5.3. Kadar Karbon Monoksida CO dan Nitrogen Dioksida NO
2
di Sekitar Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada tiga titik di sekitar pasar Sangkumpal Bonang kota Padangsidimpuan dapat dilihat bahwa belum ada kadar CO
dan NO
2
yang melebihi baku mutu. Dimana kadar CO dan NO
2
yang diukur didasarkan pada PP RI No.41 Tahun 1999 dengan baku mutu sebesar 30.000 µgNm
3
untuk CO dan 400 µgNm
3
untuk NO
2
.
Kadar CO dan NO
2
yang tidak melebihi baku mutu tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu suhu, kecepatan angin, tekanan udara, kelembaban, serta aktivitas
kenderaan bermotor di pasar tersebut. Adapun suhu di pasar tersebut berada pada rentang 31,2
C – 31,9 C. Suhu
udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi pencemar menjadi makin
rendah. Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara tampaknya makin tinggi Depkes dalam Junaidi,
2002. Menurut Soedomo 2001 Suhu udara secara langsung mempengaruhi kondisi
kestabilan atmosfer. Dalam kondisi stabil, yaitu pada suhu udara yang lebih rendah dari lingkungan, maka massa udara polutan tidak dapat naik tetapi tetap berada di
atmosfer dan terakumulasi, sehingga akan menaikkan konsentrasi polutan. Sebaliknya, pada saat suhu udara lebih tinggi daripada suhu udara lingkungan maka
massa udara polutan akan naik dan menyebar sehingga tidak terjadi pengendapan di permukaan dan akan meminimalkan konsentrasi polutan.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan angin juga mempengaruhi kadar pencemar di pasar tersebut. Adapun kecepatan angin di pasar tersebut berada pada rentang 0,2 ms – 0,3 ms.
Kecepatan angin mempengaruhi distribusi pencemar, konsentrasi pencemar akan berkurang jika angin kencang. Kecepatan angin yang kuat akan membawa polutan
terbang kemana - kemana Chandra, 2006. Tekanan udara di pasar tersebut berada pada rentang 754,7 mmHg – 755,9
mmHg. Tekanan udara tertentu dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu
reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar di udara atau zat-zat yang ada di udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah ataupun berkurang Depkes dalam
Junaidi, 2002. Kelembaban di pasar tersebut berada pada rentang 57 - 59,9 . Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi pencemaran udara di atmosfer adalah kelembaban. Kelembaban udara juga dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara. Pada
kelembaban yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder Depkes
dalam Junaidi, 2002. Selain itu aktivitas kenderaan bermotor di pasar tersebut juga dapat
mempengaruhi kadar karbon monoksida CO dan nitrogen dioksida NO
2
di pasar tersebut. Konsentrasi CO di udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh
kegiatan atau aktivitas kenderaan bermotor. Kenderaan bermotor sebagai sumber polutan CO yang utama sekitar 59,2, maka daerah – daerah dengan lalu lintas
ramai menunjukkan tingkat polusi CO yang tinggi Fardiaz, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Emisi NO
X
dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NO
X
yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran terutama kenderaan bermotor dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NO
X
sebagai akibat dari kegiatan manusia dengan berbagai kepentingannya berasal dari pembakaran minyak, dan
bensin Sunu, 2001. Kadar karbon monoksida CO dan Nitrogen Dioksida NO
2
tertinggi terdapat pada jalan M.H.Thamrin Depan pasar Sangkumpal Bonang yaitu sebesar
18.323 µgNm
3
untuk CO dan 85,10 µgNm
3
untuk NO
2
disebabkan karena jalan ini merupakan jalan utama yang dilalui oleh kenderaan bermotor yang melintas di pasar
tersebut. Sumber pencemar utama karbon monoksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di udara berupa gas buangan. Gas buangan tersebut berasal dari kenderaan
bermotor Wardhana, 2004. Selain itu di jalan ini sering terlihat kemacetan lalu lintas yang disebabkan
oleh perilaku pengemudi angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan terutama di depan pasar. Kemacetan lalu lintas akan
menambah beban pencemar ke udara. Gas CO yang dihasilkan oleh kenderaan bermesin bensin premium adalah sekitar 1 pada waktu berjalan dan sekitar 7
pada waktu tidak berjalan. Hal ini menerangkan bahwa kemacetan lalu lintas akan menambah beban pencemar ke udara Siswanto dalam Sarudji, 2010. Sepeda motor
juga merupakan kontributor terbesar terhadap konsentrasi CO di udara ambien Sarudji, 2010. Tingginya kadar nitrogen dioksida NO
2
pada jalan ini juga disebabkan oleh kenderaan yang melintas di jalan ini. Sumber nitrogen dioksida
NO
2
berasal dari pembakaran mesin kenderaan bermotor Sastrawijaya, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Kadar CO dan NO
2
di Jalan Patrice Lumumba Samping kiri pasar Sangkumpal Bonang yaitu sebesar 16.033 µgNm
3
untuk CO dan 82,69 µgNm
3
untuk NO
2.
Kadar karbon monoksida dan nitrogen dioksida yang didapat di jalan Patrice Lumumba disebabkan oleh jalan ini dikelilingi oleh perkantoran seperti kantor
pos, plaza telkom, bank BNI serta ruko toko sehingga menyebabkan banyaknya aktivitas kenderaan bermotor yang terjadi di jalan ini. Kenderaan bermotor adalah
penghasil CO yang cukup banyak. Karbon monoksida adalah gas buang yang terbentuk apabila oksidasi dari CO menjadi CO
2
tidak sempurna dan hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen Sarudji, 2010.
Kontributor terbanyak dari polutan NO
x
adalah kenderaan bermotor, oleh karena itu pencemar ini terkonsentrasi pada daerah dimana kenderaan bermotor dan
berbagai macam pabrik banyak beroperasi Sastrawijaya, 2009. Sedangkan kadar CO dan NO
2
terendah terdapat pada jalan Mongonsidi Samping kanan pasar Sangkumpal Bonang yaitu sebesar 14.888 µgNm
3
untuk CO dan 72,86 µgNm
3
untuk NO
2.
Kadar karbon monoksida CO dan nitrogen dioksida NO
2
yang di dapat di Jalan Mongonsidi lebih rendah dibandingkan di titik lokasi lainnya disebabkan oleh aktivitas kenderaan yang melintas di jalan ini lebih sedikit
dibandingkan dengan aktivitas kenderaan di jalan lainnya. dimana kepadatan lalu lintas akan berpengaruh terhadap kadar polutan yang terdapat di udara.
Universitas Sumatera Utara
5.4. Dampak Karbon Monoksida CO dan Nitrogen Dioksida NO