makannya. Pendidikan gizi pada golongan usia ini banyak faedahnya. Guru harus menerangkan makan apa yang bergizi dan hubungan antara yang dimakan sehari-hari
dengan pertumbuhan dan kesehatannya. Anak-anak golongan usia sekolah ini mudah menerima ajaran gurunya bahkan dapat meneruskannya pada orangtuanya Waluyo,
2010.
2.4. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Prestasi Belajar
Children’s food consumption behaviour model yang dikemukakan oleh Lund dan Burk 1969 menyatakan bahwa konsumsi pangan anak tergantung pada sikap,
pengetahuan dan tiga motivasi utama terhadap pangan yaitu kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sekolah
Baliwati, Khomsan Retnaningsih, 2004. Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan anak-anak. Menurunnya kualitas manusia usia muda ini akan
berarti hilangnya sebagian besar potensi cerdik pandai yang sangat dibutuhkan bagi pembangunan bangsa Suhardjo, 1996.
Jenis ikan diduga berhubungan dengan prestasi belajar karena menurut Harli 2004, jenis ikan laut memiliki kadar omega-3, vitamin dan mineral yang tinggi,
sebaliknya ikan darat air tawar tinggi akan karbohidrat dan asam lemak omega-6, kedua jenis ikan tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu dan disarankan
secara bergantian mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi lainnya yang mencukupi kebutuhan gizi agar tercapai prestasi
belajar yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Apriani 2012 tentang pola konsumsi ikan pada anak balita di Nagari Taruang-Taruang Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman
menunjukan bahwa frekuensi konsumsi ikan pada anak balita adalah 3-4 hariminggu, jenis ikan yang sering dikonsumsi adalah ikan mujair, ikan nila dan ikan teri, serta
rata-rata jumlah ikan yang dikonsumsi 63,75 grhr. Meliala 2009 yang melakukan penelitian tentang konsumsi ikan dan
kontribusinya terhadap kebutuhan protein pada keluarga nelayan di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan menunjukkan bahwa jenis ikan
yang paling sering dikonsumsi adalah ikan dencis 39,74, jumlah rata-rata konsumsi ikan 319,04 gram, dan frekuensi makan ikan lebih dari 2 kali sehari
56,48 dan rata-rata kontribusi ikan terhadap kebutuhan protein 13,18. Penelitian yang dilakukan oleh Zulaihah dan Widajanti 2006 menunjukkan
bahwa frekuensi makan ikan dengan prestasi belajar ada hubungan yang signifikan dan hubungannya tergolong kuat dan positif, artinya setiap peningkatan yang terjadi
pada frekuensi makan ikan maka meningkat pula prestasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang ditulis oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yang
menyatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi ikan dan makanan laut lainnya 3 kali dalam seminggu bisa mempertahankan kesehatan tubuhnya dan secara tidak
langsung akan meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajarnya. Sehingga dengan frekuensi makan ikan yang baik atau tinggi akan meningkatkan prestasi
belajar anak sekolah. Terutama untuk usia anak sekolah dasar perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh karena termasuk masa pertumbuhan yang cepat dan aktif,
Universitas Sumatera Utara
khususnya perkembangan otak untuk meningkatkan prestasi belajarnya Pari dalam Zulaihah Widajanti, 2006.
2.5. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Status Gizi