dimungkinkan karena hau “ pohon ” memiliki “orientasi tempelan” induced
orientation , sedangkan si Yem dan rumah mempunyai “orientasi bawaan”
inherent orientation ; istilah Kimball 1974 : 2. Deiksis tempat juga bersifat deiksis apabila preposisi itu dapat berdiri
sendiri tanpa dirangkaikan dengan nominanya apabila kata benda menjadi objeknya itu sudah dimengerti atau jelas dalam konteks, seperti :
1. A : Di dia biang i ?
Di mana anjing itu? B : Di ginjang.
Preposisi di ginjang “ di atas ” 1 bersifat deiktis karena untuk
mengetahui tempat yang dimaksud diperlukan pengertian di mana si pembicara itu yaitu B berdiri.
4.1.3 Deiksis Waktu
Deiksis waktu berkaitan dengan pengungkapan jarak waktu dipandang dari waktu suatu tuturan diproduksi oleh pembicara ; sekarang, kemarin, lusa, dsb.
Dalam bahasa Batak Toba juga kita menemukan deiksis waktu seperti ; sonari “ sekarang ”, nantuari “ kemarin ”, na hinan , na uju i, marsogot, sogot, “
besok”, nabodari “ yang kemarin ”, nakkining , haduan najolo , botari borngin , arian anon , andigan
“ kapan ”, dsb. Contoh deiksis waktu bahasa Batak Toba :
a Annon botari ingkon ro do ahu tu jabum
Nanti sore saya akan datang ke rumahmu
Universitas Sumatera Utara
b Di bulan Juli annon, godang do ementa
Pada bulan Juli nanti banyak padi kita Kata annon
“ nanti ”, apabila dirangkaikan dengan kata pagi, siang, sore, atau malam tidak dapat memiliki jangkauan ke depan lebih dari satu hari. Dalam
rangkaian, dengan nama bulan kata annon “ nanti ” dapat mempunyai jangkauan
ke depan yang lebih jauh. a Sonari ma hamu borhat
Sekaranglah kalian berangkat b Bulan Juni sonari dang tarula be hauma i.
Bulan Juni sekarang tidak dapat dikerjakan lagi sawah itu. Kata sonari
“ sekarang ” apabila dirangkaikan dengan kata pagi, siang, sore, atau malam, tidak dapat memiliki jangkauan ke depan lebih dari satu hari.
Dalam rangkaian dengan nama bulan dengan kata sonari “ sekarang ” dapat
mempunyai jangkauan ke depan yang lebih jauh.
Selanjutnya, dalam kata andigan “ kapan ” dengan kata nandigan sama-
sama memiliki referen yang sama tetapi berbeda maknanya masing-masing, seperti percakapan a dan b :
a Andigan ho sahat?
Kapan kau sampai? b
Nantuari “ kemarin ” a
Nandigan ho laho? Kapan kau pergi?
b Marsogot “ besok ”
Universitas Sumatera Utara
Kata andigan adalah kalimat yang sudah berlangsung. Sedangkan, kata nandigan adalah kalimat yang belum berlangsung.
4.1.3.1 Leksem ruang yang mengungkapkan pengertian waktu
Leksem ruang seperti jolo “ depan ”, pudi “ belakang ”, ganjang “
panjang ”, gelleng “ pendek ” yang dipakai dalam pengertian waktu memberikan
kesan seolah-olah waktu merupakan hal yang diam, sedangkan leksem tempat seperti datang, lalu, tiba, mendekat dalam pengertian waktu memberikan kesan
bahwa waktulah yang bergerak melewati kita. Kata depan dipergunakan untuk menyatakan future, seperti tampak dalam utaraan-utaraan dibawah ini :
1.
minggu na ro
minggu depan 2.
kamis na ro kamis depan
3.
bulan na ro
bulan depan 4.
taon na ro
tahun depan 5.
2015 na ro 2015 yang akan datang
Seperti minggu na ro “ mingu depan ” dapat berarti tujuh hari setelah saat
tuturan, dapat pula menunjuk pada hari dalam jangkauan waktu tujuh hari itu. Kamis na ro
“ kamis depan ” berarti hari kamis berikutnya, atau tepat tujuh hari
Universitas Sumatera Utara
sesudahnya. Begitu pula bulan na ro “ bulan depan ”, menunjuk pada hari dalam
jangkauan waktu paling banyak 30 atau 31 hari setelah saat tuturan. Untuk mengukur waktu yang sudah lampau juga dipakai rangkaian dengan
kata na salpu “ yang lalu ”, seperti :
1. Dua minggu na salpu
dua minggu yang lalu 2.
Dua bulan na salpu dua bulan yang lalu
3. Dua taon na salpu
dua tahun yang lalu 4.
Dua hari na salpu dua hari yang lalu
Satuan bukan kalender yang dapat dirangkaikan dengan kata lalu adalah kata masa. Untuk perangkaian ini kata yang tidak wajib disebutkan, contoh :
1. Tingki na salpu Masa yang lalu
2. Tingki na ro
Masa yang akan datang Bahwa waktu merupakan hal yang bergerak menuju kearah kita. Akan
tetapi, kata tadi dan dulu adalah jangkauan waktu yang berbeda dalam hal jangkauannya. Kata tadi, dapat bertitik labuh misalnya pada satu menit, lima
menit, satu jam, atau tujuh jam sebelum saat tuturan asal tidak lebih dari satu hari sebelum saat tuturan, sedangkan kata dulu memiliki jangkauan lebih dari satu
Universitas Sumatera Utara
tahun sebelum saat tuturan, dan dapat lebih jauh lagi kebelakang tanpa ada batasnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan