balikpapan memiliki karakteristiik: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 III. 20 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 Balikpapan Timur Barikpapan Barat Balikpapan Utara Balikpapan Tengah Balikpapan Selatan Balikpapan Kota 922 1257 1442 1334 1857 652 Ju ml a h Ru ma h T a n g g a K K Kecamatan a. Penghasilan dibawah atau sama dengan tingkat UMR, yaitu sekitar 1,8 Juta per bulan. b. Memiliki anggota keluarga dalam usia sekolah. Masyarakat miskin ini biasanya bekerja di sektor informal seperti buruh lepas, misalnya tukang, perdagangan sayur atau makanan, cleaning service, dan pekerja serabutan. Jumlah keluarga miskin Kota Balikpapan dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: Gambar 3.17. Jumlah Keluarga Miskin Kota Balikpapan Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Balikpapan, 2015 Sesuai Tabel SE-1, keluarga miskin terbanyak dapat diketahui ada di Kecamatan Balikpapan Tengah, yaitu mencapai 28,5 dari total keluarga miskin di Kota Balikpapan. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah keluarga miskin terkecil ditemui di Kecamatan Balikpapan Selatan. Data jumlah tersebut menunjukkan jumlah Kepala Keluarga KK bukan Rumah Tangga RT dan belum dilakukan inventarisasi jumlah rumah tangga miskin sesuai format tabel SE-1. Permukiman dengan kondisi kumuh terbanyak dapat dtemukan di Kecamatan Balikpapan Barat, yaitu sekitar 3.340 unit. Permukiman kumuh didominasi berada di kawasan pesisir dengan konstruksi dari kayu rumah panggung dengan kondisi yang padat serta penataan lingkungan yang kurang teratur. Selain itu juga disebabkan minimnya sarana dan prasarana permukiman di kawasan tersebut. Permukiman kumuh terbanyak kedua dapat ditemukan di Kecamatan Balikpapan Utara, yaitu sejumlah 856 unit. Jumlah permukiman kumuh di Kota Balikpapan mencapai 4,83 dari total seluruh permukiman atau sejumlah 5.666 unit dari 117.405 unit. Kondisi permukiman kumuh dan tidak kumuh Kota Balikpapan dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 III. 21 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 Balikpapan Timur Barikpapan Barat Balikpapan Utara Balikpapan Tengah Balikpapan Selatan Balikpapan Kota 9,623 12,099 22,402 21,558 27,492 18,565 329 3,340 856 673 468 Ju ml a h Ru ma h U n it Kecamatan Tidak kumuh Kumuh Gambar 3.18. Permukiman Kumuh dan Tidak Kumuh Kota Balikpapan Sumber: RP3KP, 2015

4. Sumber Air Bersih

Cakupan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Balikpapan, sejauh ini belum menjangkau seluruh wilayah Kota Balikpapan. Jumlah pelanggan yang dilayani PDAM baru mencapai 89.912 sambungan. Kepesatan pertumbuhan kota tentu saja akan meningkatkan tuntutan kebutuhan akan air bersih. Terdapat beberapa permasalahan utama yang dihadapi Kota Balikpapan terkait pemenuhan kebutuhan air bersih. Diantara permasalahan tersebut adalah sebagai berikut : a. Kekurangan air baku dan sumber air baku. b. Infrastruktur pengelolaan dan pendistribusian air bersih. c. Kualitas air yang tidak stabil. d. Persoalan sumber daya manusia. Kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Balikpapan dipenuhi dari beberapa sumber, baik yang diolah maupun langsung dipergunakan. Pemenuhan kebutuhan air tersebut berasal dari : a. Sistem Penyediaan Air Minum SPAM melalui jaringan perpipaan, baik yang dikelola oleh PDAM Kota Balikpapan, Pertamina, perusahaan-perusahaan asing yang memiliki kawasan permukiman sendiri maupun pengembangan kawasan permukiman yang mengelola SPAM mandiri. b. Hidran Umumterminal air TAHU yang dilayani PDAM. c. Mobil tangki yang menghantarkan air dari PDAM maupun sumur bor yang dikelola swasta. d. Sumur dalam atau dangkal yang dikelola secara pribadi, kelompok warga atau perusahaan. . e. Air hujan yang ditampung dengan tampungan khusus. Berdasarkan penggunaan sumber air minum, lebih dari separuh masyarakat kota Balikpapan menggunakan air kemasan bermerk dan air isi ulang sebagai sumber air minum. Sejak tahun 2012 terjadi pergeseran dalam penggunaan sumber air minum oleh masyarakat di Balikpapan, dimana air kemasan bermerk dan air isi ulang merupakan yang paling banyak digunakan sebagai sumber air minum menggeser air leding meteran yang pada tahun-tahun sebelumnya merupakan sumber air minum yang paling dominan. Hal ini merupakan dampak dari gaya hidup yang semakin modern, LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 III. 22 dimana masyarakat memilih segala sesuatu yang praktis sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan. Namun demikian masih terdapat sekitar 0,3 persen rumah tangga yang masih menggunakan sumber air minum yang kurang memenuhi syarat kesehatan, yaitu sumur tidak terlindung, mata air tidak terlindung dan air hujan sebagai sumber air minum atau sumber lainnya. Mengenai hal ini diperjelas pada Tabel SE-2 Buku Data SLHD. Mengenai persentase rumah tangga yang dirinci menurut sumber air minum, disajikan dalam gambar berikut : Gambar 3.19. Presentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kota Balikpapan

10.05 46.32

33.02 5.86

3.04 1.12

0.28 0.21

0.07 0.02

Air kemasan bermerk Air isi ulang Leding meteran Leding eceran Sumur borpompa Sumur terlindung Sumur tak terlindung Mata air terlindung Mata air tak terlindung Air hujan Gambar 3.12. Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Minum di Kota Balikpapan, Tahun 2015 Sumber :Badan Pusat Statistik, Tahun 2015 Indikator sosial lain sebagai petunjuk kesejahteraan rumah tangga adalah ketersediaan fasilitas buang air besar atau jamban yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan penghuni. Tercatat rumah tangga yang menggunakan fasilitias jamban sendiri sebanyak 92,60 persen sementara yang menggunakan fasilitas jamban bersama dengan rumahtangga lain sebanyak 6,69 persen, sedangkan rumahtangga yang memakai jamban umum sekitar 0,41 persen,dan rumahtangga yang tidak memiliki jamban sekitar 0,29 persen.

a. Pengolahan Air Bersih oleh PDAM

Pelayanan air bersih oleh PDAM dimulai tahun 1976 dengan kapasitas kecil IPA Martadinata dan Gunung Sari. Pada tahun 1980-an dimulai pengembangan sistem penyediaan air minum SPAM oleh Proyek Air Bersih Kaltim dengan pembangunan Waduk Manggar, stasiun pompa intake dan pipa transmisi air baku, Instalasi Pengolahan Air IPA Swadaya Damai dan pemasangan jaringan pipa distribusi primer sampai dengan tersier dan tandon serta pompa booster. Tahun 1990- an, dilaksanakan kembali pengembangan SPAM meliputi pembangunan IPA Batu Ampar dan IPA Gunung Tembak, peningkatan IPA Gunung Sari, pemasangan pipa transmisi air baku, pembuatan sumur dalam, pompa booster dan tandon serta perluasan jaringan pipa distribusi. Pengembangan dilakukan kembali pada tahun 2000-an dengan pembangunan IPA Teritip, pembuatan sumur dalam, peningkatan IPA Batu Ampar, perbaikan pipa transmisi air baku serta perluasan jaringan pipa