commit to user
32
menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang kurang dapat menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki
penerimaan diri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara efektif hal
tersebut dikarenakan memiliki anggapan yang realistik terhadap dirinya maka akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura.
b. Dalam penyesuaian sosial Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari
orang lain. Individu yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain, seperti
menunjukkan rasa empati. Dengan demikian individu yang memiliki penerimaan diri dapat mengadakan penyesuaian sosial yang lebih
baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri atau merasa tidak adekuat sehingga mereka itu cenderung untuk bersikap
berorientasi pada dirinya sendiri self oriented.
D. Hubungan antara Kestabilan Emosi dan Penerimaan Diri dengan
Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Remaja
Setiap masa perkembangan akan terjadi suatu perubahan, salah satunya perubahan dalam kehidupan dan peran sosial, pada remaja. Remaja
lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah dan berkumpul dengan teman sebaya ataupun anggota kelompok sosial yang lain dan mulai banyak
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial Hurlock, 1993. Meningkatnya
commit to user
33
partisipasi sosial pada masa remaja menyebabkan meningkatnya kebutuhan komunikasi interpersonal pada remaja. Kendati komunikasi interpersonal
telah menjadi bagian yang hampir terjadi disetiap kehidupan manusia, masih ada permasalahan atau hambatan dalam komunikasi interpersonal berupa
kecemasan komunikasi interpersonal. Patterson dan Ritts dalam Littlejohn dan Foss, 2005 menjelaskan
bahwa individu yang mengalami kecemasan komunikasi interpersonal menunjukkan beberapa perubahan, secara fisiologis individu yang mengalami
kecemasan akan meningkat denyut jantungnya, muka memerah, dan lain-lain. Perubahan dalam perilaku, antara lain memproteksi diri serta perubahan
dalam kognitif antara lain fokus pada diri sendiri dan gagasan yang negatif. Menurut Littlejohn dan Foss 2005 kecemasan komunikasi
interpersonal yang tinggi dan tidak wajar akan menjadikan individu merasakan ketidaknyamanan sehingga berupaya untuk selalu menghindari
situasi komunikasi yang akhirnya akan menghalangi individu untuk dapat produktif dalam partisipasi dan kehidupan sosial.
Kecemasan komunikasi interpersonal pada remaja dimungkinkan terkait dengan kestabilan emosi dan penerimaan diri yang dimiliki oleh
remaja. Remaja yang memiliki kestabilan emosi serta didukung dengan penerimaan diri, cenderung tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi
interpersonal. Menurut Goleman dalam Irma, 2003 individu yang memiliki kestabilan emosi akan memiliki kendali diri dalam arti mampu mengelola
commit to user
34
emosi dan impuls yang merusak dengan efektif, memiliki adaptabilitas, dalam arti luwes dalam menangani perubahan dan tantangan, dan optimis.
Dengan kestabilan emosi individu akan bersikap tenang, sabar dan tidak mudah mengalami nervous. Lebih lanjut dijelaskan oleh Locke 2003
bahwa individu dengan kestabilan emosi yang tinggi akan merasa tenang, dan lebih percaya diri untuk mencapai kesuksesan. Sebaliknya, individu yang
memiliki kestabilan emosi yang rendah dimungkinkan cenderung mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.
Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Wiggins dalam Cable dan Judge, 2003 bahwa individu yang memiliki kestabilan emosi rendah
akan mudah merasa cemas, emosional, mudah malu, dan murung. Locke 2003 juga menambahkan individu dengan kestabilan emosi yang rendah
individu akan mudah cemas, moody, lebih banyak ekspresi negatif dalam afeksinya, atau bahkan malu dalam kerjasama.
Kecemasan komunikasi interpersonal pada umumnya juga terjadi karena
kekhawatiran individu
pada penilaian
oranglain terhadap
performancenya, termasuk ketika berkomunikasi interpersonal. Sesuai dengan yang dikemukakan Naditch dan Morrisey dalam Jersild 1978,
bahwa kecemasan yang dialami remaja muncul karena ketakutan atau keragu- raguan terhadap penilaian atau evaluasi yang diberikan oleh oranglain pada
dirinya.
commit to user
35
Individu yang memiliki penerimaan diri akan percaya dan yakin pada kemampuannya, sehingga terbebas dari rasa malu dan cemas terhadap
penilaian oranglain terhadap dirinya, sehingga tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal. Pernyataan tersebut didukung oleh
pendapat Hjelle dan Zeigler 1992 yang menyatakan bahwa individu yang memiliki penerimaan diri akan dapat menerima dirinya dengan kelemahan
dan keterbatasan yang ada, tidak terbebani oleh rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan.
Johnson 1993 juga mengemukakan bahwa menerima diri sendiri merupakan salah satu cara untuk dapat menanggulangi ketakutan dan
kecemasan pada individu. Dengan demikian remaja yang memiliki penerimaan diri akan mampu menghargai diri sendiri, bersikap positif
terhadap diri sendiri, tidak menanggap kemampuannya jauh lebih rendah dibanding oranglain serta terbebas dari perasaan bersalah dan kecemasan,
sehingga cenderung tidak mudah mengalami kecemasan komunikasi interpersonal.
Sebaliknya remaja yang penerimaan dirinya rendah cenderung mudah mengalami kecemasan yang ketika melakukan komunikasi interpersonal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Crawford, dkk 2006 bahwa kecemasan komunikasi berkaitan beberapa variabel, antara lain harga diri dan masalah
pada penerimaan diri.
commit to user
36
Berdasarkan uraian diatas dapat diterangkan bahwa kecemasan komunikasi interpersonal yang terjadi pada remaja dimungkinkan sangat
terkait dengan kestabilan emosi dan penerimaan diri. Remaja yang memiliki kestabilan emosi yang tinggi didukung dengan penerimaan diri yang dimiliki,
akan lebih tenang dan tidak mudah mengalami kecemasan dalam mengahadapi
situasi seperti
apapun termasuk
situasi komunikasi
interpersonal karena remaja yang memiliki kestabilan emosi dan penerimaan diri akan lebih merasa tenang, lebih percaya diri, mampu menerima
keterbatasan dan kelebihan yang dimiliki, dan dan tidak terbebani rasa malu dan kecemasan. Dengan demikian remaja cenderung tidak mudah mengalami
kecemasan komunikasi interpersonal.
E. Kerangka Pemikiran