Keanekaragaman Hewan KELAS X HERNI BUDIATI

112 Biologi SMA dan MA Kelas X Tugas 6.3 4. Manfaat Sosial Keanekaragaman hayati secara alami merupakan bagian sistem sosial dan budaya masyarakat setempat. Kegiatan mereka tidak dapat terlepas dari keanekaragaman hayati di lingkungannya. Kamu dapat mengamati pola hidup suku-suku di pedalaman, mereka yang lebih mengandalkan potensi alam dibandingkan dengan masyarakat kota. Keanekaragaman hayati juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat rekreasi, olah raga, hiburan, dan pendidikan. Carilah informasi jenis-jenis sumber daya alam hayati yang khas bagi daerahmu, kemudian diskusikan dengan kelompokmu tentang produk yang dihasilkan dan pemanfaatannya. Kamu tentu mengetahui begitu banyak manfaat sumber daya alam bagi kehidupan. Namun harus diingat bahwa pemanfaatan atau eksploitasi yang berlebihan dapat mengancam kelestariannya. Kenyataannya peningkatan jumlah penduduk bumi dan kemajuan ilmu dan teknologi mendorong eksploitasi sumber daya alam hayati yang semakin meningkat. Setiap tahun jutaan hektar hutan menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kegiatan manusia. Tahukah kamu, luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hingga saat ini, Indonesia telah kehilangan hutan aslinya lebih dari 75 persen. Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar- besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985 – 1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997 – 2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Angka ini terus meningkat ketika diberlakukan otonomi daerah, di mana hak pengelolaan hutan diserahkan kepada masing-masing daerah. Ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Kerusakan hutan telah mengakibatkan sebagian besar kawasan Indonesia menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana kekeringan, banjir, maupun tanah longsor. Selain itu, kerusakan hutan juga berarti kehilangan keanekaragaman hewan dan tumbuhan yang selama ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Hutan adalah sumber kehidupan bagi sebagian rakyat Indonesia. Hilangnya hutan akan menyebabkan hilangnya sumber makanan dan obat-obatan. Hutan hujan tropis diperkirakan mengandung 50 – 90 keanekaragaman hayati dunia, sehingga pembabatan hutan hujan tropis dapat menyebabkan hilangnya 15 spesies yang hidup di hutan tersebut. D Pelestarian Sumber Daya Alam Gambar 6.10 Perusakan lingkungan menyebabkan hilang- nya keanekaragaman hayati. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Keanekaragaman Hayati 113 Ancaman kelestarian sumber daya alam bukan hanya karena kerusakan hutan. Kamu harus tahu bahwa reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industri yang tidak dilengkapi unit pengolahan limbah, perburuan liar, introduksi bibit tanaman dan hewan unggul, serta pemakaian bahan kimia seperti pupuk dan pestisida dalam intensifikasi pertanian secara berlebihan juga dapat menghancurkan keanekaragaman hayati. Apabila ke- giatan tersebut tidak segera diatasi, keseimbangan alam akan rusak dan manusia sendiri yang akan menderita kerugian. Untuk itu, agar sumber daya alam dan keanekaragaman hayati tidak terancam kelestariannya, maka harus di- kembangkan sikap arif dan bijaksana dalam memanfaatkannya, yaitu selalu mempertimbangkan aspek manfaat dan aspek kelestarian dalam setiap eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. Kerusakan sumber daya alam merupakan tanggung jawab bersama seluruh bangsa dan negara. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Tidak menerapkan sistem tebang habis terhadap semua pohon di hutan dengan semena-mena, melainkan secara terencana dengan sistem tebang pilih penebangan selektif, hanya pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang boleh ditebang. Cara penebangan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya. 2. Melakukan penghijauan dan reboisasi reforestasi, yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak. 3. Menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain. 4. Mencegah kebakaran hutan. Untuk menjaga kelestarian hewan langka, maka penang- kapan dan perburuan harus mentaati peraturan yang berlaku, diantaranya sebagai berikut. 