68
Biologi SMA dan MA Kelas X
Reproduksi pada Phaeophyta menyerupai reproduksi pada Chlorophyta. Reproduksi aseksual dilakukan dengan zoospora
berflagela, sedangkan reproduksi seksual dengan isogami atau oogami. Pada Fucus, telur dan sperma dibentuk di dalam ruang
berbentuk bola yang disebut konseptakel, yang terletak di ujung- ujung talus yang membengkak. Setelah matang gamet-gamet
sel telur dan sperma dilepaskan dari konseptakel untuk mengadakan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan,
terbentuk zigot yang berdinding tebal, lalu melekat pada suatu batuan dan tumbuh menjadi ganggang baru.
Banyak jenis Phaeophyta yang bermanfaat bagi manusia. Beberapa jenis menghasilkan bahan makanan manusia. Di
negara lain kelp dimanfaatkan untuk makanan ternak dan pupuk, karena kandungan nitrogen dan kaliumnya tinggi tetapi
kandungan fosfornya rendah. Phaeophyta juga menghasilkan algin, suatu koloid yang berguna sebagai bahan penstabil pada
pembuatan es krim. Algin juga penting dalam industri farmasi, yaitu untuk bahan pembuatan pil, tablet, salep, dan obat
pembersih gigi. Beberapa contoh Phaeophyta adalah sebagai berikut.
a. Fucus vesiculosus, tingginya dapat mencapai 30 – 100 cm,
hidup menempel di bebatuan yang tampak jika air surut. Terdapat gelembung udara sepanjang sisi talus yang
bercabang-cabang seperti garpu. Ujungnya membesar yang membentuk konseptakel.
b. Sargassum siliquosum, hidup menempel bebatuan di sepanjang pantai berbatu daerah tropis. Namun di pantai Atlantik
bagian utara jenis Sargasssum natans hidup bebas menga- pung di permukaan laut. Ukuran Sargassum beragam dari
yang kecil hingga yang panjangnya mencapai ratusan meter.
c. Macrocystis atau kelp, ukurannya sangat besar, di pantai barat Amerika Utara panjangnya ditemukan dapat mencapai tiga
kilometer. Kelp hidup menempel kuat di bebatuan dengan bantuan talus yang menyerupai akar.
3. Rhodophyta
Ciri khas Rhodophyta atau ganggang merah adalah memiliki pigmen berwarna merah fikobilin yang melimpah. Meskipun
demikian beberapa Rhodophyta mempunyai warna agak hijau dan kecokelatan. Saat ini telah dikenal sekitar 2.500 jenis yang
kebanyakan hidup di laut terutama daerah tropis. Rhodophyta tumbuh pada bebatuan di daerah pasang hingga di kedalaman
mencapai 90 meter di bawah permukaan laut di mana gelombang cahaya tertentu dari sinar matahari masih mampu
mencapainya. Talus Rhodophyta relatif besar, namun jarang yang panjangnya melebihi 90 cm. Beberapa jenis berbentuk
filamen tetapi kebanyakan membentuk struktur kompleks yang bercabang-cabang menyerupai bulu atau pipih menyebar
menyerupai pita. Rhodophyta berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora nonmotil dan secara seksual dengan
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2005
Gambar 4.13 Macrocystis panjangnya
dapat mencapai tiga kilometer.
Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2005
Gambar 4.14 Chondrus crispus meng-
hasilkan zat penyamak dan bahan kosmetika.
Protista
69
oogami yang sangat khusus. Ganggang merah merupakan bahan pangan penting di negara-negara Asia. Selain menghasilkan
algin, ganggang merah juga menghasilkan karagenan dan agar. Karagenan merupakan sejenis polisakarida yang digunakan
sebagai bahan kosmetik dan kapsul gelatin. Agar digunakan sebagai medium dalam laboratorium mikrobiologi dan sebagai
bahan pangan. Beberapa contoh Rodophyta adalah sebagai berikut.
a. Eucheuma spinosum, banyak dibudidayakan karena
menghasilkan agar. b. Chondrus crispus, juga dibudidayakan yang dikenal sebagai
rumput laut. c. Dasya, Gelidium, Gracilaria, dan sebagainya.
4. Bacillariophyta
Kelompok ini terdiri dari diatom yang tersebar luas di perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang
lembab. Jumlah diatom sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000 jenis. Karena jumlahnya yang banyak, diatom
fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan laut. Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni
membentuk filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain hidup menempel pada substrat. Setiap
sel mengandung satu nukleus dengan satu atau beberapa plastid yang berbentuk pita atau cakram, berisi pigmen cokelat
keemasan yang melimpah. Zat makanan berupa tetes-tetes minyak. Bentuk sel diatom memanjang, dilapisi oleh dinding
sel cangkang yang terdiri dari dua belahan yang saling menutupi. Dinding sel ini terbuat dari lapisan pektin dan silika.
Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yang tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan lubang kecil
yang memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan air.
Diatom berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual. Cara pembelahan yang utama adalah pembelahan sel. Setelah
nukleus, protoplasma, dan plastida membelah menjadi dua, masing-masing bagian akan berada di dalam belahan katup.
Kemudian masing-masing sel akan membentuk katup baru di sebelah dalam. Sel anak dapat melepaskan diri atau tetap melekat
membentuk koloni.
5. Dinoflagellata
Dinoflagellata disebut juga Pyrrophyta terdiri dari sekitar 1.100 jenis, terutama hidup di dalam air laut, meskipun
beberapa jenis hidup di air tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil, dengan ciri utama terdapat celah
dan alur di sebelah luar pembungkus yang melingkupi dinding sel. Masing-masing alur pada Dinoflagellata mengandung satu
bulu cambuk. Beberapa jenis Dinoflagellata tidak mempunyai dinding sel, namun kebanyakan mempunyai dinding sel yang
terbagi-bagi menjadi lempeng-lempeng selulosa poligonal yang saling bersambungan sangat rapat. Pada beberapa jenis
Bio Info
Tanah Diatom
Cangkang diatom tidak mudah rusak, sehingga memungkinkan
untuk mempelajari jenis-jenis Diatom purba. Cangkang-cang-
kang yang tertimbun selama jutaan tahun ini membentuk endapan
diatomit atau tanah diatom. Di California, Amerika ditemukan
lapisan tanah diatom yang mencapai ketebalan hingga lebih
dari 50 meter. Tanah diatom merupakan bahan baku industri
yang penting, misalnya digunakan sebagai bahan penyaring,
misalnya untuk menjernihkan gula tebu, sari buah, dan minuman
penyegar. Tanah diatom juga digunakan sebagai bahan pipa
uap, alat pengedap suara, bahan cat, dan piringan hitam. Kekerasan-
nya dimanfaatkan sebagai pelicin dan bahan amplas.
Sumber: Botani Umum, 1985
Gambar 4.15 Berbagai jenis Diatom
dan cara pembelahan sel.