Ekosistem Hutan Mangrove Ekosistem Lamun

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 79 lamun yang terbentuk oleh satu jenis lamun vegetasi tunggal dan atau lebih dari 1 jenis lamun vegetasi campuran. Padang lamun merupakan sumber daya alam yangmempunyai berbagai fungsi sebagai habitat tempat berkembangbiak, mencari makan dan berlindung bagi biota laut, peredamgelombang air laut, pelindung pantai dari erosi serta penangkap sedimen. Oleh karena itu, keberadaannya harus dipelihara dan dilestarikan. Berdasar pada Studi Eksplorasi dan Inventarisasi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil, Terumbu Karang, Padang Lamun dan Mangrove, lamun dan rumput laut di perairan pantai kota Balikpapan berada di perairan Teritip sampai dengan Pulau Tukung dalam kondisi rusak. Jenis rumput laut yang ada di Kota Balikpapan, antara lain: 1. Euchema sp 2. Padina sp 3. Halemida sp Jenis Ekosistem Lamun yang ada di Perairan Teluk Balikpapan adalah sebagai berikut : 1. Halodule uninervis 2. Halophila ovate 3. Enhalus acoroides Sebaran prosentase tutupan lamun dan rumput laut yang berada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut: 1. Teritip : 3,5 – 7,2 2. Lamaru : 0-3 3. Manggar : 0-4 4. Sepinggan : 3,6 – 10,8 5. Pulau Tukung : 0-5,5 Berdasarkan Tabel SD-20 Buku Data SLHD, kondisi tutupan lamun sama dengan data tahun 2012. Diketahui luas tutupan padang lamun di Kecamatan Balikpapan Barat sebesar 0,04 Ha dengan prosentase area kerusakan paling minim berkisar antara 0 – 7,2. Sedangkan penurunan luas tutupan padang lamun yang signifikan berada di Kecamatan Balikpapan Barat Pulau Balang sebesar 0,32 Ha dengan prosentase area kerusakan paling tinggi berkisar antara 12 – 32,5. Menyadari kondisi ini, memperkuat dorongan bagi Pemerintah Kota untuk melakukan berbagai upaya, guna melestarikan keberadaan tutupan padang lamun, khususnya pada kondisi yang saat ini berkategori rusak.

e. Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove sebagai daerah transisi antara daratandengan lingkungan lautnyamemiliki berbagai fungsi.Hutan mangrove berperan melindungi berbagai ancaman dari darat maupun dari laut seperti gelombang pasang surut ataupun di saat terjadi badai. Kawasan hutan mangrove di Kota Balikpapan bagian Timur ditemukan di Kelurahan Teritip dan DAS Manggar. Dari analisis data citra satelit 2007 dan 2009 dengan resolusi tinggi, foto udara 2005 dan kunjungan lapangan pada tahun 2012, Hutan Mangrove Kota Balikpapan seluas 2.537,15 Ha. Kawasan hutan mangrove tersebar di kawasan pantai timur Balikpapan tersebar dari muara LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 80 Sungai Selok Api, Sungai Teritip sampai Sungai Aji Raden, Sungai Manggar, Kelurahan Lamaru dan Kelurahan Manggar. Sedangkan di teluk tersebar di DAS serta pulau-pulau di Kota Balikpapan.

F. Iklim

Berdasarkan data Curah Hujan dari Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Balikpapan bahwa curah hujan di tahun 2015 dari bulan Januari hingga Desember tercatat jumlah curah hujan bulanan yang tertinggi adalah pada bulan Juli yang mencapai 509,8 mm dan menunjukkan kenaikan sebesar 17,24 dibanding tahun 2014. Terjadi kondisi ekstrim dimana curah hujan sebanyak 0 mm terjadi pada bulan September 2015. Diperkirakan dampak El Nino yang berpengaruh pada kondisi iklim Kota Balikpapan. Mengenai gambaran curah hujan selama 6 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 2.58. Curah Hujan Kota Balikpapan Tahun 2010 – 2015 Sumber : Hasil Olahan Tim SLHD, Tahun 2015 Suhu udara rata-rata bulanan pada tahun 2015 terendah 26,8ºC terjadi pada bulan Pebruari dan tertinggi mencapai 28,6 ºC terjadi pada bulan Okober dan Desember. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, terjadi peningkatan suhu sebesar 6,3 dibandingkan tahun 2014. Kenaikan suhu ini sejalan dengan data curah hujan yang ditunjukkan pada gambar 2.58. Kenyataan ini makin memperkuat bahwa kondisi iklim di Kota Balikpapan semakin memanas. Mengenai gambaran suhu di Kota Balikpapan Tahun 2010 – 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini