Hutan Lindung Sungai Wain

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 6 6 Pemanfaatan Waduk Wain : 25,49 Ha 7 Buffer Zone dengan ketebalan 500 m : 1.577,39 Ha Jika dibandingkan dengan daerah lain, pemagaran hutan lindung baru dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan. Tentunya ini merupakan sebuah kebijakan dalam rangka pelestarian kawasan hutan mengingat pentingnya fungsi suatu hutan bagi kehidupan. Pembagian blok pengelolaan Hutan Lindung Sungai Wain sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2008 tentang peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung dengan memperhatikan: 1 Pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam; 2 Ketentuan larangan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan dan tutupan vegetasi; 3 Pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan dan dibawah pengawasan ketat.

b. Kebun Raya Kota Balikpapan

Kebun Raya Balikpapan seluas 309,22 Ha ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.68Menhut-II2009 tanggal 26 Februari 2009 tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Untuk Hutan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Latihan Dalam Bentuk Kebun Raya Balikpapan. Kawasan ini tidak menambah luas kawasan lindung karena merupakan bagian dari Hutan Lindung Sungai Wain, juga tidak merubah status Hutan Lindung Sungai Wain sebagai hutan lindung. Program pembangunan Kebun Raya Kota Balikpapan ini merupakan salah satu program pengembangan dan peningkatan partisipasi masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan hutan lindung Sungai Wain secara utuh. Dengan adanya Kebun Raya Balikpapan diharapkan masyarakat sekitar akan berperan aktif dalam pengelolaan hutan terutama untuk peningkatan kesejahteraan dengan menciptakan lapangan usaha baru bagi masyarakat. Kondisi Kebun Raya Sungai Wain Balikpapan saat ini tentunya belum dapat dilihat sempurna seperti kebun raya yang sudah ada. Dibutuhkan waktu dan dana yang cukup besar untuk bisa mewujudkan bentuk seperti yang telah direncanakan dalam desain detail. Tumbuhan yang ada saat ini masih harus ditata sesuai desain kebun raya. Pembangunan Kebun Raya Sungai Wain Balikpapan di Hutan Lindung Sungai Wain tidak bertentangan dengan hutan lindung karena tidak merubah status sebagai hutan lindung dan tujuan utama program ini adalah konservasi dan pengkayaan tumbuhan sehingga jika masyarakat akan melihat Hutan Lindung Sungai Wain cukup berkunjung ke Kebun Raya Sungai Wain Balikpapan.

c. Hutan Lindung Sungai Manggar

Berdasarkan interpretasi citra satelit LANDSAT-TM 2000, tutupan lahan di kawasan ini didominasi oleh semak belukar dan perkebunan penduduk. Keberadaan Hutan lindung Sungai Manggar ini sangatlah penting karena dalam wilayah ini terdapat Waduk Manggar yang menyediakan air baku bagi 80 penduduk Kota Balikpapan. LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2015 II. 7 Jika dibandingkan dengan kondisi hutan lindung Sungai Wain, kondisi Hutan Lindung Sungai Manggar menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Balikpapan untuk melakukan rehabilitasi. Keberadaan masyarakat di dalam kawasan saat itu ternyata meninggalkan permasalahan tersendiri dan menjadi kendala utama dalam pengelolaan kawasan ini. Tutupan lahan Hutan Lindung Sungai Manggar saat ini 60 didominasi semak belukar dan alang-alang. Keberadaan hutan tanaman industri merupakan lahan hutan PT. Inhutani dan tidak berproduksi yang berlokasi di Kecamatan Balikpapan Barat seluas 1.559 Ha dengan kondisi dilapangan berupa hutan sekunder yang tidak terjaga dan sangat rentan terhadap kebakaran hutan. Berdasarkan Tabel SD-9 Buku Data SLHD, luasan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan seluas 600 Ha. Sedangkan kerusakan akibat ladang berpindah, dan perambahan hutan seluas 36 Ha. Pemerintah Kota melalui BLH telah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur dan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk terus melakukan reboisasi di kawasan hutan lindung ini, khususnya yang terbakar pada tahun 2015 ini.

d. Hutan Kota

Sesuai tabel tambahan pada SD-9B, maka luasan hutan kota yang telah ditetapkan sebagai hutan kota bertambah 52,925 dibandingkan data pada RTRW Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 dari 62,417 Ha menjadi 132,5545 Ha. Sesuai Tabel SD-10 Buku Data SLHD dan uraian tersebut diatas, pada tahun 2012 Pemerintah Kota Balikpapan melalui Bappeda Kota Balikpapan sudah melakukan perhitungan konversi hutan menurut peruntukkan, yang dibagi menjadi 17 peruntukkan dengan luas 5.039,41 Ha, dan tidak ada perubahan peruntukkan untuk tahun 2015 ini.

B. Keanekaragaman Hayati

Sesuai tabel SD-11 dan SD-11A, belum ada perubahan inventarisasi data keanekaragaman hayati Kota Balikpapan dibandingkan data tahun 2014, dengan jumlah spesies diketahui mencapai 1.539 spesies. Spesies dominan yang diketahui adalah jenis tumbuhan mencapai 68,23 dan jumlah spesies dilindungi diketahui mencapai 158 spesies yang didominasi jumlah hewan yang dilindungi mencapai 76,58. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas varian gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah, yang merupakan dasar kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan. Keanekaragaman Hayati dibedakan menjadi 3 tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem, yaitu: 1. Keanekaragaman gen genetic diversity merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mendiami bumi; 2. Keanekaragaman jenis species diversity merujuk kepada keanekaragaman organisme hidup di bumi diperkirakan berjumlah 5-50 juta tetapi hanya 1,4 juta yang baru dipelajari;