ii Kg dengan rataan 11.233,3 Kg, kemudian setelah dikupas berjumlah 320.000 Kg
dengan rataan 10.666,7 Kg. Total penerimaan per siklus atas usaha bawang merah kupas sebesar Rp 9.492.300.000,- dan total rata-rata penerimaan adalah sebesar
Rp 316.410.000,-.
5.3. Pendapatan Pengusaha
Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usaha bawang merah kupas dengan total biaya produksi yang dikeluarkan selama
siklus produksi berlangsung. Pendapatan pengusaha bawang merah kupas disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Pendapatan Pengusaha Bawang Merah Kupas
No Produksi
Kg Satuan
Jumlah Per siklus
Rataan Rp
1 Produksi bawang merah kupas
Kg 320.000
10.666,7 2
Penerimaan Rp
9.492.300.000 316.410.000,0 3
Biaya Variabel Rp
7.447.258.500 248.241.950,0 4
Biaya Tetap Rp
163.712.250 5.457.075,0
Total Biaya Produksi Rp
7.610.970.750 253.699.025,0 Pendapatan
Rp 1.881.329.250
62.710.975,0
Sumber: Data primer, diolah Lampiran 13
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total pendapatan per siklus usaha
bawang merah kupas adalah sebesar Rp 1.881.329.250,- dan rata-rata pendapatan adalah sebesar adalah Rp 62.710.975,0,-. Dengan demikian hipotesis 3 yang
menyatakan bahwa pendapatan yang diperoleh pengusaha dalam usaha pengupasan bawang merah adalah tinggi dapat diterima.
5.4 . Pendapatan Pekerja
Pendapatan pengupas bawang merah merupakan upahgaji yang diterima atas pekerjaannya sebagai pengupas bawang merah selama siklus produksi
berlangsung. Pendapatan pengupas bawang merah disajikan pada Tabel 19.
Universitas Sumatera Utara
ii
Tabel 19. Pendapatan Pekerja
No Sampel Produksi
Kg Jumlah
Dikupas kghari
Jumlah Dikupas
kgbulan Pendapatan
Rpbulan
1 17.000
100 2.600
1.040.000 2
11.500 100
2.600 910.000
3 7.500
85 2.210
884.000 4
10.500 100
2.600 910.000
5 7.500
90 2.340
819.000 6
10.500 100
2.600 1.040.000
7 5.500
90 2.340
936.000 8
13.500 100
2.600 1.040.000
9 9.500
90 2.340
936.000 10
19.000 110
2.860 1.001.000
11 10.400
100 2.600
1.040.000 12
8.500 90
2.340 702.000
13 11.400
100 2.600
1.040.000 14
4.500 80
2.080 832.000
15 13.500
100 2.600
1.040.000 16
19.000 105
2.730 955.500
17 8.600
90 2.340
936.000 18
6.600 95
2.470 988.000
19 6.700
80 2.080
832.000 20
11.400 100
2.600 1.040.000
21 5.700
90 2.340
936.000 22
10.400 100
2.600 1.040.000
23 19.000
110 2.860
1.072.500 24
13.300 95
2.470 988.000
25 8.600
75 1.950
780.000 26
10.500 100
2.600 910.000
27 11.400
100 2.600
1.040.000 28
6.700 70
1.820 728.000
29 9.500
90 2.340
936.000 30
12.300 85
2.210 884.000
Total 320.000
2.820 73.320
28.236.000 Rataan
10.666,7 94
2.444 941.200
Sumber: Data primer, diolah Lampiran 14
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total pendapatan per siklus usaha pengupas bawang merah adalah sebesar Rp 28.236.000,- dan rata-rata pendapatan
adalah sebesar Rp 941.200,-. Upah terendah Rp 702.000 dan tertinggi Rp
Universitas Sumatera Utara
ii 1.040.000. Dengan demikian hipotesis 3 yang menyatakan bahwa pendapatan
yang diperoleh pengusaha bawang merah kupas adalah tinggi dapat diterima.
5.5. Nilai Tambah Value added
Nilai tambah diartikan sebagai selisih antara produksi olahan Rp dengan nilai bahan baku Rp dan nilai penunjang Rp yang digunakan dalam proses
produksi. Dapat juga diartikan selisih antara penerimaan dengan nilai bahan baku utama Rp, nilai bahan penunjang Rp dan nilai tenaga kerja Rp pada tahap
menimbang, mensortir, mengupas, memasukkan kedalam goni atau keranjang, dan memasukkan kedalam plastik pengemasan untuk dijual. Bahan baku utama
dalam hal ini adalah bawang merah, yang menjadi bahan penunjang dalam pengupasan bawang merah meliputi pisau, tampi, keranjang, gonikarung dan
plastik dan tenaga kerja yang digunakan. Menurut Suryana 1990 nilai tambah dikatakan tinggi apabila
NP ≥ NBB + NBP dan nilai tambah rendah apabila NP NBB + NBP. Semakin
besar nilai tambah dari suatu produk yang dihasilkan maka semakin baik pula kegiatan usaha pengupasan bawang merah yang terlaksana. Rata-rata nilai tambah
usaha pengupasan bawang merah di daerah penelitian dengan asumsi usaha pengupasan bawang merah disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Nilai Tambah Usaha Bawang Merah Kupas Per Siklus No
Uraian Rp
1 Nilai produk hasil olahan
9.492.300.000 2
NBB : Biaya Bahan Baku
7.278.000.000 Tenaga Kerja
95.504.500 3
NBP 18.568.500
Nilai tambah per siklus 2.100.227.000
Rataan nilai tambah 70.007.566,7
Sumber: Data primer, diolah Lampiran 15
Universitas Sumatera Utara
ii Keterangan :
NT = Nilai tambah Rp NP = Nilai produk hasil olahan Rp
NBB = Nilai bahan baku Rp NBP = Nilai bahan penunjang Rp
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tambah per bulan persiklus adalah Rp 2.100.227.000,-.Dengan rincian ; nilai produk olahan
sebesar Rp 9.492.300.000.-, nilai bahan penunjang sebesar Rp 18.5680.500.-, nilai bahan baku utama sebesar Rp 7.278.000.000,- dan tenaga kerja Rp 95.504.500,-.
Hal ini memberikan makna bahwa dalam usaha bawang merah kupas untuk mendapat value added sebesar Rp. 6.563 per Kg, maka pengusaha mengeluarkan
biaya tambahan untuk tenaga kerja sebesar Rp.298,5 per Kg, bahan penunjang sebesar Rp 58,0.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden di lapangan diperoleh informasi bahwa harga jual bawang merah tidak dikupas adalah kisaran Rp
22.500-Rp.23.000 per Kg. Jika dibandingkan harga jual bawang merah kupas sebesar Rp.29.500-30.000 per Kg dengan bawang merah tidak dikupas maka
diperoleh selisih harga kisaran Rp.7.500-Rp.8.000 per Kg. Mengacu kepada hasil perhitungan value added di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai value
added yang dihitung relatif tidak berbeda dengan selisih harga bawang merah yang dikupas dengan bawang merah yang tidak dikupas atas informasi yang
diperoleh dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa nilai produk yang
dihasilkan atas bawang merah kupas lebih besar dari nilai bahan baku dan nilai bahan penunjang. Dengan demikian hipotesis 4 yang menyatakan bahwa ada nilai
Universitas Sumatera Utara
ii tambah value added produk yang diperoleh dari hasil pengupasan bawang
merah.di daerah penelitian adalah tinggi dapat diterima.
5.6. Kesempatan Kerja