4.1.2 Deiksis Tempat
Deiksis tempat membahas tentang leksem. Leksem tempat dapat berupa deiktis maupun tidak. Deiksis tempat menyatakan pemberian bentuk kepada
tempat, di pandang dari lokasi pemeran dalam peristiwa berbahasa, leksem tempat yang meliputi a yang dekat dengan pembicara tu
son “ ke sini ”, di son “di sini” ; b yang jauh dari pembicara tetapi dekat dengan pendengar tu si
“ ke situ ”, di si
“ di situ ” ; c yang jauh dari pembicara dan pendengar tu san “ ke sana ”, di san
“ di sana ”. Di bawah ini masing-masing contoh deiksis tempat dalam bahasa Batak Toba :
a Pahundulma rap dohot ahu di son.
Duduklah bersamaku di sini. b
Godang do sipanganon di son. Banyak makanan di sini.
c Di son ma hita maradian.
Disinilah kita beristirahat. d
Taruhon ma hirangi tu son. Antarlah keranjang itu kemari.
e Tu son ma taruhon eme i
Kemarilah antarkan padi itu f
Peakhon ma tandokmu di san Letakkan tempat berasmu di sana
g Di san ma hamu karejo
Disanalah kalian bekerja
Universitas Sumatera Utara
h Hu dapothon pe ibana di san
Aku akan menemuinya di sana i
Di san ma hita pajumpang Disanalah kita bertemu
j Di si do nasida modom.
Disitulah mereka tidur. k
Tinggalhon ma di si Tinggalkanlah di situ
l Tu si do ibana manungkun.
Ke situ dia bertanya. Selanjutnya, deiksis lokatif tempat berpusat pada penutur. Misalnya kata
dan frasa tu son “ kesini ” ; di si “ di situ ” ; dan di san “ di sana ” adalah deiktis
karena untuk mengetahui makna frasa-frasa itu harus mengetahui siapa, kapan, dan di mana tuturan itu dihasilkan.
Untuk lebih
jelasnya dapat
diperhatikan masing-masing
frase penggunaannya dalam tuturan 1 , 2 dan 3 berikut :
1 nungnga hea ahu laho tu san. Aku sudah pernah pergi ke sana.
2 Tabo do panghilalaonhu di san. Di situ saya merasa senang.
3 Dung sahat ahu di san tabo do panghilalaonhu.
Setelah sampai di sana aku merasa nyaman.
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari pusat deiksis dengan penuturnya, maka kata tu san dalam 1 dekat dengan penutur, frasa di san agak dekat dengan penutur, dan di san jauh
dengan penutur. Kata penunjuk tempat di sini, di situ, di situ dapat menjadi atribut nomina,
contoh : 1.
Orang sini 2.
Orang situ 3.
Orang sana Akan tetapi, dalam bahasa Batak Toba rangkaian seperti 1, 2, 3 wajib
mempergunakan preposisi di- menjadi : 1.
Halak di son 2.
Halak di si 3.