1. Para pemburu harus mempunyai lisensi surat izin berburu. 2. Senjata untuk berburu harus ditentukan jenisnya. 3. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan. 4. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka. 6. Mematuhi waktu berburu karena ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu saja. 7. Harus menaati konvensi dengan baik. Konvensi ialah aturan- aturan yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh pemburu. Misalnya, tidak boleh menembak hewan yang bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buruannya lepas dalam keadaan terluka. Usaha pemerintah untuk melestarikan keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut. 1. Memberikan penghargaan kepada pihak yang berjasa dalam pelestarian lingkungan, misalnya kalpataru dan adipura. 2. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. Gambar 6.11 Perburuan liar mengan- cam kehidupan satwa liar yang dilindungi. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 114 Biologi SMA dan MA Kelas X 3. Mendirikan berbagai taman nasional dan ratusan cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, taman laut, dan kebun raya yang dikenal dengan PPA Perlindungan dan Pengawetan Alam. Contohnya adalah sebagai berikut. a. Taman Nasional Gunung Leuser, terletak di Propinsi Sumatra Utara dan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan luas sekitar 9.500 km 2 di ketinggian 3.400 m dpl. Memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi yaitu dihuni lebih dari 4.000 spesies sehingga merupakan taman nasional terpenting di Asia Tenggara. Jenis hewan yang ada misalnya siamang, lutung, monyet, harimau sumatra, badan sumatra, burung madu, dan burung kuau raja. b. Taman Nasional Kerinci Seblat, terletak di Propinsi Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan dan Bengkulu sebelah selatan Danau Toba dengan luas 15.000 km 2 sehingga menjadi taman nasional terbesar dan merupakan habitat alami bunga bangkai dan bunga rafflesia. Hewan yang menghuni misalnya gajah, badak, tapir, harimau, beruang madu, dan macan dahan. c. Taman Nasional Ujung Kulon, terletak di ujung barat Pulau Jawa dengan luas 786 km 2 , merupakan hutan dataran rendah, hutan bakau, dan hutan tepi pantai sebagai habitat berbagai hewan yang terancam punah seperti badak bercula satu, banteng, macan tutul, rusa, ajag, siamang jawa, penyu, dan berbagai jenis primata. d. Taman Nasional Komodo, terletak di Nusa Tenggara Timur dengan luas 750 km 2 , meliputi hutan musim sebagai habitat berbagai jenis hewan seperti komodo, ular, kadal endemik, rusa, babi hutan, burung kakatua, burung rahib, dan burung gosong. e. Taman Nasional Tanjung Putting, terletak di Pulau Kalimantan dengan luas 3.050 km 2 . Taman nasional ini terletak di dataran rendah sekitar pantai yang banyak ditumbuhi palem, pandan, epifit, dan tumbuhan pemakan serangga. Hewan yang menghuni diantaranya bekantan, ikan arwana, dan sinyuong, serta sebagai pusat rehabilitasi orang utan. f. Cagar Alam Lorentz di Irian Jaya, merupakan cagar alam terbesar dengan luas 21.000 km 2 yang mempunyai semua tipe habitat besar yang ada di Irian Jaya seperti hutan bakau, hutan rawa, hutan pegunungan, vegetasi alpin dan subalpin. g. Cagar Alam Tangkoko Batuangus di Sulawesi dengan luas 1.351 km 2 yang banyak ditumbuhi beringin dan pohon buah sehingga mendukung kehidupan berbagi jenis burung dan mamalia. Tipe habitat yang ada yaitu hutan dataran rendah, hutan pegunungan rendah, dan hutan lumut. Bio Info Pembiakan In Situ dan Ex Situ Salah satu upaya pelestarian hewan dan tumbuhan langka adalah dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di habitat aslinya, misalnya badak jawa di biakkan di kawasan hutan Ujung Kulon. Pembiakan ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya habitat buatan yang telah dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya, misalnya harimau dibiakkan di kebun binatang. Gambar 6.12 Badak bercula satu dilindungi di Taman Nasional Ujung Kulon. Sumber: Indonesian Heritage Margasatwa, 2002