Keluhan gangguan saluran pernapasan

pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel atau debu yang masuk dan mengendap di dalam paru – paru dan polusi udara lainnya

2.7.2. Keluhan gangguan saluran pernapasan

Menurut Price Wilson, 2005 Keluhan atau gejala gangguan sistem pernapasan diantaranya adalah : a. Batuk Batuk merupakan refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk membersihkan saluran nafas bawah. Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan. Inhalasi asap, debu dan benda benda asing kecil merupakan penyebab batuk yang paling sering. Sedangkan Menurut Rab, Tabrani 1996 Batuk adalah reaksi akibat iritasi pada saluran pernapasan bagian atas, nasofaring, dan juga saluran pernapasan bagian bawah. Batuk juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan gejala penyakit saluran pernapasan. Batuk dan sesak napas merupakan dua keluhan utama pada saluran pernapasan. Zat – zat yang dapat merangsang terjadinya batuk adalah : 1. Mekanis Misalnya : Iritan, bila terhirup asap atau debu maka akan dikeluarkan melalui batuk, akan tetapi bila mekanisme tersebut gagal maka akan terjadi fibrosis. 2. Inflamasi Terdapatnya refluks esofagus, Laringitis atau trakeobronkitis Universitas Sumatera Utara 3. Psikogenik Misalnya pada keadaan ketakutan. Sebab – sebab terjadinya batuk adalah iritasi dari mukosa bronkus yang dapat disebabkan oleh inflamasi peradangan baik oleh bakteri, virus, jamur dan disertai dengan mukus yang banyak. Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi karena benda asing dan berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menimbulkan batuk. Selanjutnya dapat juga disebabkan oleh bahan iritan seperti gas, rokok dan bahan – bahan kimia dapat merupakan stimulan dalam terjadinya batuk Rab, Tabrani, 1996. b. Peningkatan Produksi Sputum Pembentukan mukus yang berlebihan, dapat disebabkan oleh gangguan fisik, kimiawi atau infeksi pada membran mukosa. Sputum merupakan suatu substansi yang keluar bersama dengan batuk atau bersihan tenggorok. Akan tetapi produksi sputum akibat batuk adalah tidak normal. Warna, konsistensi, Bau serta jumlah sputum dapat menunjukkan keadaan patologis Somantri, 2009. Orang dewasa normal menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam saluran napas. Mukus ini diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal silia yang melapisi saluran pernapasan. Jika terbentuk mukus yang berlebihan proses normal pembersihan tidak efektif sehingga menyebabkan mukus tertimbun. Jika hal ini terjadi membran mukosa akan terangsang dan mukus dibatukkan keluar sebagai batuk. Pembentukan sputum yang terus meningkat dalam waktu bertahun – tahun merupakan tanda bronkitis kronis. Universitas Sumatera Utara c. Hemoptisis Batuk Darah Hemoptisis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah sputum yang berdarah. Sputum dapat bercampur dengan darah atau dapat juga seluruh cairan yang dikeluarkan dari paru berupa darah. Sedangkan Menurut Alsagaff Mukty, 2005 Batuk darah adalah darah atau dahak berdarah yang dibatukkan berasal dari saluran pernapasan bagian bawah. Pada dasarnya batuk darah akan berhenti dengan sendirinya jika robekan pembuluh darah tidak luas, sehingga luka dapat tertutup dengan cepat. Batuk darah merupakan suatu gejala yang serius dan dapat merupakan manifestasi pertama dari tuberkulosis aktif. Jika darah atau sputum yang mengandung darah dibatukkan perlu diketahui apakah sumbernya berasal dari saluran napas bagian bawah dan bukan dari saluran hidung atau saluran cerna. Darah yang berasal dari saluran napas bawah biasanya berwarna merah cerah, berbusa dan terdapat riwayat batuk dengan atau tanpa anemia. d. Dispnea Sesak napas Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas. Gejala objektif sesak napas termasuk juga penggunaan otot – otot pernapasan tambahan, pernapasan cuping hidung dan tachypnea. Takipnea adalah frekuensi pernapasan yang cepat, lebih cepat dari pernapasan normal 12 hingga 20 kali per menit. Sedangkan Menurut Rab, Tabrani 1996, Dispnea adalah kesulitan bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh tidak sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Universitas Sumatera Utara Sesak napas tidak selalu menunjukkan adanya penyakit. Orang normal akan mengalami hal yang sama setelah melakukan kegiatan fisik dalam tingkat – tingkat yang berbeda. Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan untuk menimbulkan dispnea sesak napas bergantung pada usia, jenis kelamin, ketinggian tempat, jenis latihan fisik dan terlimbatnya emosi dalam melakukan kegiatan. Dispnea sesak napas yang terjadi pada seseorang harus dikaitkan dengan tingkat aktivitas minimal yang menyebabkan dispnea untuk menentukan apakah dispnea terjadi setelah aktivitas sedang atau berat atau terjadi pada saat istirahat e. Nyeri Dada Nyeri dada terjadi pada tempat peradangan dan biasanya tempat peradangan tersebut dapat diketahui dengan tepat. Rasa nyeri tersebut biasanya diperberat dengan batuk, bersin dan napas yang dalam, sehingga seseorang sering bernapas cepat dan dangkal serta menghindari gerakan – gerakan yang tidak diperlukan. Menurut Irianto 2004, Nyeri dada dapat timbul pada gangguan radang pleura, trakea, bronkus maupun otot - otot pernapasan. Nyeri dada juga merupakan gejala gangguan pada pleura bagian dalam yang biasanya akan bertambah ketika batuk, bersin atau menarik napas dalam – dalam.

2.7.3 Penyakit - Penyakit saluran pernapasan

Dokumen yang terkait

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

5 80 121

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 8

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 30

Lampiran KUESIONER ANALISA KADAR CO DAN NO2 DI UDARA DAN KELUHAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR SANGKUMPAL BONANG KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

0 0 17

  BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 49

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Pengertian Pencemaran Udara - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 31

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

1 0 7

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 17