StatusKondisi PressureTekanan BUKU Laporan SLHD 2015

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 I. 5 ini menjadi penyebab cepatnya rambatan api dari luar kawasan menyebrang kedalam kawasan HLSW; 2 material dalam hutan yang mudah terbakar karena kering. Secara umum di dalam kawasan hutan di Kalimantan suhu panas di dalam hutan dapat merubah material hutan seperti kayu dan daun yang telah mati atau gugur dapat menjadi kering dalam jangka waktu lebih kurang tiga hari. Kondisi demikian mengakibatkan material tersebut menjadi bahan bakar yang efektif dan menyebabkan kebakaran; 3 terdapatnya 13 titik singkapan batubara di kawasan HLSW yang berpotensi menjadi titik api yang dapat menyebabkan kebakaran dan dapat menyebar ketika di sekitar batubara tersebut terdapat material lain seperti kayu dan daun yang mudah terbakar pula. Gambar 1.3. Peta Titik Hospot Hutan Lindung Sungai Wain Sumber : BLH Kota Balikpapan Bidang Wasdal, 2015 Berbagai kejadian diatas menyebabkan kebakaran, dan timbulnya kabut asap. Kondisi seperti ini berpengaruh pada penurunan kualitas udara ambien Kota Balikpapan. Dampak kabut asap ini terukur dalam hasil analisis parameter PM10. Terlebih lagi, penurunan kualitas parameter PM10 pada swapantau. BLH Kota Balikpapan melakukan pemantauan pada bulan Oktober 2015, disaat intensitas kabut asap masih relatif tinggi. Dalam hal penurunan kualitas udara dari sumber emisi bergerak, lebih banyak disebabkan oleh kelalaian pemilik kendaraan yang tidak melakukan pemeliharaan kendaraannya dengan baik dan secara berkala.

c. ResponUpaya

Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan dalam mengatasi kebakaran hutan di HLSW dan HLSM, baik yang bersifat tanggap darurat kebakaran maupun dalam bentuk dukungan kebijakan. Upaya dimaksud antara lain: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 I. 6 1 melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam menyusun rencana aksi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. 2 melakukan siaga kebakaran hutan dan kegiatan patroli rutin kawasan dengan melibatkan unsur TNIPolri, Tagana, BASARNAS, dan BPBD Kota Balikpapan serta masyarakat sekitar. 3 melakukan pemadaman api pada titik-titik api oleh tim gabungan; 4 melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran pembakaran hutan dan lahan; 5 menetapan siaga bencana kebakaran hutan lindung sungai wain berdasarkan SK Walikota Balikpapan nomor 3677022015 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kebakaran di kawasan HLSW dan DAS Manggar pada tanggal 26 Oktober 2015. 6 meminta dukungan perusahaan untuk turut aktif membantu penanganan dan pemadaman kebakaran, baik berupa bantuan personil, peralatan, maupun logistik. Setelah respon cepat tanggap terhadap kebakaran hutan dilaksanakan, maka diperlukan upaya tindak lanjut dalam penanganan dan penanggulangan kebakaran di HLSW dan HLSM.Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah evaluasi pasca tanggap darurat yang menghasilkan hal –hal sebagai berikut: 1 Identifikasi dan inventarisasi bencana yang menghasilkan angka luas hutan yang terbakar mencapai 922,7 hektar; 2 Ditemukannya masih ada kebakaran hutan dan beberapa titik batu bara yang terbakar; 3 Meningkatnya ancaman kerusakan HLSW akibat dari kegiatan illegal loging, perambahan hutan dan perburuan liar; 4 Prediksi El Nino yang bisa berlanjut hingga pertengahan tahun 2016; 5 Dikeluarkan SK Walikota Balikpapan nomor 188.45-4372015 pada tanggal 4 November 2015 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan lahan di Hutan Lindung Sungai Wain. Rapat koordinasi dan evaluasi juga menghasilkan poin penting lainnya dalam upaya penanganan dan penanggulangan kebakaran hutan di HLSW, yaitu: 1 Memastikan wilayah terbakar benar-benar padam dan tidak meluas lagi. 2 Membuat persiapan pencegahan masuknya api dari segala arah selama kemarau panjang El Nino sambil membenahi kontrol akses oknum luar pemburu, pencari gaharu, dll. 3 Melakukan langkah-langkah kongkrit berupa; Memastikan wilayah yang telah terbakar telah disekat. 4 Memastikan memadamkan batu bara yang masih terdapat bara api. 5 Melakukan optimalisasi Pos untuk mencegah akses orang masuk ke wilayah hutan 6 Membuat sekat bakar keliling seluruh hutan lindung dan pelaksanaan pembuatan penambahan sekat bakar sesuai usulan hasil observasi lapangan.