commit to user
27
2. Aspek dan Ciri-ciri Penerimaan Diri
Supratiknya 1995 mengemukakan aspek-aspek penerimaan diri sebagai berikut:
a. Pembukaan diri Penerimaan diri individu terlihat dari pembukaan dirinya terhadap
orang lain. Individu yang memiliki pembukaan diri membiarkan oranglain mengetahui tentang dirinya, termasuk apa yang dirasa dan
dipikirkannya. Pembukaan diri ditandai dengan kemampuan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kepada oranglain dan merasa tertarik dalam kegiatan yang bersifat pengungkapan diri.
b. Penerimaan terhadap oranglain Individu yang menerima diri memiliki penerimaan terhadap orang lain.
Penerimaan terhadap oranglain ditandai dengan kepekaan terhadap kebutuhan oranglain dan bersedia menerima bantuan atau peran
oranglain.
c. Kesehatan psikologis
Kesehatan psikologis merupakan kualitas perasaan yang dimiliki individu. Individu yang sehat secara psikologis memandang dirinya
sebagai individu yang disenangi, memiliki kemampuan, yakin bahwa dirinya merupakan individu yang berguna atau pantas serta adanya
keyakinan untuk dapat diterima oranglain.
commit to user
28
Sheerer dalam Cronbach,1962 menjelaskan ciri-ciri individu yang memiliki penerimaan diri, sebagai berikut:
a. Keyakinan akan kemampuan untuk menghadapi persoalan. b. Menganggap diri berharga sebagai seorang manusia dan sederajat
dengan orang lain. c. Tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal dan tidak ada harapan
ditolak orang lain. d. Tidak malu dan sadar diri.
e. Memikul tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri. f. Mempunyai standar tersendiri dan termasuk pada saat menyesuaikan
dengan tekanan eksternal. g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.
h. Tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun mengingkari kelebihannya.
i. Tidak mengingkari dan menolak perasaan yang ada di dalam dirinya ataupun merasa bersalah atasnya.
Matthews 1993 menjelaskan beberapa karakteristik dan perilaku yang tampak pada orang yang memiliki penerimaan diri antara lain:
a. Percaya secara penuh akan nilai dan prinsip dan adanya keinginan untuk mempertahankannya di depan opini kelompok.
b. Dapat bertindak dalam keputusannya yang terbaik tanpa merasa bersalah atau rugi bila tidak ada ketidaksetujuan.
commit to user
29
c. Tidak menghabiskan waktu untuk menghawatirkan masa depan, masa kini ataupun masa lalunya.
d. Memiliki kepercayaan diri akan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan bahkan saat menghadapi kegagalan dan kemunduran.
e. Merasa sejajar dengan orang lain sebagai individu, tidak superior maupun inferior, tidak memandang perbedaan dalam kemampuan
khusus, latar belakang keluarga, ataupun sikap orang tersebut terhadap diri.
f. Mempercayai bahwa diri adalah individu yang memiliki interest dan berharga bagi orang lain sedikitnya bagi orang-orang yang dipilih
untuk berhubungan g. Dapat menerima pujian tanpa merasa adanya kepalsuan ataupun
dengan rasa bersalah. h. Tidak melawan usaha oranglain untuk menguasai atau mendominasi
dirinya. i. Mampu menerima ide dan mengaku kepada oranglain akan apa yang
menjadi dorongan dan keinginannya, dimulai dari kemarahan sampai rasa cinta, kesedian dan kebahagiaan, kearahan yang mendalam sampai
penerimaan yang mendalam. j. Secara alami menikmati dirinya dalam berbagai aktivitas termasuk
pekerjaan, permainan, ekspresi kreatif diri persahabatan atau kemalasan.
commit to user
30
k. Sensitif akan kebutuhan oranglain, menerima kebebasan sosial, dan secara khusus tidak bersenang-senang di atas pengorbanan oranglain.
Peneliti merujuk pada aspek-aspek penerimaan diri yang dikemukakan oleh Supratiknya 1995 yang meliputi pembukaan diri, penerimaan terhadap
oranglain dan kesehatan psikologis.
3. Proses Terbentuknya Penerimaan Diri