Karakteristik Responden METODOLOGI PENELITIAN

ii seluruh wilayah Kota Medan. Peta Guna Lahan Kota Medan memperlihatkan bahwa Guna Lahan Kota Medan terdiri dari 10 sepuluh jenis, yaitu perumahan dan kegiatan terkait, lahan industri, lahan jasa, lahan perusahaan, sawah, kebun campuran, hutan rawa, tegalan, dan lahan kosong diperuntukan.

4.1.5 Rasio Kepadatan Penduduk

Keadaan jumlah penduduk yang semakin meningkat di Kota Medan juga menyebabkan peningkatan rasio kepadatan penduduk. Hal ini dikarenakan luas wilayah Kota Medan tidak mengalami perubahan tetap. Kepadatan penduduk Kota Medan sebanyak 7.913,0 jiwaKm². Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5 dan peta pada lampiran 19. Tabel 5. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kota Medan No Indikator 2008 2009 2010 1 Luas Wilayah Km² 265,10 265,10 265,10 2 Kepadatan Penduduk 7.929 8 8.001 7.913 Sumber : BPS – Medan Dalam Angka 2011 Kecenderungan semakin menyempitkan luas lahan berpeluang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan. Terjadi penurunan kepadatan penduduk dari tahun 2009 ke 2010 bisa disebabkan oleh kematian maupun migrasi.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah a pengusaha bawang merah dan b pengupas bawang merah. Adapun karakteristik responden pengusaha bawang merah meliputi; umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama berusaha sedangkan karakteristik pengupas baang merah meliputi; umur, jenis Universitas Sumatera Utara ii kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja. Karakteristik responden disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden No Pengusaha Jumlah orang Pekerja Jumlah orang 1 Umur Umur 33-41 tahun 9 30,0 35-42 tahun 7 23,3 42-50 tahun 13 43,3 43-50 tahun 17 56,7 51-57 tahun 8 26,7 51-56 tahun 6 20,0 Jumlah 30 100,0 Jumlah 30 100,0 2 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 8 26,7 Laki-laki 0,0 Perempuan 22 73,3 Perempuan 30 100,0 Jumlah 30 100,0 Jumlah 30 100,0 3 Pendidikan Pendidikan SLTP 8 26,7 SD 2 6,7 SLTA 19 63,3 SLTP 18 60,0 D3SLTA 3 10,0 SLTA 10 33,3 Jumlah 30 100,0 Jumlah 30 100,0 4 Lama Berusaha Lama Kerja 3-5 Tahun 18 60,0 3-5 Tahun 19 63,3 6-8 Tahun 11 36,7 6-8 Tahun 8 26,7 9-10 Tahun 1 3,3 9-10 Tahun 3 10,0 Jumlah 30 100,0 Jumlah 30 100,0 5 Jumlah Tanggungan Jumlah Tanggungan 1-2 Orang 10 33,3 2-3 Orang 11 36,7 3-4 Orang 17 56,7 4-5 Orang 16 53,3 5-6 Orang 3 10,0 6-7 Orang 3 10,0 Jumlah 30 100,0 Jumlah 30 100,0 Sumber: Data primer, diolah Lampiran 1 Umur seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi seseorang secara fisik, begitu juga dengan pengusaha dan pengupas bawang merah yang dapat memengaruhi produktivitas kerjanya dalam beraktivitas sehari-hari. Berdasarkan Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa umur terbanyak sebagai pengusaha bawang merah pada kelompok umur 42-50 tahun, yaitu sebanyak 13 orang 43,3 selebihnya pada kelompok umur 33-41 tahun dan 51-57 tahun masing-masing sebanyak 9 orang 30,0 dan 8 orang 26,7. Rata-rata umur Universitas Sumatera Utara ii 45,93 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur pengusaha masih pada umur produktif. Sedangkan sebagai pengupas bawang merah terbanyak pada kelompok umur 43-50 tahun, yaitu sebanyak 17 orang 56,7 selebihnya pada kelompok 35-42 tahun dan 51-56 tahun masing-masing sebanyak 7 orang 23,3 dan 6 orang 20,0. Rata-rata umur 46,03 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur pekerja juga masih pada umur produktif. Berdasarkan jenis kelamin diketahui pengusaha bawang merah terbanyak adalah perempuan, yaitu sebanyak 22 orang 73,3 selebihnya laki-laki, yaitu sebanyak 8 orang 26,7. Sedangkan sebagai pengupas bawang merah seluruhnya perempuan 100,0. Hal ini memberikan gambaran tenaga kerja wanita yang selama ini bekerja sebagai ibu rumah tangga sudah mulai bergeser memasuki berbagai lapangan kerja. Menurut Sayogjo 1983 pesatnya pembangunan berkorelasi positif dengan peran wanita. Berdasarkan lama berusaha diketahui sebagai lama berusaha pengusaha bawang merah terbanyak pada kelompok 3-5 tahun, yaitu sebanyak 18 60,0, selebihnya pada kelompok 6-8 tahun dan 9-10 tahun masing-masing sebanyak 11 orang 36,7 dan 1 orang 3,3. Rata-rata lama berusaha 7,6 tahun. Sedangkan sebagai pengupas bawang merah lama kerja terbanyak adalah pada kelompok 3-5 tahun, yaitu sebanyak 19 63,3, selebihnya pada kelompok 6-8 tahun dan 9-10 tahun masing-masing sebanyak 8 orang 26,7 dan 3 orang 10,0. Rata-rata pengalaman kerja 5,43 tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa pengalaman kerja baik sebagai pengusaha maupun sebagai pengupas dapat Universitas Sumatera Utara ii memahami wawasan tentang usaha atau pekerjaannya. Pengalaman kerja memengaruhi pengetahuan dan keterampilan tertentu. Berdasarkan jumlah tanggungan pengusaha bawang merah kupaslebih banyak memiliki jumlah tanggungan 3-4 orang sebanyak 17 orang 56,7 selebihnya jumlah tanggungan 1-2 orang dan 5-6 orang. Jumlah rata-rata tanggungan 3,2 orang. Sedangkan pekerja bawang merah kupas lebih banyak memiliki jumlah tanggungan 4-5 orang sebanyak 16 orang 53,3 selebihnya 2-3 orang dan 6-7 orang. Jumlah rata-rata tanggungan 3,87 orang. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Ketersediaan Input Produksi

