Website Rencana Penanaman Dana Rencana Permodalan

Good Corporate Governance 2012 Hal 4655 dari pelapor yang mencantumkan identitasnya dengan jelas dan benar ataupun yang bersifat tanpa identitas namun disertai dengan bukti awal adanya pelanggaran. Penyampaian pengaduan pelanggaran oleh whistleblower dapat disampaikan melalui sarana-sarana yang telah disediakan Bank, yaitu: Melalui kotak surat yang ditujukan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Unit Anti fraud pada alamat Kantor Pusat Bank; Melalui email resmi yang ditujukan kepada Unit Anti fraud dengan alamat: unitantifraudvictoriabank.co.id; dan Melalui saluran telepon yang ditujukan kepada Unit Khusus dengan nomor: 021-5735425. Untuk pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh karyawan Bank, penyampaian pengaduan pelanggaran ditujukan kepada Direktur Utama Bank dengan tembusan kepada Unit Anti fraud; sementara untuk pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh anggota Direksi atau bahkan Direktur Utama, ditujukan tetap kepada Direktur Utama Bank dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Unit Anti fraud. Pengaduan pelanggaran tersebut akan dikelola oleh Unit Anti fraud sebagai unit yang berada didalam Biro Hukum Remedial dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama serta memiliki jalur komunikasi secara langsung kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan mekanisme whistleblowing yang diterapkan Bank, setiap pengaduan pelanggaran akan diverifikasi oleh Unit Anti fraud dalam laporan tertulis yang ditujukan kepada Direktur Utama dan atau Dewan Komisaris secara langsung atau melalui Kepala Divisi Biro Hukum Remedial. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka pengaduan akan diproses ke tahap investigasi sesuai jenis pengaduan dan pelaku pelanggaran. Pelaku pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku dan apabila terbukti adanya pelanggaran oleh pegawai yang mengarah ke tindak pidana, maka akan dilanjutkan proses hukum yang berlaku kepada lembaga penegak hukum dengan Direksi sebagai pejabat penyerah perkara. Pemantauan tindak lanjut dan penyampaian tanggapan atas pengaduan pelanggaran akan dilakukan oleh Unit Anti fraud. Dalam rangka perlindungan terhadap pelapor whistleblower protection, Bank akan memberikan perlindungan penuh baik untuk pihak internal maupun eksternal Bank, baik bagi pelapor maupun saksi yang berpartisipasi dalam proses investigasi, penyelidikan dan penyidikan termasuk sidang terhadap perkara yang menjadi perhatian publik. Kerahasiaan identitas pelaporan hanya dimungkinkan untuk diungkapkan apabila diperlukan dalam proses investigasi lanjutan dan untuk mematuhi hukum dalam proses penyidikan pihak berwajib. Perlindungan pelapor dan saksi khususnya jika pelapor berasal dari eksternal Bank, mengacu kepada ketentuan Undang-undang Nomo 13 tahun 2006 tentang perlidungan pelapor dan korban.

N. Website

PT Bank Victoria International TBk senantiasa memastikan kepatuhan terhadap ketentuan keterbukaan informasi kepada pihak eksternal, sebagaimana disebutkan PBI No.750PBI2005 jo. PBI Nomor 322PBI2001 tentang Transparansi Kondisi keuangan Bank. Hal ini dicerminkan dalam penyampaian sejumlah laporan dan informasi penting lainnya yang harus dimuat dalam website, PT Bank Victoria International Tbk mengelola website www.victoriabank.co.id. XI RENCANA STRATEGIS Dalam penyusunan Rencana Bisnis Bank terkait dengan rencana strategis, Bank memepertimbangkan perkembangan perekonomian global pada umumnya dan Indonesia pada khususnya serta pencapaian kinerja Bank sebelumnya. Rencana strategis tersebut terbagi menjadi: Good Corporate Governance 2012 Hal 4755

A. Rencana Target Laporan Keuangan 2013-2015

1. Asumsi Perekonomian Makro

Prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh stabil jika dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan Pidato Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 23 November 2012, pertumbuhan ekonomi di tahun 2013 diperkirakan akan mencapai kisaran 6.3 - 6.7 estimasi pertumbuhan ekonomi 2012 adalah 6.3. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan stabil di kisaran 5 - 5.4. Namun disisi lain, pertumbuhan konsumsi pemerintah diperkirakan akan melambat dari 7.8 di tahun 2012 menjadi sekitar 5.7 - 6.1 di tahun 2013. Target pertumbuhan investasi 11.6 - 12.0 dan pertumbuhan ekspor 5.4 - 5.8 nampaknya akan terus ditingkatkan oleh pemerintah di tahun 2013, sementara pertumbuhan impor diperkirakan ada di kisaran 7.2 - 7.6 di tahun 2013. Jika melihat dari data-data proyeksi tahun 2013, maka pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi diharapkan bersumber dari investasi dan target pertumbuhan ekspor. Sementara disisi lain, biaya belanja negara akan ditekan se-efisien mungkin.

