Sesak napas tidak selalu menunjukkan adanya penyakit. Orang normal akan mengalami hal yang sama setelah melakukan kegiatan fisik dalam tingkat – tingkat
yang berbeda. Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan untuk menimbulkan dispnea sesak napas bergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian tempat, jenis latihan
fisik dan terlimbatnya emosi dalam melakukan kegiatan. Dispnea sesak napas yang terjadi pada seseorang harus dikaitkan dengan tingkat aktivitas minimal yang
menyebabkan dispnea untuk menentukan apakah dispnea terjadi setelah aktivitas sedang atau berat atau terjadi pada saat istirahat
e. Nyeri Dada
Nyeri dada terjadi pada tempat peradangan dan biasanya tempat peradangan tersebut dapat diketahui dengan tepat. Rasa nyeri tersebut biasanya diperberat dengan
batuk, bersin dan napas yang dalam, sehingga seseorang sering bernapas cepat dan dangkal serta menghindari gerakan – gerakan yang tidak diperlukan.
Menurut Irianto 2004, Nyeri dada dapat timbul pada gangguan radang pleura, trakea, bronkus maupun otot - otot pernapasan. Nyeri dada juga merupakan
gejala gangguan pada pleura bagian dalam yang biasanya akan bertambah ketika batuk, bersin atau menarik napas dalam – dalam.
2.7.3 Penyakit - Penyakit saluran pernapasan
Menurut Somantri 2009, Penyakit – penyakit pada sistem pernapasan adalah sebagai berikut:
1. Asma Bronkial
Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri bronkospasme kontraksi spasme pada saluran napas terutama pada percabangan
Universitas Sumatera Utara
trakeobronkial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus seperti infeksi, faktor biokemikal dan psikologi.
Adapun faktor – faktor pencetus yang dapat menimbulkan asma adalah sebagai berikut :
1. Iritan seperti asap dan polutan
2. Alergen utama seperti debu, spora jamur
3. Lingkungan kerja
4. Perubahan cuaca yang ekstrim
5. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus
6. Obat – obatan
7. Kegiatan jasmani yang berlebihan
8. Emosi
Tipe Asma berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut : 1.
Asma Alergik Ekstrinsik Merupakan suatu bentuk asma dengan alergen seperti debu, bulu binatang,
makanan dan lain lain. Alergen terbanyak adalah airborne dan musiman. Seseorang dengan asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada kelurga.
Paparan terhadap alergi akan mencetuskan serangan asma. 2.
Idiopatik atau Nonalergik Asma Intrinsik Faktor – faktor yang dapat menyebabkan serangan asma nonalergik atau
idiopatik adalah polusi lingkungan, infeksi saluran napas atas, aktivitas, emosi dan stres.
Universitas Sumatera Utara
3. Asma campuran
Asma campuran merupakan bentuk asma yang paling sering dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau nonalergi
Gejala asma terdiri atas dispnea sesak napas, batuk dan mengi. Gejala mengi sering dianggap sebagai gejala yang harus ada.
2. Influenza
Influenza merupakan Infeksi saluran napas atas yang disebabkan oleh virus dan dapat timbul pada semua tingkat usia. Influenza dikarakteristikkan dengan hidung
tersumbat, suara serak dan batuk. Penyebab dari timbulnya influenza adalah Haemophillus Influenza A, B dan C. Keluhan yang sering muncul antara lain sakit
kepala, nyeri otot, demam, menggigil, anoreksia tidak nafsu makan, sakit tenggorokan, batuk, bersin dan hidung tersumbat.
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi yang sering timbul berulang pada seseorang dan hal ini membuat seseorang bisa terjangkit virus influenza beberapa kali
semasa hidupnya. 3.
Pneumonia Pneumonia merupakan proses peradangan pada parenkim paru – paru yang
biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada alveoli. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang banyak didapatkan dan
sering menjadi penyebab kematian hampir di seluruh dunia Manurung, dkk, 2009. Adapun yang menjadi faktor resiko dari pneumonia adalah :
1. Polusi udara
2. Infeksi Saluran pernapasan atas
Universitas Sumatera Utara
3. Merokok
4. Gangguan kesadaran alkohol, overdosis obat dan anastesi umum
5. Tidak berfungsinya sistem imun
Pneumonia sering timbul setelah infeksi saluran napas atas infeksi pada hidung dan tenggorokan. Resiko tinggi timbul dengan riwayat alkoholik, infeksi
pernapasan dan dengan imunosupresi kelemahan dalam sistem imun. 4.
