1.10 Teknik Pengumpulan Data 1.10.1 Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan cara pengamatan di lapangan guna melihat langsung kondisi empiris pengelolaan sampah di Kabupaten Gunung
kidul. Observasi ini termasuk di dalamnya mengkaji berbagai sumber data sekunder yang ada seperti dokumen perencanaan, laporan, serta dokumen penting
lainnya sebagai masukan analisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Observasi juga dilakukan terhadap beberapa best practice pengelolaan sampah di
Kabupaten Gunungkidul. Observasi juga dilakukan dengan melakukan verifikasi lapangan berupa uji petik pemilahan sampah di sampel rumah tangga, kantor dan
fasilitas umum. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti apakah data yang diperoleh dari kuesioner maupun wawancara telah benar-benar dilakukan oleh
masyarakat serta untuk mengetahui perilaku sesungguhnya masyarakat dalam pemilahan sampah.
1.10.2 Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan terhadap sumber data, yaitu
masyarakat penerima layanan persampahan di Kabupaten Gunungkidul. Kuesioner dimaksudkan untuk mengumpulkan data persepsi masyarakat terhadap
pengelolaan sampah eksisting serta terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi prospek pengelolaan sampah nonkonvensional di Kabupaten
Gunungkidul yang terkait dengan aspek peran serta masyarakat. Selanjutnya data hasil kuesioner diolah untuk mengetahui variabel-variabel yang berpotensi
menghambat maupun mendorong prospek pengelolaan sampah nonkonvensional di Kabupaten Gunungkidul.
1.10.3 Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada sumber data. Wawancara ini dimaksudkan untuk menggali data
yang lebih mendalam yang tidak tidak mungkin terjawab dengan kuesioner. Wawancara ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan guna memperkuat data yang
didapat dari kuesioner dan dimungkinkan dilakukan lebih dari satu kali. Adapun wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait, yaitu;
1. Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, sebagai regulator pengelolaan sampah
Kabupaten Gunungkidul. Ketua DPRD adalah pejabat legistalif di daerah yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap penetapan regulasi, sehingga
merupakan aktor kunci khususnya dalam penetapan kebijakan serta peraturan di daerah. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan sebelumnya,
aspek sistem peraturan mempunyai potensi mempengaruhi prospek pengelolaan sampah nonkonvensional. Wawancara dengan Ketua DPRD
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kebijakan-kebijakan di bidang persampahan telah dituangkan dalam aturan-aturan hukum yang mengikat,
khususnya kebijakan tentang sistem kelembagaan, kebijakan anggaran serta kebijakan tentang sistem pembiayaan. Selanjutnya dilakukan analisis
terhadap data yang diperoleh untuk mengetahui apakah aspek-aspek tersebut berpotensi sebagai pendorong prospek pengelolaan sampah nonkonvensional
atau sebaliknya;
2. Kepala Bappeda Kabupaten Gunungkidul, pejabat eksekutif di daerah yang
mempunyai fungsi merencanakan kebijakan-kebijakan daerah termasuk dalam merencanakan konsep pengelolaan sampah di Kabupaten
Gunungkidul. Wawancara dengan Kepala Bappeda dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana konsep pengelolaan sampah ditinjau dari aspek
kelembagaan dan aspek peraturan. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis guna mengetahui potensi aspek-aspek tersebut terhadap prospek pengelolaan
sampah nonkonvensional di Kabupaten Gunungkidul; 3.
Kepala UPT PK dan PBK Kabupaten Gunungkidul, sebagai pelaksana dan juga merupakan salah satu aktor kunci dalam pengelolaan sampah di
Kabupaten Gunungkidul. Wawancara dengan Kepala UPT PK dan PBK untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan sampah, khususnya ditinjau
dari aspek kelembagaan dan aspek teknis operasional. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis untuk mengetahui bagaimana pengaruh kedua aspek
tersebut terhadap prospek pengelolaan sampah nonkonvensional; 4.
Tokoh masyarakat yang mengetahui sistem pengelolaan sampah. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi masyarakat di Kabupaten
Gunungkidul karena budaya panutan masih melekat erat di masyarakat Kabupaten Gunungkidul, sehingga pendapat tokoh masyarakat dapat
dijadikan tolok ukur untuk mengetahui persepsi masyarakat secara umum di Kabupaten Gunungkidul. Selanjutnya data yang diperoleh digunakan untuk
memperdalam analisis data hasil kuesioner tentang persepsi masyarakat
terhadap pengelolaan sampah guna mengetahui prospek pengelolaan sampah non konvensional ditinjau dari aspek peran serta masyarakat.
1.11 Teknik Analisis