Halak di san Dalam bahasa Batak Toba juga kita temukan Deiksis yang menyatakan
tempat lain, seperti bunyi t dan d :
1. a Tu jabu ke rumah
Tu jabu on ke rumah ini Tu jabu i ke rumah itu
Tu jabu an ke rumah sana b
Di jabu di rumah Di jabu on di rumah ini
Di jabu i di rumah itu Di jabu an di rumah sana
Universitas Sumatera Utara
2. a Tu balian ke sawah
Tu balian on ke sawah ini Tu balian i ke sawah itu
Tu balian an ke sawah sana b
Di balian di sawah Di balian on di sawah ini
Di balian i di sawah itu Di balian an di sawah sana
3. a Tu bariba ke sebelah
Tu bariba on ke sebelah sini Tu bariba i ke sebelah situ
Tu bariba an ke sebelah sana b
Di bariba di sebelah Di bariba on di sebelah sini
Di bariba i di sebelah situ Di bariba an di sebelah sana
4. a Tu siamun ke kanan
Tu siamun on ke sebelah kanan ini Tu siamun i ke sebelah kanan itu
Tu siamun an ke sebelah kanan sana b
Di siamun di kanan Di siamun on di sebelah kanan ini
Di siamun i di sebelah kanan itu Di siamun an di sebelah kanan sana
Universitas Sumatera Utara
5. a Tu hambirang ke sebelah kiri
Tu hambirang on ke sebelah kiri sini Tu hambirang i ke sebelah kiri situ
Tu hambirang an ke sebelah kiri sana b
Di hambirang di sebelah kiri Di hambirang on di sebelah kiri sini
Di hambirang i di sebelah kiri situ Di hambirang an di sebelah kiri sana
6. a Tu binanga ke sungai
Tu binanga on ke sungai ini Tu binanga i ke sungai itu
Tu binanga an ke sungai sana b
Di binanga di sungai Di binanga on di sungai ini
Di binanga i di sungai itu Di binanga an di sungai sana
7. a Tu tao ke danau
Tu tao on ke danau ini Tu tao i ke danau itu
Tu tao an ke danau sana b
Di tao di danau Di tao on di danau ini
Di tao i di danau itu Di tao an di danau sana
Universitas Sumatera Utara
8. a Tu porlak ke ladang
Tu porlak on ke ladang ini Tu porlak i ke ladang itu
Tu porlak an ke ladang sana b
Di porlak di ladang Di porlak on di ladang ini
Di porlak i di ladang itu Di porlak an di ladang sana
9. a Tu tombak ke hutan
Tu tombak on ke hutan ini Tu tombak i ke hutan itu
Tu tombak an ke hutan sana b Di tombak di hutan
Di tombak on di hutan ini Di tombak i di hutan itu
Di tombak an di hutan sana 10.
a Tu dalan ke jalan Tu dalan on ke jalan ini
Tu dalan i ke jalan itu Tu dalan an ke jalan sana
b Di dalan di jalan Di dalan on di jalan ini
Di dalan i di jalan itu Di dalan an di jalan sana
Universitas Sumatera Utara
11. a Tu singkola ke sekolah
Tu singkola on ke sekolah ini Tu singkola i ke sekolah itu
Tu singkola an ke sekolah sana b Di singkola di sekolah
Di singkola on di sekolah ini Di singkola i di sekolah itu
Di singkola an di sekolah sana Selanjutnya, leksem tempat seperti jolo
“ depan ” dan pudi “ belakang ” tidak deiktis apabila dirangkaikan dengan nomina seperti manusia, rumah yang
memang mempunyai bagian depan dan belakang seperti kalimat : 1.
Adong sada ursa di jolo ni si Yem Ada seekor rusa di depan si Yem
2. Adong sada ursa di pudi ni jabu i
Ada seekor rusa di depan rumah itu Pengertian kata jolo di sini ditentukan bukan oleh si pembicara, melainkan
oleh si Yem atau jabu “ rumah ” itu. Kata jolo “ depan ” menjadi deiktis apabila
dirangkaikan dengan nomina seperti pohon misalnya, dalam kalimat yang diucapkan oleh seorang pemburu
3. Adong sada ursa di jolo ni hau i
Ada seekor rusa di depan pohon itu Bagian hau
“ pohon ” yang dilihat oleh si pemburu sewaktu mengucapkan kalimat 3 itulah yang dimaksud dengan kata jolo
“ depan ”. Jadi, ursa “ rusa ” itu berada di antara pemburu dan pohon. Kedua perbedaan tersebut di atas
Universitas Sumatera Utara
dimungkinkan karena hau “ pohon ” memiliki “orientasi tempelan” induced
orientation , sedangkan si Yem dan rumah mempunyai “orientasi bawaan”
inherent orientation ; istilah Kimball 1974 : 2. Deiksis tempat juga bersifat deiksis apabila preposisi itu dapat berdiri
sendiri tanpa dirangkaikan dengan nominanya apabila kata benda menjadi objeknya itu sudah dimengerti atau jelas dalam konteks, seperti :
1. A : Di dia biang i ?
Di mana anjing itu? B : Di ginjang.
Preposisi di ginjang “ di atas ” 1 bersifat deiktis karena untuk
mengetahui tempat yang dimaksud diperlukan pengertian di mana si pembicara itu yaitu B berdiri.
4.1.3 Deiksis Waktu