Bronkitis Akut Bronkitis Akut adalah radang mendadak pada bronkus yang biasanya
mengenai trakea dan laring. Radang ini dapat timbul sebagai kelainan jalan napas atau sebagai bagian dari penyakit sistemik, misalnya pada difteri, tipus abdominalis.
Tiga jenis penyebab bronkitis akut yaitu sebagai berikut: 1.
Rangsangan Seperti asap kenderaan bermotor, asap yang berasal dari pabrik, rokok
dan lain lain. 2.
Infeksi Seperti staphylococcus, Pneumococcus, Haemophilus Influenza
3. Alergi
Bronkitis timbul sebagai akibat adanya paparan terhadap agen infeksi maupun non infeksi. Iritan akan memicu timbulnya respon imunologi yang akan menyebabkan
edema mukosa dan bronkospasme. 5.
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru - paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga
Universitas Sumatera Utara
menyebar ke bagian tubuh lain seprti tulang, ginjal dan nodus limpe. Penyakit tuberkulosis dapat menyerang semua umur, mulai dari anak – anak sampai dengan
orang dewasa dengan komposisi antara laki – laki dan hampir sama. Tuberkulosis biasanya timbul di lingkungan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Keluhan utama yang sering muncul adalah sebagai berikut: 1.
Demam : 40 - 41ºC demam hilang timbul 2.
Batuk : Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus sebagai reaksi tubuh untuk mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai
dengan batuk purulen menghasilkan sputum timbul dalam jangka waktu lama 3 minggu.
3. Sesak napas : Timbul pada tahap lanjut ketika infiltrasi radang sampai
stengah paru 4.
Nyeri dada : Jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
5. Malaise : Berupa anoreksia, nafsu makan dan berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot, dan berkeringat pada malam hari. 6.
Kanker Paru Kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Mayoritas
penyakit kanker paru disebabkan oleh karsinogen dan zat promotor tumor yang masuk ke dalam tubuh.
Beberapa zat karsinogen tersebut antara lain : 1.
Polusi udara, banyak sekali polusi udara yang dapat menyebabkan kanker paru diantaranya emisi kenderaan bermotor, sulfur dan polutan yang
Universitas Sumatera Utara
berasal dari pabrik. Data menunjukkan bahwa insidensi kanker paru lebih banyak pada daerah urban sebagai hasil dari peningkatan polutan dan asap
kenderaan bermotor. 2.
Rokok tembakau, seseorang yang mulai merokok pada usia yang lebih muda akan lebih beresiko untuk menderita kanker paru.
3. Asap pabrik Industri Tambang.
Sedangkan menurut Sayuti Heryati 2008, Penyakit – penyakit pada saluran pernapasan khususnya yang menyerang paru paru adalah :
a. ISPA Infeksi Akut pada saluran Pernapasan
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, maupun riketsia tanpa atau disertai radang
parenkim paru. ISPA jika mengenai saluran napas bawah, khususnya pada bayi, anak anak dan orang tua memberikan gambaran klinik yang berat berupa bronkitis dan
banyak menyebabkan kematian. Pada ISPA dikenal tiga cara penyebaran infeksi, yaitu:
1. Melalui aerosol yang lembut, terutama oleh karena batuk – batuk
2. Melalui aerosol yang lebih kasar, terjadi pada waktu batuk – batuk dan
bersin – bersin 3.
Melalui kontak langsung tidak langsung dari benda – benda yang telah dicemari jasad renik hand to hand transmission.
b. Infeksi kronis pada paru atau PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Infeksi kronis pada paru dikenal juga dengan sebutan COPD Chronic Obstructive Pulmonary disease. Gangguan ini ditandai dengan obstruksi pada
Universitas Sumatera Utara
saluran napas bagian bawah dengan gejala – gejala berupa kesulitan pada waktu ekspirasi. Penyakit yang ditemukan adalah seperti asma, bronkhitis kronis dan
emfisema. Penyakit – penyakit tersebut pada umumnya ditemukan pada perokok berat yang ditandai dengan batuk kronis dan batuk berlendir. Contoh lain adalah
penyakit asma dimana penderita berulangkali terkena serangan sesak jika mengalami kontak dengan alergen tertentu.
c. ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome atau gawat napas.
Pada keadaan gawat napas, membran alveoluskapiler mengalami trauma yang mengakibatkan permeabilitasnya meningkat, sehingga mengakibatnya terjadinya
oedem paru – paru, dimana oedem paru – paru tersebut ditandai dengan menumpuknya cairan pada jaringan paru akibat meningkatnya tekanan hidrostatik
seperti pada kegagalan jantung kiri.
2.8. Kerangka