Mengidentifikasi Informan Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah berbagai sumber tertulis yang memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini dan akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini, diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Mengidentifikasi Informan

Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat penting. Menurut Sutopo 2002, “Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian”p.50. Siswa SMP SLBA A Karya Murni Medan dalam penelitian ini menjadi informan. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposive disengaja, bukan acak random. Menurut Sugiyono 2006, Purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” p.61. Dalam hal ini pertimbangan dimaksud adalah berdasarkan keseragaman karakteristik informan yang ditemukan dan jumlah informan yang masih bisa digolongkan sebagai data jenuh. Dalam penelitian ini, SMPLB A Karya Murni Medan merupakan tempat place dimana murid-murid yang ada disana merupakan pelaku actors melakukan ativitas activity mencari informasi di perpustakaan maupun koleksi multimedia, digital dan penelusuran online. Informan berjumlah 12 orang yang terdiri dari 3 tiga kelas, yang juga merupakan seluruh siswa SMP di sekolah tersebut sehingga dirasa tepat melakukan penentuan informan dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan populasi dalam penelitian ini mengalami kejenuhan data, seperti juga yang diakatakan oleh S. Nasution dalam Sugiyono 2008, “bahwa penentuan informan dianggap telah Universitas Sumatera Utara sampai kepada taraf “redundancy” datanya telah jenuh, artinya bahwa dengan menggunakan tambahan informan boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan infomasi baru yang berarti.” p.220

3.5 Metode Pengumpulan Data

Peneliti mendapatkan data langsung dari informan melalui wawancara mendalam depth interview, dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan: 1. Wawancara Mendalam depth interview Menurut Moleong 2002, “wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviuwer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviuwe yang memberikan jawaban pertanyaan itu p.135. Maka dapat diketahui bahwa untuk memperoleh data utama adalah melalui wawancara kepada informan guna memperoleh data yang akurat dan relevan. Cara yang dilakukan dalam teknik wawancara ini adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada tunanetra untuk mendapat data mengenai permasalahan yang sedang diteliti yaitu bagaimana perilaku dan usaha yang dilakukan oleh tunanetra ketika mencari informasi. Pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada dilokasi penelitian. Beberapa kerangka pertanyaan yang dibuat oleh penulis antara lain: 1. Informasi apa saja yang dibutuhkan? 2. Untuk apa mencari informasi itu? 3. Apa usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tersebut? 4. Media informasi apa yang digunakan untuk mencari informasi? 5. Bagaimana perlakuan tunanetra terhadap informasi yang ditemukan? 6. Apakah ada hambatan yang ditemukan dalam proses pencarian informasi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berkembang bahkan dapat diluar dari daftar pertanyaan dengan maksud untuk lebih mengetahui secara jelas jawaban yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan, namun tetap mengacu pada pokok permasalahannya. Wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan Siswa SMP SLB A Karya Murni Medan dengan menggunakan pedoman wawancara. 2. Observasi, Arikunto 2002, mendefinisikan bahwa observasi adalah “kegiatan yang meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera.”.p.146. Dari pengertian ini dapat diambil suatu pengertian bahwa, Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas di lapangan. Adapun caranya adalah peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung, yang meliputi kondisi fisik tunanetra dan gambaran umum Yayasan SLB A Karya Murni Medan yang mencakup asrama panti asuhan, gedung sekolah, ruang perpustakaan, ruang belajar, proses belajar mengajar dan suasana kehidupan sosial tunanetra. 3. Studi Dokumentasi Data yang diperlukan dalam penelitian ini juga diperoleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar dan artikel, baik yang tersedia dalam media on-line internet maupun yang ada dalam perpustakaan tentang perilaku pencarian informasi, kebutuhan informasi, kondisi tunanetra baik secara fisik maupun psikis, dan alat bantu yang digunakan oleh tunanetra untuk menemukan informasi.

3.6 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

6 79 143

Pubertas Pada Anak Tunanetra (Studi Etnografis Mengenai Masa Pubertas Anak Tunanetra di Sekolah Karya Murni, Medan Johor)

3 83 134

Perkembangan Kemandirian Anak Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Bagian A (Studi Kasus di SLB-A Karya Murni Medan Johor)

20 191 96

Perilaku Mahasiswa Tunanetra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Akademik

0 7 115

Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka Tunanetra Pada Perpustakaan Sekolah Luar Biasa-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

0 4 167

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNANETRA (SLB-A) Budaya Belajar Matematika Pada Siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB-A) (Studi Etnografi Di SLB-A YKAB Surakarta).

0 4 14

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENGGUNA TUNANETRA DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR.

0 0 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah - Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 9

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tunanetra di Sekolah Luar Biasa/A (SLB/A) Karya Murni Medan Johor

0 0 13

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PENYANDANG TUNANETRA DALAM MENGAKSES INFORMASI MENGGUNAKAN KOMPUTER BERBICARA (SOFTWARE NVDA) DI PERPUSTAKAAN SLB–A (SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN TUNANETRA) PRPCN (PANTI REHABILITASI PENYANDANG CACAT NETRA) PALEMBANG (Skripsi) -

0 3 204