ii penerimaan petani cenderung turun. Demikian sebaliknya, jika panen kurang
berhasil, penerimaan petani akan cenderung meningkat. Dalam kasus ini, terlihat bahwa kepentingan petani berlawanan dengan kepentingan konsumen. Hal ini
semakin terasa pada saat terjadi kegagalan panen di mana harga bahan makanan melonjak dan penerimaan petani meningkat tetapi konsumen dirugikan. Bila
panen berhasil, harga akan merosot tajam dan konsumen diuntungkan, sedangkan petani dirugikan karena penerimaannya turun.
Ketersediaan input produksi yang sangat mendukung besarnya produksi yang dihasilkan. Produksi yang tinggi akan sangat mempengaruhi keuntungan
yang diperoleh pengolah. Harga jual yang ditetapkan oleh pengolah bedasarkan hasil produksi dan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Semakin banyak bawang merah yang dikupas terjual dan kecilnya biaya produksi memberikan keuntungan yang besar bagi tenaga kerja dan pengusaha bawang
merah Sarwono,2003.
2.1.2. Tenaga Kerja
Menurut UU No 13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan kesempatan kerja
mengandung arti jumlah tenaga kerja dewasa yang bekerja penuh waktu, sedangkan pengangguran berarti jumlah tenaga kerja dewasa yang tidak bekerja
dan aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja adalah jumlah total antara mereka yang bekerja dengan
mereka yang sedang tidak bekerja dan sedang mencari kerja. Menurut Sukirno
Universitas Sumatera Utara
ii 2000, pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sedangkan menurut BPS 2007, tenaga kerja adalah seluruh
penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat adalah dengan cara menanam investasi pada kegiatan yang bersifat
produktif. Investasi yang sehat yang didukung oleh prinsip-prinsip ekonomi yang universal akan mendorong kegiatan segala bidang selanjutnya. Hal ini akan
menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat Gray, 1986.
Khusus mengenai kesempatan kerja di daerah pedesaan, usaha-usaha itu telah dilakukan, misalnya dengan program padat karya, melalui program latihan
dan keterampilan tenaga kerja. Kenyataannya bahwa sektor pertanian tersebut daya serapnya kurang jika dibandingkan dengan sektor yang lain Suprapto,
1982. Lapangan pekerjaan sangat terbatas di bidang pertanian atau secara relatif berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada sumber daya alam dan faktor
produksi lainnya. Kebanyakan tenaga kerja pertanian menjadi setengah menganggur disguised unemployment Mubyarto, 1989.
2.1.3 Konsep Nilai Tambah
Sifat mudah rusak perishablebulky yang dimiliki produk pertanian memberikan motivasi terhadap petani dan pengusaha untuk melakukan
penanganan yang tepat, sehingga produk pertanian tersebut siap dikonsumsi oleh konsumen. Di dalam sistem pertanian terjadi arus komoditas yang mengalir dari
Universitas Sumatera Utara
ii hulu ke hilir, yaitu yang berawal dari produsen dan penyalur input pertanian ke
petani, pedagang pengumpul, pedagang besar sampai ke konsumen akhir. Dalam perjalanan dari produsen ke konsumen akhir, komoditi pertanian tersebut
mendapat perlakuan- perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan pemindahan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah.
Konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input yang diperlakukan pada suatu komoditas. Input yang menyebabkan
terjadinya nilai tambah dari suatu komoditas dapat dilihat dari adanya perubahan- perubahan pada komoditas tersebut, yaitu perubahan bentuk, tempat, dan waktu.
Menurut Hayami et. al 1987, terdapat dua cara dalam menghitung nilai tambah, yaitu dengan menghitung nilai tambah selama proses pengolahan dan
menghitung nilai tambah selama proses pemasaran. Nilai tambah value added adalah penambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan,
pengangkutan, atau penyimpanan dalam suatu proses produksi. Menurut Hayami et. al 1987 definisi dari nilai tambah adalah
pertambahan nilai suatu komoditas karena adanya input fungsional yang diberlakukan pada komoditi bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses
pengubahan bentuk form utility , pemindahan tempat place utility, maupun penyimpanan time utility. Nilai tambah menggambarkan imbalan bagi tenaga
kerja, modal dan manajemen. Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa yang
diterima pelaku sistem pengolah dan kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh sistem tersebut. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis
faktor pasar. Faktor teknis terdiri dari jumlah dan kualitas bahan baku serta input
Universitas Sumatera Utara
ii penyerta, kualitas produk, penerapan teknologi, kapasitas produksi, dan
penggunaan unsur tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar meliputi harga bahan baku, harga jual output, upah tenaga kerja, modal investasi, informasi pasar, dan
nilai input lain selain bahan bakar. Dengan demikian fungsi dari nilai tambah yang menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen, sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut: Nilai Tambah = f K, B, T, U, H, h, L
Dimana : K = Kapasitas produsi unit usaha Unit B = Jumlah bahan baku yang digunakan unit
T = Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan HOK U = Upah tenaga kerja Rp HOK
H = Harga Output Rpunit h = Harga bahan baku Rpunit
L = Nilai input lain unit Analisis input lain adalah semua korbanan yang terjadi selama proses
proses pelakuan untuk menambah nilai output, selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, mencakup biaya modal berupa bahan penolong dan biaya overhead
pabrik lainnya, upah tenaga kerja tidak langsung.
2.1.4. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami