LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 I. 6
1 melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam menyusun rencana aksi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.
2 melakukan siaga kebakaran hutan dan kegiatan patroli rutin kawasan dengan melibatkan unsur TNIPolri, Tagana, BASARNAS, dan BPBD Kota Balikpapan
serta masyarakat sekitar. 3 melakukan pemadaman api pada titik-titik api oleh tim gabungan;
4 melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran pembakaran hutan dan lahan; 5 menetapan siaga bencana kebakaran hutan lindung sungai wain berdasarkan SK
Walikota Balikpapan nomor 3677022015 tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Kebakaran di kawasan HLSW dan DAS Manggar
pada tanggal 26 Oktober 2015. 6 meminta dukungan perusahaan untuk turut aktif membantu penanganan dan
pemadaman kebakaran, baik berupa bantuan personil, peralatan, maupun logistik. Setelah respon cepat tanggap terhadap kebakaran hutan dilaksanakan, maka diperlukan
upaya tindak lanjut dalam penanganan dan penanggulangan kebakaran di HLSW dan HLSM.Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya adalah evaluasi pasca tanggap darurat
yang menghasilkan hal –hal sebagai berikut:
1 Identifikasi dan inventarisasi bencana yang menghasilkan angka luas hutan yang terbakar mencapai 922,7 hektar;
2 Ditemukannya masih ada kebakaran hutan dan beberapa titik batu bara yang terbakar;
3 Meningkatnya ancaman kerusakan HLSW akibat dari kegiatan illegal loging, perambahan hutan dan perburuan liar;
4 Prediksi El Nino yang bisa berlanjut hingga pertengahan tahun 2016; 5 Dikeluarkan SK Walikota Balikpapan nomor 188.45-4372015 pada tanggal 4
November 2015 tentang Pembentukan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan lahan di Hutan Lindung Sungai Wain.
Rapat koordinasi dan evaluasi juga menghasilkan poin penting lainnya dalam upaya penanganan dan penanggulangan kebakaran hutan di HLSW, yaitu:
1 Memastikan wilayah terbakar benar-benar padam dan tidak meluas lagi. 2 Membuat persiapan pencegahan masuknya api dari segala arah selama
kemarau panjang El Nino sambil membenahi kontrol akses oknum luar pemburu, pencari gaharu, dll.
3 Melakukan langkah-langkah kongkrit berupa; Memastikan wilayah yang telah terbakar telah disekat.
4 Memastikan memadamkan batu bara yang masih terdapat bara api. 5 Melakukan optimalisasi Pos untuk mencegah akses orang masuk ke wilayah
hutan 6 Membuat sekat bakar keliling seluruh hutan lindung dan pelaksanaan
pembuatan penambahan sekat bakar sesuai usulan hasil observasi lapangan.
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 I. 7
7 Memberlakukan sistem siaga dan gerak cepat 24 jam yang dapat mengantisipasi dan mencegah kebakaran susulan.
2. Terbatasnya lahan untuk budidaya a. StatusKondisi
Kota Balikpapan memiliki kebijakan RTRW dengan konsep 52 : 48, dengan pengertian 52 dialokasikan untuk lingkungan hidup dan hanya 48 yang dapat dibudidayakan. Dengan
konsep seperti ini, lahan budidaya relatif terbatas. Berdasarkan hasil kajian DTKP, dari 48 wilayah yang dapat dibudidaya telah terbangun 25,08 sehingga sampai saat ini masih terdapat
22, 92 lahan budidaya yang tersedia.
b. PressureTekanan
Disisi lain, tingkat investasi dan kegiatan pembangunan di Kota Balikpapan relatif cepat. Hal ini memicu semakin terbatasnya kawasan
dan lahan untuk pembangunan. Sesuai Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 5 Tahun 2005 tentang RTRW Kota Balikpapan Tahun 2005
– 2015, dari 2.198 Ha lahan industri di Kawasan Industri Kariangau KIK telah dimanfaatkan
untuk investasi seluas 2.000 Ha. Lahan investasi untuk pengembangan industri tahu tempe seluas 9 Ha di wilayah
Somber, saat ini masih tersedia hanya 2,5 Ha lagi dan 6,5 Ha sudah dimanfaatkan untuk industri tahu tempe.
Tingkat kepadatan penduduk di Balikpapan relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk rata-rata 1.222 jiwakm
2
. Secara umum kecamatan di wilayah pusat kota yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan Kota dan Kecamatan Balikpapan
Tengah memiliki kepadatan 7.072 jiwakm
2
. Kepadatan penduduk di tiga wilayah kecamatan ini masuk kategori tinggi 5.000
– 10.000 jiwakm
2
.
c. ResponUpaya
Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan untuk mengatasi terbatasnya lahan untuk budidaya. Upaya dimaksud antara lain :
1 Perluasan Kawasan Industri Kariangau KIK. Hal ini sesuai Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012
– 2032, telah diperluas alokasi areal untuk KIK menjadi 2.721 Ha. Sampai saat ini,
secara keseluruhan luasan kawasan industri yang sudah dikeluarkan persetujuan prinsip untuk investasi di KIK tersebut seluas 2.198 Ha;
2 Pembangunan Coastal Road menjadi prioritas pembangunan kota dengan sasaran menciptakan pusat kota baru pusat perdagangan yang bernuansa pantai di pusat
Kota Balikpapan. Coastal Road diarahkan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, mengembangkan akses publik ke pantai dan penataan estetika kota. Pembangunan
Coastal Road ini juga bertujuan untuk meningkatkan fungsi kawasan tepi pantai Balikpapan dalam merealisasikan konsep Water Front City. Lokasi Coastal Road di
sepanjang Jl. Jend. Sudirman sepanjang 7,8 Km. Reklamasi direncanakan di sepanjang tepi laut, sejauh 230 m - 830 m dari surut air laut terendah dengan luas
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 I. 8
reklamasi 3.299.960 m
2
, terbagi atas 8 segmen kawasan. Kedelapan kawasan ini dibentuk berdasarkan pada karakteristik tematik kawasan, yakni tower park, lagoon
forest park, old down town, new civic center, new down town, technopark, housing park dan small paradise dan perkiraan nilai investasi proyek Coastal Road Balikpapan
diperkirakan mencapai Rp 23,4 Triliun. Sudah ada 7 investor untuk menggarap 7 segmen kawasan Coastal Road, kecuali segmen 2 yang akan dibangun dan
dikembangkan oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Ketujuh investor tersebut adalah PT. Pandega Citra Niaga, PT. Sentra Gaya Makmur konsorsium antara Vico dan
Helindo, PT. Wulandari Bangun Lestari, PT. Karunia Wahana Nusa, PT. Sugico Graha, PT. Daksa Kalimantan Putra dan PT. Avica Jaya Nusantara.
3. Ketersediaan air baku a. StatusKondisi
Air baku di Kota Balikpapan relatif terbatas. Sampai saat ini menurut data PDAM masih mengalami defisit air baku sebesar 400 literdetik. Sumber air baku yang ada di Kota Balikpapan
meliputi Waduk Manggar dengan kapasitas 900 literdetik, IPA Kampung Damai kapasitas 100 literdetikm IPA Gunung Sari kapasitas 125 literdetik, IPA Batu Ampar kapasitas 40 literdetik,
IPA Teritip kapasitas 54 literdetik, IPA Manggar kapasitas 12 literdetik dan IPA Prapatan kapasitas 50 literdetik.
Selain pemanfaatan air baku yang bersumber dari air permukaan, PDAM Kota Balikpapan juga melakukan pemanfaatan air baku yang bersumber dari air sumur dalam.
Pemanfaatan air sumur dalam ini dipantau dengan menggunakan sumur pantau. Sumur pantau merupakan suatu instrument untuk memantau level muka air tanah pada
suatu kawasan. Dengan adanya sumur pantau, maka dapat diketahui potensi air tanah pada suatu daerah cekungan air tanah yang telah diambil pada kedalaman tertentu.
Pemerintah Kota Balikpapan memiliki 5 lima unit sumur pantau air tanah, yaitu : 1 Sumur pantau air tanah wilayah Manggar S : 01
⁰1328.3 E : 116⁰5752,1 2 Sumur pantau air tanah wilayah Damai Baru S : 01
⁰1526.6 E : 116⁰5201,4 3 Sumur pantau air tanah wilayah Gunung Malang S : 01
⁰1546.5 E : 116⁰5035,9 4 Sumur pantau Telaga Sari S : 01
⁰1605.4 E : 116⁰5000,5 5 Sumur pantau wilayah Margomulyo.
Tabel 1.2. Data Lokasi Sumur Pantau dan Kedalaman Muka Air Tanah
Tahun 2014 dan 2015 Lokasi Sumur
Pantau Piezometer m
Kedalaman Muka Air Tanah Tahun
2014 m Kedalaman
Muka Air Tanah
Tahun
2015 m Status
Level MAT
Gunung 41
– 44 15,33
14,94 Naik
Malang 96
– 99 15,38
14,64 Naik
144 – 147
15,49 14,79
Naik