Sporozoa KELAS X HERNI BUDIATI

Protista 63 dihasilkan merozoit sehingga penderita merasakan demam. Beberapa merosoit membentuk gametosit jantan dan betina yang dapat masuk ke dalam tubuh nyamuk ketika menggigit penderita. Di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, Plasmodium me- lengkapi siklus hidupnya dengan reproduksi seksual. Pem- buahan berlangsung di dalam usus nyamuk yang menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi sporosit dan sporosit inilah yang kemudian ditularkan ke penderita baru. Beberapa jenis Plasmodium yang lain diketahui dapat menginfeksi primata, rodensia, burung, dan kadal. Protozoa yang menyerupai tumbuhan meliputi kelompok ganggang eukariotik. Kesamaan ciri dengan tumbuhan adalah mempunyai klorofil sehingga bersifat autotrof. Namun ganggang ini tidak dimasukkan dalam kingdom Plantae karena belum mempunyai diferensiasi sel yaitu belum memiliki akar, batang, dan daun semua bagian disebut talus. Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies ganggang yang kebanyakan hidup di laut. Ganggang dijumpai di tempat yang lembab, cukup cahaya, dan nutrien. Beberapa jenis hidup di daerah kutub dan ada pula yang hidup di sumber air panas yang bersuhu 70°C, meskipun suhu optimum untuk ganggang termofilik antara 50° – 54°C. Beberapa ganggang beradaptasi untuk dapat hidup di tanah lembap, di kulit-kulit pohon, bahkan permukaan batuan. Sebagian besar ganggang adalah uniseluler yang hidup soliter dan berukuran mikroskopis, sebagian kecil hidup berkoloni, beberapa ada yang multiseluler dan makroskopis yang panjangnya mencapai beberapa meter. Ganggang uniseluler yang hidup di laut menjadi bagian dari fitoplankton merupakan produsensumber makanan yang penting bagi organisme lain. Beberapa ganggang hidup ber- simbiosis dengan organisme lain seperti Paramecium hijau, Infusoria , Foraminifera, Rotifera, Hydra, Coelenterata, dan siput. Berdasarkan struktur talusnya, ganggang dibedakan menjadi empat tipe. 1. Ganggang uniseluler, hidup di perairan sebagai fitoplankton. 2. Ganggang berkoloni, dengan atau tanpa organisasi sel. 3. Ganggang berfilamen, yaitu hidup berkoloni membentuk benang. Ganggang yang paling bawah membentuk perlekatan dengan substrat. 4. Ganggang multiseluler, mempunyai talus yang berukuran besar dan kompleks yaitu membentuk struktur serupa daun, batang, dan akar. Tugas 4.1 Carilah informasi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Protozoa, jenis Protozoa yang menginfeksi, gejala penyakit, dan upaya pencegahannya. Gambar 4.7 Gambar daur hidup Plasmodium. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Plasmodium fertilasi di dalam saluran pencernaan nyamuk Plasmodium di dalam kelenjar ludah nyamuk sel-sel hati sel darah merah gametosit di dalam sel darah merah nyamuk Anopheles tubuh manusia sel darah merah pecah Plasmodium B Protista Menyerupai Tumbuhan 64 Biologi SMA dan MA Kelas X Sel ganggang mempunyai nukleus yang dibatasi oleh membran sel. Di bagian luar membran sel terdapat dinding sel yang tersusun atas selulosa. Beberapa ganggang dapat bergerak dengan flagela tunggal, berpasangan, atau bergerombol di permukaan sel. Di dalam sitoplasma ditemukan butir-butir pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berbentuk pita atau seperti cakram. Ganggang mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil , karotenoid, dan fikobilin. Semua ganggang mempunyai klorofil a yang identik dengan klorofil tumbuhan tinggi. Karotenoid pada ganggang ada dua macam yaitu karoten dan xantofil . Fikobilin pada ganggang juga terdapat dua jenis yaitu fikosianin dan fikoeritrin. Adanya pigmen selain klorofil ini menyebabkan warna klorofil dapat tertutupi sehingga tidak berwarna hijau, misalnya beberapa ganggang berwarna cokelat karena mempunyai xantofil dan karoten dalam jumlah besar. Ganggang yang lain berwarna merah keunguan karena mengandung fikobilin. Ganggang menyimpan berbagai produk makanan hasil fotosintesis sebagai granula di dalam