2. Asumsi Perekonomian Mikro

Bank Indonesia diproyeksikan akan tetap menjaga pertumbuhan kredit industri perbankan pada kisaran 20 – 24 di tahun 2013. Hal ini untuk mengantisipasi potensi overheating di kartu kredit, kredit otomotif dan kredit properti. Dampak kebijakan Loan to Value LTV di tahun 2012 telah memperlambat pertumbuhan kredit konsumtif meskipun diyakini akan kembali kepada trend menaik di tahun 2013. Selain itu, diperkirakan akan terdapat beberapa regulasi-regulasi baru yang akan berdampak pada industri perbankan secara umum yaitu : 1. Ketentuan pembatasan lingkup usaha bank yang dikaitkan dengan kecukupan modal. 2. Ketentuan mengenai rasio kecukupan modal yang akan dikaitkan dengan risk profile dari bank tersebut. 3. Ketentuan mengenai izin pembukaan jaringan kantor bank yang akan dikaitkan dengan Tingkat Kesehatan, Alokasi Modal Inti, Pangsa Kredit UMKM dan Efisiensi melalui supervisory approach. 4. Ketentuan terkait dengan penetapan batas minimum portfolio kredit UMKM terhadap total kredit dari bank. 5. Ketentuan untuk pemberian kredit kepada start up wira usaha. 6. Rencana uji coba mengenai konsep branchless banking. 7. Ketentuan penerapan SBDK khusus untuk kredit Mikro. Berdasarkan asumsi makro dan mikro ekonomi tersebut diatas maka asumsi-asumsi suku bunga yang menyertai proyeksi keuangan 2013 - 2015 untuk SBI antara 4,00 - 4,50, Penempatan pada Bank Lain antara 4,00 - 5,00, Obligasi Bank antara 8,00 - 10,50, Obligasi Korporasi antara 8,00 - 11,00, Obligasi Pemerintah antara 7,00 - 9,50, Kredit yang Diberikan 10,00 - 13,00. Giro antara 4,00 - 4,50, Tabungan antara 5,00 - 6,00, Deposito antara 6,75-7,25, Kewajiban pada Bank Lain antara 2,00-6,50, Obligasi Senior sebesar 10,00 dan Obligasi Subordinasi sebesar 11,00.

B. Rencana Pendanaan

1. Rencana Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Proyeksi Dana Pihak Ketiga DPK pada bulan Desember 2013 yang dapat dihimpun naik sebesar Rp 2.336,03 milyar 22,95 menjadi Rp. 12.513,33 milyar dari estimasi bulan Desember 2012 sebesar Rp. 10.177,30 milyar. CASA rasio pada bulan Desember 2013 diproyeksikan akan menjadi 20,24 dari 13,04 estimasi bulan Desember 2012.

2. Rencana Penerbitan Surat Berharga

Di triwulan II tahun 2013, Bank akan menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp.200 milyar dan Obligasi Subordinasi Seri III sebesar Rp. 300 milyar. Dana yang diperoleh dari hasil emisi setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan oleh Bank sebagai sumber pendanaan jangka panjang guna meningkatkan aktiva produktif khususnya untuk meningkatkan fasilitas kredit Bank selain untuk mempertahankan kemampuan permodalan. Good Corporate Governance 2012 Hal 4855

C. Rencana Penanaman Dana

Dalam hal rencana penanaman dana, Bank memfokuskan pada penyediaan dana kepada pihak terkait, pemberian kreditpembiayaan kepada debitur inti, pemberian kreditpembiayaan berdasarkan kegiatan usaha tertentu, pemberian kreditpembiayaan berdasarkan lapangan usaha, jenis usaha dan profinsi. Bank juga memfokuskan pemberian kreditpembiyaan kepada debitur UMKM berdasarkan lapangan usaha, jenis usaha, dan profinsi. Bank secara selektif dan prudent melakukan penanaman dana pada surat-surat berharga pada obligasi pemerintah, reksadana, obligasi Bank dan perusahaan-perusahaan negara BUMN maupun swasta dengan memperhatikan peringkat surat berharga serta imbal hasil yang didapat. Rencana penyaluran dana yang ditempatkan pada Surat-surat Berharga di tahun 2013 naik sebesar 8,55 yaitu sebesar Rp. 325 milyar dibandingkan dengan estimasi Desember 2012.

D. Rencana Permodalan

Secara umum, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM estimasi Desember 2012, masih lebih tinggi dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Posisi KPMM Bank per Desember 2013 dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar mencapai sebesar 17,82.

E. Rencana Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia