2. Efek Lambat
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab penyakit bronkhitis kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh
pencemaran udara, antara lain emfisema paru, asbestosis, silikosis, bisinosis.
2.4.4 Efek terhadap Tumbuhan dan Hewan
Tumbuh – tumbuhan sangat sensitif terhadap gas sulfur dioksida, florin, ozon, hidrokarbon, dan CO. Apabila terjadi pencemaran udara, konsentrasi gas tersebut
akan meningkat dan dapat menyebabkan daun tumbuhan berlubang dan layu. Ternak
juga akan menjadi sakit jika memakan tumbuh – tumbuhan yang mengandung dan tercemar florin.
2.4.5. Efek terhadap Cuaca dan iklim
Gas karbon dioksida memiliki kecenderungan untuk menahan panas tetap berada di lapisan bawah atmosfer sehingga terjadi efek rumah kaca. Udara menjadi
panas dan gerah. Selain itu, partikel – partikel debu juga memiliki kecenderungan untuk memantulkan kembali sinar matahari di udara sebelum sinar tersebut sampai ke
permukaan bumi sehingga udara di lapisan bawah atmosfer menjadi dingin.
2.4.6. Efek terhadap Sosial Ekonomi
Pencemaran udara akan meningkatkan biaya perawatan dan pemeliharaan bangunan, monumen, jembatan, dan lainnya serta menyebabkan pengeluaran biaya
ekstra untuk mengendalikan pencemaran yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
2.4.7. Efek Pencemaran Udara terhadap Saluran Pernapasan
Secara Umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernapasan dapat menyebabkan terjadinya :
1. Iritasi pada saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan
silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti, sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernapasan.
2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar
3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernapasan
5. Pembengkakan saluran pernapasan dan merangsang pertumbuhan sel,
sehingga saluran pernapasan menjadi menyempit 6.
Akibat dari hal tersebut di atas, akan menyebabkan terjadinya kesulitan bernapas, sehingga benda asing termasuk bakterimikroorganisme lain
tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernapasan dan hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan Corman, 1971:62 –
73; Davis Cornwell. 1991:424 – 425 dalam Mukono 2008.
2.6. Sistem Pernapasan 2.6.1. Anatomi Saluran Pernapasan