sel. Cadangan makanan ini dapat berupa pati, lemak, atau dalam bentuk lain. Ganggang berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, fragmentasi, dan membentuk spora. Selain itu ganggang juga dapat ber- kembangbiak membentuk akinet, yaitu sel-sel vegetatif yang berdinding tebal yang terbentuk karena lingkungan yang tidak menguntungkan. Ketika kondisi lingkungan membaik, akinet berkecambah dan tumbuh menjadi ganggang yang baru. Spora aseksualnya berflagela dan dapat bergerak yang disebut zoospora. Pada ganggang yang hidup di darat spora ini tidak dapat bergerak yang disebut aplanospora. Reproduksi seksual pada ganggang berlangsung dengan konjugasi gamet sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet-gamet yang bersatu bentuknya sama, dinamakan isogami . Jika gamet ukurannya tidak sama, proses itu disebut heterogami anisogami. Pada ganggang yang lebih tinggi, sel-sel seksual dapat dibedakan dengan mudah. Sel telurovum berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantansel sperma bentuknya kecil dan aktif bergerak. Proses seksual seperti ini disebut oogami. Gamet jantan dan betina dapat dihasilkan pada individu yang sama maka jenis itu disebut ganggang biseksual. Jika gamet jantan dan gamet betina dibentuk oleh individu yang berbeda maka jenis itu disebut ganggang uniseksual. Peranan ganggang dalam kehidupan adalah sebagai berikut. 1. Ganggang yang bersifat saprofit membantu menguraikan sisa makanan. 2. Merupakan produsen penting di perairan fitoplankton yang penting. 3. Di semua lingkungan menghasilkan gas oksigen selama fotosintesis. Pada unit pengolahan limbah, gas ini merupakan gas penting untuk degradasi limbah oleh bakteri aerob. Sumber: www.wikipedia.com Gambar 4.8 Laurenchia, salah satu jenis Rhodophyta ber- warna merah karena mengandung fikobilin yang melimpah. Protista 65 4. Menghasilkan bahan industri dan bahan makanan yaitu: tanah diatom, algin, keragen, agar-agar, vitamin, dan protein. Di Jepang, Porphyra ganggang merah digunakan sebagai bahan pangan. 5. Beberapa jenis menghasilkan racun. Racun dihasilkan secara ekstraseluler atau dilepaskan ketika ganggang terdekomposisi pada saat terjadi blooming ganggang, yaitu populasi ganggang yang sangat padat hingga menutupi permukaan perairan. Gymnodinium dan Gonyaulax menghasilkan neurotoksin yang mematikan binatang akuatik. 6. Ganggang Prototheca wickerhamii merupakan patogen yang menyerang manusia yaitu dapat menyebabkan peradangan persendian. Beberapa ganggang yang terbawa udara me- nyebabkan alergi. 7. Beberapa jenis misalnya Cephaleuros menyerang daun teh, kopi, lada, cengkeh, jeruk, dan lain-lain di daerah tropik dan menimbulkan banyak kerusakan. Ganggang diklasifikasikan menjadi tujuh filum. Perhatikan klasifikasi ganggang pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Klasifikasi Protista menyerupai tumbuhan. No. Filum Cadangan Makanan Komposisi Dinding Sel 1. Chlorophyta g a n g g a n g hijau Tepung atau pati Polisakarida terutama selulosa 2. Phaeophyta ganggang cokelat Laminarin seje- nis karbohidrat berlemak Selulosa dengan asam alginat 3. Rhodophyta ganggang merah Tepung Selulosa atau pektin, juga mengandung kalsium karbonat 4. Bacillario- phyta diatom Leukosin seje- nis karbohidrat berlemak Pektin, juga mengan- dung silikon di- oksida Pigmen Klorofil a dan b, karoten Klorofil a dan c, karoten, dan fukosantin Klorofil a, fiko- bilin, karoten Klorofil a dan c, karoten, xantofil Bentuk Talus Uniseluler, ada yang berkoloni, berbentuk fila- men, dan multi- seluler Multiseluler Multiseluler Kebanyakan uniseluler, be- berapa berko- loni 5. Dinoflagellata Tepung Selulosa Klorofil a dan c, karoten Uniseluler 6. Chrysophyta ganggang keemasan Laminarin seje- nis karbohidrat berlemak Selulosa Klorofil a dan c, karoten, xan- tofil Kebanyakan uniseluler, be- berapa berko- loni 7. Euglenophyta Paramilon seje- nis tepung Tanpa dinding sel Klorofil a dan b, karoten, xan- tofil Uniseluler 66 Biologi SMA dan MA Kelas X

1. Chlorophyta

Chlorophyta atau ganggang hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di perairan maupun di darat. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut, namun sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni. Bentuk selnya bermacam-macam. Ganggang hijau uniseluler dapat bergerak bebas karena memiliki flagela. Beberapa jenis ganggang hijau yang berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantu melekat kuat pada bebatuansubstrat lain di dasar perairan. Contoh koloni Chlorophyta dengan jamur adalah lumut kerak. Dinding sel ganggang hijau tersusun dari selulosa. Sito- plasma mengandung vakuola yang besar. Di dalam sitoplasma terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Di dalam kloroplas sering berisi protein cadangan yang disebut pirenoid yang merupakan pusat pembentukan tepung atau pati. Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri dan membentuk spora aseksual berflagela dan secara seksual dengan isogami dan heterogami. Contoh ganggang hijau adalah Chlamydomonas, Volvox, Protococcus , Spyrogyra, Ulothrix, Oedogonium, Chlorella, Chlorococcum , Ulva, dan Chara.

a. Chlamydomonas

Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yang berflagela. Berukuran antara 3 – 30 mikrometer, sering ditemukan di air tawar yang tergenang. Selnya berbentuk menyerupai bola agak lonjong dengan dinding sel dari bahan selulosa. Dua flagela muncul dari ujung depan sel. Mempunyai kloroplas tunggal berbentuk mangkuk yang hampir mengisi seluruh ruangan di dalam sel. Satu atau beberapa butir pirenoid ditemukan di dalam sitoplasma. Chlamydomonas mempunyai bintik mata yang mengandung pigmen kemerahan terletak di pangkal flagela yang disebut stigma . Bintik mata ini peka terhadap cahaya. Vakuola kontraktil terletak di dekat flagela yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kestabilan tekanan osmotis sel. Chlamydomonas bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan isogami. Ketika akan membelah diri, flagela menghilang dan terbentuk kembali setelah sel anak dilepaskan dari sel induk.

b. Volvox

Volvok merupakan ganggang hijau berkoloni yang sering ditemukan di telaga dan danau. Koloninya berbentuk bola cukup besar sehingga tampak dengan mata telanjang. Sel- sel dalam koloni Volvox berjumlah antara 500 sampai sekitar 20.000 sel. Sel-sel tersebut tersusun dalam selaput tipis yang berfungsi sebagai kulit suatu bola berlubang. Bagian dalam koloni terisi dengan cairan berlendir dan seluruh sel dalam koloni diliputi oleh pembungkus seperti gelatin. Setiap sel Sumber: Botani Umum, 1985 Gambar 4.9 Berbagai bentuk sel ganggang hijau. Sumber: Botani Umum, 1985 pembuangan flagela rotasi potoplas pembelahan nukleus dan pirenoid pembagian sitoplasma pembelahan kedua pembebasan sel anak Gambar 4.10 Reproduksi seksual Chlamydomonas. Protista 67 terhubung dengan sel-sel yang berdampingan di sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel Volvox dalam keadaan bebas sangat mirip dengan Chlamydomonas. Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola. Koloni ini berkembang dengan serangkaian pembelahan sel yang bergerak bebas di dalam koloni induk. Koloni-koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk. Reproduksi seksual Volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan telur-telur yang tak bergerak. Beberapa sel yang lain menghasilkan banyak sperma motil yang akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot membesar dan membentuk dinding tebal. Zigot dibebaskan dari koloni sel induk bersamaan dengan hancurnya koloni. Zigot kemudian tumbuh dan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.

c. Spirogyra

Spirogyra merupakan ganggang berfilamen yang berukuran besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra dapat dijumpai di permukaan kolam atau sungai yang alirannya tenang. Sel-sel Spirogyra tumbuh dalam filamenbenang-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan, biasanya dikelilingi oleh butiran-butiran pati. Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan fragmentasi benang-benang, yang memungkinkan potongan benang itu untuk tumbuh menjadi ganggang baru. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi. Dua filamen yang berdekatan akan berhubungan dan membentuk tabung konjugasi. Seluruh isi salah satu sel gamet pemberi bergerak melalui tabung konjugasi untuk bersatu dengan protoplas sel yang lain gamet penerima. Peleburan gamet menghasilkan zigospora bulat. Jika dinding sel induk larut, zigospora ini dilepaskan dan dapat berkecambah dan tumbuh membentuk filamen baru.

2. Phaeophyta

Sekitar 1.500 jenis Phaeophyta atau ganggang cokelat telah diketahui. Hampir semua jenis Phaeophyta hidup di laut terutama di daerah yang dingin, yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air. Semua Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga yang berbentuk besar dengan organisasi sel yang rumit. Pada Phaeophyta yang berkoloni besar, belum terbentuk organ yang sesungguhnya meskipun pada beberapa jenis terdapat bentuk menyerupai akar, batang, dan daun, namun keseluruhan bagian itu disebut sebagai talus. Sumber: a w w w . b i o w e b . u n c c . e d u b Botani Umum, 1985 Gambar 4.11 a Koloni Volvox. b Reproduksi seksual pada Volvox. telur belum matang telur matang zigot massa sperma Sumber: Botani Umum, 1985 telur Gambar 4.12 Reproduksi seksual pada Fucus. telur dibuahi tumbuhan muda sperma anteridium oogonium konseptakel betina konseptakel jantan cabang penyangga anteridia F u c u s dewasa a b