commit to user
21
berhasil dalam komunikasi selanjutnya, sedangkan pengalaman kegagalan individu akan membuatnya merasa kegagalan komunikasi
yang terjadi akan terulang lagi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bebarapa
faktor yang mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal, antara lain faktor personal yang terdiri dari herediti dan faktor lingkungan yang terdiri
dari reinforcement dan modelling, dan faktor situasional yang terdiri dari kurangnya ketrampilan dan pengalaman komunikasi, tingkat evaluasi, status
yang lebih rendah subordinate status, tingkat kejelasan conspicuousness, tingkat ketidakpastian, tingkat kesamaan dissimiliarity, pengalaman
kegagalan dan atau kesuksesan masa lalu, novelty kebaruan, formality situasi formal, unfamiliarity, serta degree of attention.
B. Kestabilan Emosi
1. Pengertian Kestabilan Emosi
Kestabilan emosi merupakan kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan-kebutuhan, keinginan-
keinginan, cita-cita dan alam perasaannya serta pengintegrasian semuanya itu kedalam suatu kepribadian yang bulat dan harmonis Gerungan, 1978.
Hurlock 1993 mengemukakan bahwa kestabilan emosi adalah keadaan yang tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain
seperti dalam periode sebelumnya. Kestabilan emosi bukan hanya determinant efektif dalam pola kepribadian individu, melainkan juga
commit to user
22
membantu mengontrol pertumbuhan dan perkembangan individu. Kestabilan emosi sebagai suatu proses kepribadian yang terus-menerus bekerja dengan
perasaan yang lebih baik dalam kesehatan emosi, baik intrapsikis ataupun intrapersonal. Hal tersebut menjelaskan bahwa kestabilan emosi dapat dilihat
dari kemampuan individu untuk menahan atau menunda pemuasan kebutuhan, kemampuan toleransi terhadap frustrasi, kepercayaan pada
rencana jangka panjang serta kemampuan menunda atau memperbaiki harapan atau dugaan dalam suatu situasi Smitson, dalam Aleem, 2005.
Scheneider 1964 mengungkapkan bahwa kestabilan emosi didukung oleh penyesuaian dan kesehatan emosi yang terdiri dari adekuasi emosi, kontrol
emosi dan kematangan emosi. Menurut Darmawan 2008 kestabilan emosi merupakan kemampuan
individu untuk dapat mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi. Individu yang memiliki kestabilan emosi tidak bertindak emosional karena
faktor dari luar dirinya, sehingga tidak akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif. Kestabilan emosi merupakan keberhasilan pencapaian
keyakinan dalam diri individu, yaitu keyakinan dalam pencapaian cita-cita yang diharapkan. Individu yang memiliki kestabilan emosi memiliki rasa
aman yang tercermin dalam kekuatan kepercayaan spiritual dan membantu individu untuk bersikap secara seimbang dan stabil tanpa memperhatikan
masalah-masalah yang dihadapi. Kestabilan emosi menanggulangi ketakutan- ketakutan pada kesalahan masa lalu dan menahan diri dari segala sesuatu
yang berlebihan Franco dalam Santos, dkk, 2008.
commit to user
23
Chaplin 1995 mengemukakan individu yang memiliki kestabilan emosi akan terbebas dari sejumlah besar variasi atau perselang-selingan
dalam suasana hati dan memiliki kontrol yang baik. Wiggins dalam Cable dan Judge, 2003 mengemukakan bahwa individu dengan kestabilan emosi
tinggi akan bersikap tenang, merasa aman, dan tidak nervous. Sebaliknya individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah akan cenderung merasa
cemas, emosional, mudah malu, dan murung. Berbagai pengertian kestabilan emosi oleh beberapa ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa kestabilan emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat mengendalikan dirinya sendiri dari berbagai situasi dan tidak mudah
berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain serta adanya kontrol yang baik dalam emosinya.
2. Aspek-aspek Kestabilan Emosi