Protista
67
terhubung dengan sel-sel yang berdampingan di sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox
dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas. Volvox
dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa
koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam
koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi
seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak.
Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan,
zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan
hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.
c. Spirogyra
Spirogyra merupakan ganggang berfilamen yang berukuran
besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra
dapat dijumpai di permukaan kolam atau sungai yang alirannya tenang. Sel-sel Spirogyra tumbuh dalam
filamenbenang-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di
dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati. Spirogyra dapat
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang,
yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung
dengan konjugasi. Dua filamen yang berdekatan akan berhubungan dan membentuk tabung konjugasi. Seluruh
isi salah satu sel gamet pemberi bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dengan protoplas sel yang lain
gamet penerima. Peleburan gamet menghasilkan zigospora bulat. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan
dan dapat berkecambah dan tumbuh membentuk filamen baru.
2. Phaeophyta
Sekitar 1.500 jenis Phaeophyta atau ganggang cokelat telah diketahui. Hampir semua jenis Phaeophyta hidup di laut
terutama di daerah yang dingin, yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air. Semua
Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga yang berbentuk besar dengan organisasi sel
yang rumit. Pada Phaeophyta yang berkoloni besar, belum terbentuk organ yang sesungguhnya meskipun pada beberapa
jenis terdapat bentuk menyerupai akar, batang, dan daun, namun keseluruhan bagian itu disebut sebagai talus.
Sumber: a w w w . b i o w e b . u n c c . e d u
b Botani Umum, 1985
Gambar 4.11 a Koloni Volvox. b
Reproduksi seksual pada Volvox.
telur belum matang
telur matang
zigot massa sperma
Sumber: Botani Umum, 1985
telur
Gambar 4.12 Reproduksi seksual pada
Fucus.
telur dibuahi
tumbuhan muda
sperma anteridium
oogonium konseptakel
betina
konseptakel jantan
cabang penyangga anteridia
F u c u s dewasa
a
b
68
Biologi SMA dan MA Kelas X
Reproduksi pada Phaeophyta menyerupai reproduksi pada Chlorophyta. Reproduksi aseksual dilakukan dengan zoospora