Informasi dapat dibedakan menjadi sumber

menyimpulkan, bahwa intinya “dimana suatu benda atau peristiwa berada, disana bisa tercipta informasi.” p.16. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf, angka, bentuk suara, sinyak, gambar, dsb. Menurut Sutabri 2005, ”Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.”p.21. Siklus informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1: Siklus Informasi Sumber: Sutabri 2005 Menurut Thohiron

2002, Informasi dapat dibedakan menjadi sumber

informasi primer dan sumber informasi sekunder: Proses Model Data ditangkap Input Data Hasil tindakan Output Information Penerima Dasar data Keputusan tindakan Universitas Sumatera Utara Sumber informasi primer: Sumber informasi primer adalah sumber yang melaporkan adanya informasi tersebut misalnya suatu penemuan baru. Contoh sumber informasi primer ini adalah : 1. paten dan standar 2. makalah pertemuan dan laporan 3. tesis dan disertasi 4. karangan asli atau artikel ilmiah 5. majalah atau jurnal ilmiah dan surat kabar Sumber informasi sekunder: Sumber informasi sekunder merupakan daftar atau pencatatan dari sumber informasi primer. Contoh : 1. daftar buku 2. katalog 3. bibliografi 4. majalah indeks dan majalah abstrak Menurut Yusup 2009, berdasarkan besar dan banyaknya informasi yang ada di alam ini, hanya sebagian kecil saja yang berhasil dirasakan, didengarkan dilihat, dan direkam oleh manusia. Informasi yang hanya dirasakan, didengar, dan dilihat itu susah diolah karna ia akan menjurus kepada informasi lisan yang kemudian lebih banyak dikembangkan oleh studi komunikasi. Ada juga informasi yang sempat direkam, dan informasi yang sempat direkam dalam berbagai alat perekam inilah yang akhirnya berkembang, dicari dan dimanfaatkan oleh manusia. Namun tidak ada seorang pun yang mampu mengikuti seluruh perkembangan dan pertumbuhan informasi secara tuntas, apalagi jika informasi dimaksud tidak ada yang mengelolanya secara khusus. Atas dasar alasan-alasan inilah studi ilmu informasi dan perpustakaan lahir. p.13. Kualitas informasi menurut Oetomo 2002, ditentukan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :  Keakuratan dan teruji kebenarannya. o Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan.  Kesempurnaan informasi Universitas Sumatera Utara o Informasi disajikan dengan lengkap tanpa pengurangan, penambahan, dan pengubahan.  Tepat waktu o Infomasi harus disajikan secara tepat waktu, karena menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.  Relevansi o Informasi akan memiliki nilai manfaat yang tinggi, jika Informasi tersebut dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.  Mudah dan murah o Apabila cara dan biaya untuk memperoleh informasi sulit dan mahal, maka orang menjadi tidak berminat untuk memperolehnya, atau akan mencari alternatif substitusinya. p.16-17. Penulis menambahkan bahwa bukan hanya pada benda atau tempat tercipta informasi tetapi juga pada setiap individu. Manusia mampu menciptakan, mengelola, mengembangkan, menyebarkan, mengaplikasikannya bahkan menjadikan sesuatu menjadi informasi yang spektakuler melalui media komunikasi untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat luas maupun khusus, seperti peneliti atau ilmuwan. Dengan kata lain, individu adalah sumber sekaligus saluran utama informasi. Hasil karya cetak dan karya rekam tersebut seperti yang dituliskan dalam Undang-Undang No. 41990 diserahkan di perpustakaan nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keputusan ini menjadikan perpustakaan sebagai satu-satunya pusat informasi yang tiada bandingnya.

2.1.2 Kebutuhan Informasi

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

6 79 143

Pubertas Pada Anak Tunanetra (Studi Etnografis Mengenai Masa Pubertas Anak Tunanetra di Sekolah Karya Murni, Medan Johor)

3 83 134

Perkembangan Kemandirian Anak Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian A (Studi Kasus di SLB-A Karya Murni Medan Johor)

20 191 96

Perilaku Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik

0 7 115

Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Tunanetra Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

0 4 167

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNANETRA (SLB-A) Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 14

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENGGUNA TUNANETRA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR.

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 9

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 13

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENYANDANG TUNANETRA DALAM MENGAKSES INFORMASI MENGGUNAKAN KOMPUTER BERBICARA (SOFTWARE NVDA) DI PERPUSTAKAAN SLB–A (SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA) PRPCN (PANTI REHABILITASI PENYANDANG CACAT NETRA) PALEMBANG (Skripsi) -

0 3 204