ii Dari besaran nilai tambah yang dihasilkan dapat ditaksir besarnya balas
jasa yang diterima faktor produksi yang digunakan dalam proses perlakuan tersebut. Dalam analisis nilai tambah terdapat tiga komponen pendukung, yaitu
faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefesien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya tenaga
kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dan nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input. Distribusi nilai tambah berhubungan
dengan teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan ketrampilan, serta kualitas bahan baku. Apabila penerapan
teknologi cenderung padat karya maka proporsi bagian tenaga kerja yang diberikan lebih besar dari proporsi bagian keuntungan bagi perusahaan, sedangkan
apabila diterapkan teknologi padat modal maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian tenaga kerja.
Perbedaan pendapatan berkaitan erat dengan produktivitas para petani. Sementara produktivitas tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor antara lain:
luas lahan yang dimiliki, kebijakan pemerintah dalam pemberian insentif pada petani, dan sebagainya Soetrisno, 1998.
2.2. Landasan Teori
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang cukup strategis di Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi bawang merah sebagai bahan utama bumbu
makanan di seluruh Indonesia sehingga tingkat permintaannya sangat tinggi. Menurut data Ditjen Hortikultura 2008 tingkat produksi bawang merah di
Indonesia cenderung berfluktuasi setiap tahunnya. Tingkat produktivitas bawang
Universitas Sumatera Utara
ii merah pun relatif menurun dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu komoditas
hortikultura ini perlu ditingkatkan. Agribisnis adalah segala kegiatan produksi dan distribusi sarana produksi
pertanian yang ada hubungannya budidaya dan juga semua kegiatan mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan hasil-hasil pertanian. Agribisnis
mencakup seluruh sektor pertanian dan sebagian sektor industri yang mengolah hasil pertanian Soeharjo, 1991. Dengan demikian sistem agribisnis juga terdiri
dari beberapa kelompok atau subsistem yang saling berkaitan dan mendukung. Sehingga sistem agribisnis itu adalah suatu sistem vertikal dari setiap komoditi
pertanian yang terdiri dari subsistem pengadaan sarana produksi, subsistem budidaya usaha tani, subsistem pengolahan dan subsistem pemasaran
Sumber : Soeharjo, 1991
Gambar 1. Katerkaitan Subsistem Agribisnis
Menurut Austin 1993 ada tiga faktor yang saling mempengaruhi dalam faktor produksi yaitu : pengadaan bahan bahan baku, pengolahan, dan pasar.
Ketiga faktor tersebut saling berkaitan sehingga kegagalan pada satu faktor akan mempengaruhi yang lainnya
Istilah faktor produksi sering juga disebut dengan korbanan produksi, karena faktor produksi atau input tersebut dikorbankan untuk menghasilkan
produk. Macam faktor produksi atau input ini, berikut jumlah dan kuantitasnya perlu diketahui oleh seorang produsen. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu
produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi input Produksi
input,alat dan mesin
Produk primer olahan petani,
peternak dan nelayan
Penanganan dan pengolahan
nilai tambah Pemasaran
saluran distribusi dan
harga
Universitas Sumatera Utara
ii dan produk output. Hubungan antara input dan output ini disebut dengan faktor
relationship. Dalam rumus matematis, faktor relationship ini ditulis dengan :
Y = f X ₁,X₂,…,Xi,…,Xn
Produktivitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan input produksi yang efisien bagi usahatani karena tingkat produksi yang tinggi akan
dicapai tenaga kerja. Efisiensi kerja akan dipengaruhi oleh luas areal, cara budidaya, pendidikan, keterampilan, dan pola konsumsi. Makin luas usahatani
maka pengolahan kerja dapat diusaha seoptimal mungkin Daniel, 2003. Produktivitas tenaga kerja=
erja k
tenaga Jumlah
produksi Jumlah
Semakin banyak tenaga kerja semakin tinggi pula biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi sehingga semakin kecil dana yang dapat dialokasikan untuk biaya
usaha tani, tetapi di sisi lain semakin banyak anggota keluarga yang aktif berusahatani berpeluang memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada
petani lain dengan jumlah anggota keluarga yang tidak aktif Sahara, dkk, 20044. Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau
akan dilakukan. Pasal 1 ayat 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Pendapatan didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dari usaha tani selama periode tanam. Pendapatan dapat bertambah apabila suatu komoditas
disortirgrading karena harganya lebih tinggi, walaupun dibutuhkan biaya
Universitas Sumatera Utara
ii produksi tambahan. Selisih antara pendapatan dan biaya produksi merupakan
keuntungan atau kerugian Sunarjono, 2004. Menghitung nilai tambah yang dihasilkan digunakan rumus value added
yaitu: NT = NP- NBB + NBP. Kriteria uji : Nilai Tambah Tinggi bila NP NBB + NBP dan Nilai Tambah Rendah NP NBB+ NBP Suryana,1990.
2.3. Kerangka Pemikiran