Filum Platyhelmintes KELAS X HERNI BUDIATI

Kingdom Animalia 151 Cacing Nemathelminthes mempunyai tubuh berbentuk gilig atau bulat panjang dan tidak bersegmen, tripoblastik dengan selom semu tripoblastik pseudoselomata, dan permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Sebagian besar cacing ini hidup bebas di air dan tanah, tetapi ada juga yang bersifat parasit pada tanaman dan saluran pencernaan Vertebrata. Saluran pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai anus. Beberapa jenis diantaranya memiliki kait. Sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi esophagus yang dihubungkan dengan enam serabut saraf. Respirasi dilakukan secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Tidak memiliki sistem sirkulasi, tetapi mempunyai cairan yang berfungsi seperti darah. Nemathelminthes berkembang biak secara seksual dengan fertilisasi internal. Cacing betina biasanya berukuran lebih besar dari cacing jantan. Ujung posterior cacing betina lurus sedangkan cacing jantan ujungnya berkait. Gonad kelenjar kelamin berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin dan telur dilapisi oleh zat kitin. Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut. a. Ascaris lumbricoides Cacing ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena bersifat parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat mencapai panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi lapisan kutikula. Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus infeksi pasif. Larva dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan dan mulai bertelur setelah dewasa.

b. Ancylostoma duodenale

Cacing ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5 cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat menyebabkan anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut ankilostomiasis. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau tangan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus infeksi aktif. Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus. Gambar 8.19 Ascaris lumbricoides betina. Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 Gambar 8.20 Daur hidup Ancylostoma duodenale. larva filariform menembus kulit larva filariform larva rhabditiform telur pada feses dewasa di dalam usus halus Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 152 Biologi SMA dan MA Kelas X

c. Trichinella spiralis

Trichinella spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit trikinosis. Larva dapat masuk bersama makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.

d. Enterobius vermicularis

Cacing ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam hari dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah anus.

e. Wuchereria bancrofti

Cacing ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis. Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.

5. Filum Annelida

Annelida berasal dari bahasa Yunani annulus cincin, jadi Annelida adalah cacing yang mempunyai tubuh beruas-ruas atau bersegmen seperti cincin. Setiap ruas pada Annelida disebut somit dan bersifat metameri artinya setiap segmen tubuh mempunyai alat-alat yang lengkap seperti alat ekskresi, reproduksi, otot, pembuluh darah, dan saraf. Cacing ini bersifat tripoblastik selomata. Sistem pencernaan Annelida telah sempurna yaitu mempunyai mulut yang dilengkapi dengan gigi kitin, saluran pencernaan, dan anus pada ujung belakang. Mempunyai sepasang ganglion otak yang dihubungkan dengan sistem saraf tangga tali . Alat eksresinya disebut nefridia. Cacing ini melakukan pertukaran udara bernapas secara difusi dengan menggunakan seluruh permukaan tubuhnya. Sistem peredaran darahnya tertutup. Hewan ini bersifat hermafrodit dan memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Namun beberapa jenis Annelida bersifat monocious, yaitu ada cacing jantan dan cacing betina. Habitatnya adalah di air tawar, air laut, dan darat terutama di tempat lembab, gembur, dan banyak mengandung zat organik. Beberapa jenis bersifat parasit pada organisme lain. Annelida terbagi atas 3 kelas yaitu Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea Gambar 8.21 Wuchereria bancrofti. Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 Gambar 8.22 Tubuh Annelida beruas- ruas, pada setiap ruas terdapat seta untuk bergerak. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Tugas 8.5 Jelaskan cara penularan cacing secara infeksi aktif, infeksi pasif, autoinfeksi, dan retroinfeksi. Kingdom Animalia 153 a. Polychaeta Polychaeta berasal dari bahasa Yunani poly banyak dan chaeta seta atau rambut yang berarti cacing berambut banyak. Kelompok cacing ini berukuran antara 5 – 10 cm dengan warna yang beraneka ragam, umumnya hidup di laut yaitu dalam pasir atau di antara batu-batuan di daerah pasang surut. Tubuh bersegmen-segmen, setiap segmen mempunyai parapodia kaki bedaging, pada setiap parapodia terdapat seta untuk bergerak kecuali pada segmen terakhir, serta mempunyai alat sensoris pada ujung depan kepala. Reproduksi terjadi melalui perkawinan cacing jantan dan betina yang menghasilkan larva trakofor. Contoh cacing ini adalah Eunice viridis cacing wawo, hidup di laut Maluku, Lysidice oele cacing palolo, hidup di Kepulauan Fiji, keduanya dapat dimakan dan mengandung protein yang tinggi. Contoh lain adalah Nereis virens kelabang laut dan Arenicola sp.

b. Olygochaeta

Olygochaeta berasal dari bahasa Yunani oligo sedikit dan chaeta seta atau rambut yang berarti cacing berambut sedikit. Tubuhnya bersegmen, tidak mempunyai parapodia, dan mempunyai beberapa seta pada setiap ruas. Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat dan bersifat hermafrodit. Contoh yang mudah kamu temukan adalah Lumbricus terrestris cacing tanah. Tubuh cacing tanah memiliki segmen berjumlah 15 – 200 buah. Pada setiap segmen terdapat seta kecuali pada segmen pertama dan terakhir. Pada segmen ke-32 sampai segmen ke-37 terdapat klitelum atau sadel yang mengandung kelenjar sebagai alat kopulasi. Cacing tanah bersifat hermafrodit tetapi tidak dapat melakukan pembuahan sendiri. Dua cacing tanah melakukan perkawinan silang dengan menempelkan tubuh secara berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima klitelum pasangannya untuk membuahi sel telur. Sel telur yang telah dibuahi ditampung di dalam kokon dan dilepaskan dari tubuh cacing. Cacing tanah bergerak dengan otot longitudinal dan otot sirkuler. Alat eksresinya berupa sepasang nefridia yang terdapat pada setiap segmen dan disebut metanefridia. Pernapasan dilakukan secara difusi menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab. Sistem peredaran darahnya tertutup dengan plasma darah yang mengandung hemoglobin sehingga berwarna merah. Sistem saraf berupa saraf tangga tali. Makanannya berupa zat-zat organik, dicerna dengan sistem pencernaan makanan yang lengkap yaitu mempunyai mulut, esofagus, tembolok, lambung, usus, dan anus. Cacing ini mempunyai daya regenerasi yang tinggi dan membantu menghancurkan zat organik. Contoh lain cacing Oligochaeta adalah Pheretima posthurna cacing tanah, Perichaeta cacing hutan, dan Tubifex cacing air. esofagus tembolok faring mulut jantung ganglion otak alat reproduksi jantan pembuluh darah ventral pembuluh darah dorsal pembuluh darah pada segmen tubuh ganglion segmen tubuh saraf segmen tubuh alat reproduksi betina usus klitelum lambung Gambar 8.24 Anatomi organ tubuh cacing tanah Lumbri- cus terrestris. Sumber: Microsoft Encarta, 2006 Gambar 8.23 Alat ekskresi Annelida berupa nefridia. Sumber: Bank Gambar Penerbit, 2006 saluran usus metanefridia nefridiofor nefrostom