Input produksi pada usaha pengupasan bawang merah ini adalah bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan bahan penunjang . Hampir semua input produksi tersedia di pasar setempat. Bahan baku bawang merah lokal ketersediannya kadang-kadang terbatas, sehingga pengusaha mengimpor dari Brebes, Jawa Tengah.

a. Bahan Baku

Bahan baku merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk kelangsungan bisnis usaha pengupasan bawang merah. Kekurangan bahan baku memberikan dampak buruk terhadap kelancaran usaha. Selain itu bahan baku juga harus tersedia setiap saat untuk menjamin kontinuitas usaha dan kepentingan pelanggan konsumen. Bahan baku dalam hal ini ada dua jenis, yaitu bahan baku utama dan bahan penunjang. Adapun yang menjadi bahan baku utama adalah bawang merah. Kebutuhan bahan baku dalam satu bulan adalah 5.000-20.000 Kg dalam satu kali produksi. Bahan baku berupa bawang merah lokal ketersediannya tergantung pola tanam. Pola produksi yang tidak teratur disebabkan oleh keadaan musim, ketersediaan air dan lahan untuk dikelola, tidak mempengaruhi permintaan yang terus ada sepanjang tahun dan relatif stabil kecuali pada hari-hari besar. Diasumsikan, bahwa ketersediaan yang ada adalah jumlah selisih impor-ekspor dan produksi. Universitas Sumatera Utara