4.5. Gambaran Status Gizi Anak-Anak di Sekolah Dasar Brigjend Katamso II
Berdasarkan hasil pengukuran langsung terhadap berat badan dan tinggi badan anak di SD Brigjend Katamso II, maka diperoleh data status gizi yang terdapat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi di SD Brigjend Katamso II
Status Gizi Frekuensi Orang
Persentase
Gizi lebih 14
20,6 Normal
49 72,0
Gizi kurang 5
7,4
Total 68
100,0
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa anak-anak berada pada kategori status gizinormal yakni sebesar 72,0. Rata-rata z-score dengan indeks antropometri
IMTU anak adalah -0,16 SD.
4.6. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Prestasi Belajar Anak-Anak di Sekolah Dasar Brigjend Katamso II
Hasil analisis hubungan konsumsi ikan jenis, jumlah dan frekuensi dengan
prestasi belajar anak di SD Brigjend Katamso II diuraikan pada Tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Hubungan Konsumsi Ikan denganPrestasi Belajar di Sekolah Dasar Brigjend Katamso II
No. Konsumsi Ikan
Prestasi Belajar Jumlah
p. Sangat
Baik Baik
Cukup n
n n
n Jenis Ikan
1. Ikan laut dan
olahannya
18 54,5 13 39,4 2
6,1 33
100,0 0,243
2. Ikan air tawar dan
olahannya
3 30
7 70,0 0 10
100,0
3. Keduanya
17 70,8
7 29,2 0 24
100,0
4. Tidak keduanya
1 100,0 0
1 100,0
Jumlah Ikan
1. Cukup
31 66,0 14 29,8 2
4,2 47
100,0 0,036
2. Kurang
8 38,1 13 61,9 0
21 100,0
Frekuensi Konsumsi Ikan
1. Sering
13 86,7
2 13,3 0 15
100,0 0,012
2. Kadang-kadang
17 63,0 10 37,0 0
27 100,0
3. Jarang
9 34,6 15 57,7 2
7,7 26
100,0
Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 54,5 dari anak-anak yang mengonsumsi jenis ikan laut dan olahannya memiliki prestasi belajar yang sangat
baik 80-100. Selain itu, sebanyak 70 dari anak-anak yang mengonsumsi jenis ikan air tawar dan olahannya juga memiliki prestasi belajar yang baik 70-79. Sebagian
besar anak-anak yang mengonsumsi kedua jenis ikan dan olahannya 70,8 memiliki prestasi belajar yang sangat baik, tetapi 100 dari anak yang tidak
mengonsumsi kedua jenis ikan tetap memiliki prestasi belajar yang sangat baik. Hasil uji statistik hubungan jenis ikan dengan prestasi belajar diperoleh p=0,243 0,05,
maka H diterima, artinya terbukti secara signifikan tidak ada hubungan antara jenis
ikan dan prestasi belajar.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 66,0 dari anak-anak yang jumlah konsumsi protein ikan tergolong cukup memiliki prestasi belajar yang sangat baik, sedangkan 61,9 dari anak-anak
dengan jumlah konsumsi protein ikan tergolong kurang memiliki prestasi belajar baik. Hasil uji statistik hubungan jumlah konsumsi protein ikan dengan prestasi
belajar diperoleh p=0,036 0,05, maka H ditolak, artinya terbukti secara signifikan
ada hubungan antara jumlah ikan dan prestasi belajar. Sebanyak 86,7 dari anak-anak dengan frekuensi konsumsi ikan yang
tergolong sering memiliki prestasi belajar sangat baik. Sekitar 63,0 dari anak-anak dengan frekuensi konsumsi ikan yang tergolong kadang-kadang juga memiliki
prestasi belajar sangat baik. Akan tetapi, 57,7 anak-anak dengan frekuensi konsumsi ikan tergolong jarang memiliki prestasi belajar yang baik. Hasil uji statistik
hubungan frekuensi konsumsi ikan dengan prestasi belajar diperoleh p=0,012 0,05, maka H
ditolak, artinya terbukti secara signifikan ada hubungan antara frekuensi konsumsi ikan dan prestasi belajar. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi ikan hanya
dari segi jumlah dan frekuensi yang memiliki hubungan dengan prestasi belajar.
4.7. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Status Gizi Anak-Anak di Sekolah Dasar Brigjend Katamso II