LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 75
Sesuai  tabel  SD-19,  pada  tahun  2015  ini,  data  sebaran  terumbu  karang  yang  digunakan masih  mengacu  data  tahun  2012.  Pembaruan  data  dilakukan  minimal  3  tahun  sekali  oleh  instansi
teknis  terkait.  Terumbu  Karang  adalah  kumpulan  karang  dan  atau  suatu  ekosistem  karang  yang dibangun  terutama  oleh  biota laut  penghasil kapur  bersama-sama  dengan  biota  yang  hidup  didasar
laut  lainnya  serta  biota  lain  yang  hidup  bebas  di  dalam  perairan  sekitarnya.  Terumbu  karang merupakan sumber daya alam yang mempunyai berbagai fungsi sebagai habitat tempat berkembang-
biak dan berlindung bagi sumber daya hayati laut. Beberapa  hewan  karang  yang  dijumpai  adalah  berasal  dari  jenis  Arcopora  sp.  Kebanyakan
dijumpai  ditepi  pantai  dalam  keadaan  mati.  Keberadaan  hewan  karang  ini  sangat  terpengaruh  oleh beberapa  faktor  pembatas    yaitu  :  Tingkat  kecerahan  air  ,  Salinitas,Suhu,  Sedimen  yang  terlarut
dalam air Kerusakan  terumbu  karang  di  Teluk  Balikpapan  sebagian  disebabkan  oleh  meningkatnya
suplai  sedimen  yang  masuk  ke  perairan  teluk.  Selain  faktor  fisik,  kerusakan  terumbu  karang  juga dipicu oleh  kegiatan  yang  merusak  oleh  masyarakat,  baik  secara langsung  maupun  tidak langsung.
Kerusakan  besar  terhadap  terumbu  karang  di  kawasan  Balikpapan  Timur  dan  Balikpapan  Selatan terjadi  pada  tahun  80-an,  dimana  pengambilan  batu  karang  banyak  dilakukan  secara  massif  untuk
keperluan pembangunan pondasi rumah. Untuk  menjamin  kelestarian  terumbu  karang  ini,  Pemerintah  Kota  Balikpapan  berkomitmen
untuk menggabungkan kawasan industri yang ramah lingkungan dengan menerapkan zero waste dan zero  sediment.  Hal  ini  sangat  strategis,  mengingat  kawasan  Kota  Balikpapan  berada  pada  posisi
tengah, antara Teluk Balikpapan dan Hutan Lindung Sungai Wain. Mengenai  lokasi  terumbu  karang  di  Kota  Balikpapan  berikut  jenisnya  di  perairan  Kota
Balikpapan, khususnya di pesisir Teluk Balikpapan, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.54. Survey Karang di Teluk Balikpapan
Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 76
Gambar 2.55. Spesies Terumbu Karang di Kota Balikpapan
Callyspongia Favia
Faviidae GalaxeaGalaxea
Lobophila Menella
Sumber : BLH Kota Balikpapan,  Tahun 2015
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 77
Gambar 2.56. Sebaran Lokasi Terumbu Karang dan Beting Karang di Perairan Kota Balikpapan
Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015
2. Jenis Terumbu Karang
Menurut Laporan Studi Sebaran Sedimen dan Terumbu Karang di Perairan Balikpapan pada tahun  2008  oleh  BLH  Kota  Balikpapan  dan  PT.  Nuansa  Citramandiri,  tipe  terumbu  karang  yang
terdapat  di  wilayah  pesisir  kota  Balikpapan  tergolong  dalam  tipe  mendatar  platform  reef.  Jumlah spesies  terumbu  karang  di  perairan  kota  Balikpapan  yang  telah  tercatat  adalah  sejumlah  21  jenis
sesuai tabel 19-C. Belum ada penambahan jenis spesies terumbu karang dari tahun 2011 sampai tahun 2013 ini
belum ada studi dan inventarisir dilakukan tahun 2013 ini.Jenis yang dominan terutama merupakan jenis dari famili Acroporidae Montipora sp., Acropora sp. sesuai tabel 19-D.
3. Kondisi Terumbu Karang
Berdasar Tabel SD-19 Buku Data SLHD, diketahui bahwa tutupan terumbu karang tersebar di 3  kecamatan  yaitu  Kecamatan  Balikpapan  Timur,  Kecamatan  Balikpapan  Selatan  dan  Kecamatan
Balikpapan Barat dengan terumbu karang terbanyak terdapat berada di Kecamatan Balikpapan Barat yang  mencapai  75,43  atau  seluas  28,49  Ha.  Kondisi  terumbu  karang  ini  termasuk  dalam  kriteria
sedang  dan  rusak.  Terumbu  karang  yang  masuk  dalam  kriteria  rusak  dominan  berada  di  wilayah Kecamatan  Balikpapan  Barat,  yang  mencapai  50  di  wilayah  Sungai  Berenga  dan  Muara  Sungai
Tempadung. Pemerintah  Kota  Balikpapan  bersama-sama  dengan  perusahaan  di  Kawasan  Industri
Kariangau  akan  melakukan  upaya  untuk  menjaga  kelestarian  terumbu  karang.  Salah  satu  upaya dimaksud adalah dengan melakukan penghijauan pada kawasan green belt antara KIK dengan Teluk
Balikpapan. Disamping itu, akan dikaji teknik untuk pelestarian terumbu karang di Teluk Balikpapan.
