Menurut Sarudji 2010, Sumber pencemar udara dapat dikelompokkan menjadi sumber bergerak dan sumber tidak bergerak.
1. Sumber Bergerak
Sumber pencemar udara bergerak dapat dikelompokkan menjadi: 1.
Kendaraan bermotor 2.
Pesawat terbang 3.
Kereta api 4.
Kapal laut Sarana transportasi sebagai sumber pencemar karena proses pembakaran
bahan bakar pada mesin yang digunakan sebagai penggerak kenderaan tersebut. Dalam proses pembakaran bahan bakar maka timbulah gas buang dari masing-masing
kendaraan, yang diemisikan ke udara ambien sebagai pencemar. Hasil pembakaran tersebut diantaranya adalah CO, CO
2
, SO
x
, NO
x
, Hidrokarbon dan bahan dengan penambahan bahan aditif yang digunakan untuk menyempurnakan proses
pembakaran.
2. Sumber tak bergerak
Sumber pencemar dari bahan bakar bersumber menetap adalah pembakaran beberapa jenis bahan bakar yang diemisikan pada suatu lokasi yang tetap. Bahan
bakar tersebut terdiri atas batu bara, minyak bakar, gas alam. Berbeda dengan sarana transportasi, sumber pencemar udara menetap mengemisikan polutan pada udara
ambien tetap, sehingga dalam pengelolaan lingkungannya perlu perencanaan yang matang, misalnya harus dipertimbangkan keadaan geografi dan tofografi,
metereologi, serta rencana tata ruang di wilayah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Karbon Monoksida CO
2.2.1. Sumber Utama Karbon Monoksida
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah –192
C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara
berupa gas buangan yang tidak berwarna dan tidak berbau dengan jumlah sedikit di udara sekitar 0,1 ppm yang berada di lapisan atmosfer, oleh karena itu lingkungan
yang telah tercemar oleh gas CO tidak dapat dilihat oleh mata Wardhana, 2004. Sedangkan menurut Sarudji 2010 dalam buku kesehatan lingkungan Karbon
Monoksida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah terbakar. Jika terbakar menimbulkan nyala berwarna ungu kebiruan. Gas ini mudah larut dalam
alkohol dan benzene. Kota besar yang lalu lintas nya padat akan banyak menghasilkan gas karbon
monoksida CO sekitar 10 – 15 ppm sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu gas CO dapat juga terbentuk
walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lainnya Wardhana, 2004.
Secara umum terbentuknya gas CO adalah melalui proses berikut: a.
Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara b.
Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida CO
2
dengan karbon C yang menghasilkan gas CO
c. Pada suhu tinggi, CO
2
dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
Universitas Sumatera Utara