commit to user
17
penelitian yang terdiri dari unwillingness yaitu ketidaksediaan untuk berkomunikasi, avoiding yaitu menghindarkan diri dari situasi komunikasi,
dan control yaitu rendahnya kontrol terhadap situasi komunikasi.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Kecemasan Komunikasi
Interpersonal
Kecemasan komunikasi interpersonal yang dialami individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Daly dan McCroskey 1984
mengemukakan timbulnya kecemasan komunikasi interpersonal yang terjadi pada individu dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: a. Faktor personal traitlike
Terdiri dari faktor herediti keturunan dimana individu sejak lahir sesudah memiliki tendensi dan predisposisi kepribadian tertentu.
Menurut Crawford,dkk 2006 faktor personal yang dapat mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal antara lain self
esteem, kontrol diri dan asertivitas. Selain herediti, faktor lingkungan juga berpengaruh, karena manusia hidup di dalam lingkungan
masyarakat yang didalamnya terdapat faktor penting yang mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal yang dialami
individu yaitu reinforcement dan modelling. Individu yang sejak anak-anak mendapat reinforcement untuk
berkomunikasi, maka anak akan lebih banyak terlibat dalam aktivitas
commit to user
18
komunikasi, sebaliknya, jika anak tidak mendapat penguatan untuk berkomunikasi, anak akan tumbuh dengan sedikit melakukan aktivitas
komunikasi. Modelling merupakan faktor kedua setelah reinforcement. Teori modelling menunjukkan bahwa anak menyaksikan perilaku
komunikasi orang lain dilingkungan mereka dan mencoba menyamainya.
b. Faktor situasional Faktor situasional ini terdiri dari 1 novelty kebaruan, situasi
baru akan meningkatkan ketidakpastian akan apa yang harus dilakukan oleh seseorang. Jika individu belum pernah diwawancarai,
dan kemudian individu tersebut harus diwawancarai, maka situasi baru tersebut menjadikannya tidak yakin pada apa yang dia lakukan
dan menjadi cemas. 2 formality situasi formal, kecemasan komunikasi dapat meningkat jika dalam situasi formal karena
pemikirannya mengenai tingkahlaku yang dapat diterima 3 subordinate status, dalam situasi ini tingkahlaku yang tepat
didefinisikan menurut individu yang berada pada posisi yang lebih tinggi. 4 conspicuousness, menjadi individu yang baru dalam situasi
situasi sosial akan menjadikan individu merasa bingung, individu yang
merasa bingung
biasanya lebih
tinggi kecemasan
komunikasinya. 5 unfamiliarity, biasanya dalam situasi yang sudah familiar, tingkat kecemasan komunikasinya menurun 6 dissimiliarity
dan degree of attention from others. Individu lebih mudah dalam
commit to user
19
komunikasi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan daripada dengan orang-orang yang banyak perbedaan. Individu juga akan lebih
nyaman ketika tingkat perhatian yang diberikan oleh oranglain dalam tingkat yang sedang-sedang saja.
De Vito 1995 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan komunikasi interpersonal pada individu, antara lain
sebagai berikut: a. Kurangnya keterampilan dan pengalaman komunikasi masa lalu
Kurangnya keterampilan
dan pengalaman
masa lalu
dapat menyebabkan individu mengalami kesulitan dan kecemasan dalam
berkomunikasi. Individu menjadi sulit berkomunikasi dengan efektif jika individu kurang memiliki ketrampilan dan kurangnya pengalaman
dalam menjalin komunikasi interpersonal akan menyebabkan individu lebih mudah cemas apabila mnenghadapi situasi komunikasi.
b. Tingkat evaluasi Jika individu menghadapi situasi komunikasi yang lebih evaluatif,
individu akan lebih mudah mengalami kecemasan. Semakin besar perasaan dievaluasi, maka kecemasan juga akan meningkat.
c. Status yang lebih rendah Adanya perasaan bahwa oranglain merupakan komunikator yang lebih
baik dan lebih banyak pengetahuan daripada individu yang bersangkutan, akan meningkatkan kecemasan pada individu tersebut.
commit to user
20
Berfikir positif tentang diri sendiri dan meningkatkan ketrampilan dapat membantu mengatasi perasaan ini.
d. Tingkat kejelasan Lebih jelas satu keadaan, lebih rendah pula kecemasan yang dialami
dalam komunikasi. Hal ini yang menyebabkan berbicara di depan orang banyak lebih menyebabkan kecemasan daripada berbicara
didepan orang-orang yang jumlahnya lebih sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perasaan yang membebani bahwa lebih
banyak orang yang memperhatikan dirinya. e. Tingkat ketidakpastian
Semakin tidak terramalkan suatu situasi, semakin besar kecemasan yang akan terjadi. Situasi ambigu atau situasi baru yang tidak pasti apa
tujuan dan apa yang diinginkan dari situasi komunikasi akan menyebabkan individu lebih merasa cemas. Misalnya ketika
berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal. f. Tingkat kesamaan
Jika individu merasa hanya ada sedikit kesamaan dengan lawan bicara, individu akan lebih merasa cemas. Dengan memberi perhatian
pada kesamaan yang dimiliki maka tingkat kecemasan akan menurun. g. Pengalaman kegagalan dan kesuksesan masa lalu
Pengalaman masa lalu akan mempengaruhi respon individu apabila menghadapi situasi yang sama. Pengalaman keberhasilan seseorang
dalam menjalin komunikasi akan menyebabkan individu optimis akan
commit to user
21
berhasil dalam komunikasi selanjutnya, sedangkan pengalaman kegagalan individu akan membuatnya merasa kegagalan komunikasi
yang terjadi akan terulang lagi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat diketahui bebarapa
faktor yang mempengaruhi kecemasan komunikasi interpersonal, antara lain faktor personal yang terdiri dari herediti dan faktor lingkungan yang terdiri
dari reinforcement dan modelling, dan faktor situasional yang terdiri dari kurangnya ketrampilan dan pengalaman komunikasi, tingkat evaluasi, status
yang lebih rendah subordinate status, tingkat kejelasan conspicuousness, tingkat ketidakpastian, tingkat kesamaan dissimiliarity, pengalaman
kegagalan dan atau kesuksesan masa lalu, novelty kebaruan, formality situasi formal, unfamiliarity, serta degree of attention.
B. Kestabilan Emosi
1. Pengertian Kestabilan Emosi
Kestabilan emosi merupakan kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam terhadap kebutuhan-kebutuhan, keinginan-
keinginan, cita-cita dan alam perasaannya serta pengintegrasian semuanya itu kedalam suatu kepribadian yang bulat dan harmonis Gerungan, 1978.
Hurlock 1993 mengemukakan bahwa kestabilan emosi adalah keadaan yang tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain
seperti dalam periode sebelumnya. Kestabilan emosi bukan hanya determinant efektif dalam pola kepribadian individu, melainkan juga