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 78
c.  Ekosistem Hutan Mangrove
Kawasan  hutan  mangrove  Kota  Balikpapan  tersebar  di  sepanjang  Teluk  Balikpapan  hingga kawasan  pesisir  timur  Balikpapan.  Berdasarkan  Tata  Ruang  Wilayah  Kota  Balikpapan  2005-7015,
kawasan  mangrove  merupakan  kawasan  non  budidaya  yang  menjadi  kawasan  suaka  alam  hayatl dan cagar alam. Kawasan hutan mangrove di Kota Balikpapan saat ini mencapai 3.031,95 Ha.
Hutan  mangrove  di  sepanjang  pesisir  Balikpapan  yang  kondisinya  masih  baik  kurang  lebih 2,160  Ha  CRMP,  2002  dan  Ground  Check  2004.  Luasan  tersebut  tersebar  di  pesisir  barat  atau
Teluk  Balikpapan,  sungai Wain  Besar  dan  Kecil  1.810  Ha;  sedangkan  luas  mangrove  yang  rusak sekitar 34,75 Ha 1,62 , berdasarkan luasan mangrove yang telah di rehabilitasi.
Secara  umum  di  kawasan  Pantai  barat  Kemantis-  Pantai  Timur  Selok  Api,  mangrove  yang dijumpai
berasal dari
genus Avicennia,
Xylocarpus, Bruguiera,
Ceriops, Rhizophora,
Sonneratia,Scyphiphora,  Lumnitzero  dan  Nypa.  Di  kawasan  pesisir  Teluk  Balikapapan  dapat ditemukan Nypa Fruticans, Rhyzophora mucronata dan Rhyzophora stylosa pada isis daratan pesisir
teluk,  kemudian  Sonneratia  alba  dan  Avicennia  alba  pada  sisi  kearah  laut.  Luasan  mangrove  yang telah direhabilitasi selama tahun 2002-2004 di kawasan pesisir Balikapapan Barat clan Timur seluas
29 Ha Balikpapan Barat sekitar 28 Ha dan Balikpapan Timur sekitar 1 Ha. Ekosistern  mangrove  di  kawasan  Sungai  Tempadung  dan  Sungai  Berenga  didominasi  oleh
jenis  Rhyzophora  mucronata  clan  Rhyzophora  stylosa.Hal  ini  disebabkan  kondisi  substrat  berupa lumpur yang sesuai untuk tumbuh dan berkernbannya mangrove jenis ini.
Berdasarkan  Tabel  SD-21  Buku  Data  diketahui  terjadi  peningkatan  luas  tutupan  mangrove sebesar 5,12 dari tahun 2013 seluas 2.298,73 Ha menjadi 2.422,83 Ha dengan prosentase tutupan
berkisar antara 2 – 70.
Gambar 2.57. Hutan Mangrove Kota Balikpapan
Sumber : BLH Kota Balikpapan, Tahun 2015
d.  Ekosistem Lamun
Lamun Seagrass adalah tumbuhan berbunga Angiospermae yang hidup dantumbuh di laut dangkal,  mempunyai  akar,  rimpang  rhizome,  daun,  bunga  dan  buahdan  berkembang  biak  secara
generatif penyerbukan bunga dan vegetative pertumbuhan tunas. Padang lamun adalah hamparan
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 79
lamun  yang  terbentuk  oleh  satu  jenis  lamun  vegetasi  tunggal  dan  atau  lebih  dari  1  jenis  lamun vegetasi campuran. Padang lamun merupakan sumber daya alam yangmempunyai berbagai fungsi
sebagai  habitat  tempat  berkembangbiak,  mencari  makan  dan  berlindung  bagi  biota  laut, peredamgelombang  air laut,  pelindung  pantai  dari  erosi  serta  penangkap  sedimen.  Oleh karena itu,
keberadaannya harus dipelihara dan dilestarikan. Berdasar pada Studi  Eksplorasi dan Inventarisasi Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil, Terumbu
Karang,  Padang  Lamun  dan  Mangrove,  lamun  dan  rumput  laut  di  perairan  pantai  kota  Balikpapan berada di  perairan Teritip sampai dengan Pulau Tukung dalam kondisi rusak. Jenis rumput laut yang
ada di Kota Balikpapan, antara lain: 1.  Euchema sp
2.  Padina sp 3.  Halemida sp
Jenis Ekosistem Lamun yang ada di Perairan Teluk Balikpapan adalah sebagai berikut : 1.  Halodule uninervis
2.  Halophila ovate 3.  Enhalus acoroides
Sebaran prosentase tutupan lamun dan rumput laut yang berada di Kota Balikpapan adalah sebagai berikut:
1.  Teritip : 3,5
– 7,2 2.  Lamaru
: 0-3 3.  Manggar
: 0-4 4.  Sepinggan
: 3,6 – 10,8
5.  Pulau Tukung : 0-5,5
Berdasarkan Tabel SD-20 Buku Data SLHD, kondisi tutupan lamun sama dengan data tahun 2012. Diketahui luas tutupan padang lamun di Kecamatan Balikpapan Barat sebesar 0,04 Ha dengan
prosentase  area  kerusakan  paling  minim  berkisar  antara  0 –  7,2.  Sedangkan  penurunan  luas
tutupan  padang  lamun  yang  signifikan  berada  di  Kecamatan  Balikpapan  Barat  Pulau  Balang sebesar    0,32  Ha  dengan  prosentase  area  kerusakan  paling  tinggi  berkisar  antara  12
–  32,5. Menyadari  kondisi  ini,  memperkuat  dorongan  bagi  Pemerintah  Kota  untuk  melakukan  berbagai
upaya, guna melestarikan keberadaan tutupan padang lamun, khususnya pada kondisi yang saat ini berkategori rusak.
e.  Ekosistem Hutan Mangrove