Teknik Analisis Kerangka Analisis MASUKAN Teknik Sampling

terhadap pengelolaan sampah guna mengetahui prospek pengelolaan sampah non konvensional ditinjau dari aspek peran serta masyarakat.

1.11 Teknik Analisis

Untuk analisis data dalam penelitian ini digunakan alat analisis sebagai berikut: 1. Analisis Kualitatif Deskriptif, yaitu analisis yang berupa deskripsi yang hati-hati, faktual dan akurat. Hal ini untuk menganalisis prospek pengelolaan sampah nonkonvensional, khususnya dari data primer hasil wawancara. 2. Analisis dengan perhitungan matematis sederhana distribusi frekuensi, yaitu mengolah data dengan berbagai perhitungan statistik sederhana. Misalnya: jumlah, selisih dan persentase data. Selanjutnya keluaran dari analisis distribusi frekuensi tersebut dipakai sebagai masukan guna melakukan analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui prospek pengelolaan sampah nonkonvensional ditinjau dari aspek teknik operasional, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peraturan dan aspek peran serta masyarakat.

1.12 Kerangka Analisis MASUKAN

PROSES KELUARAN Sumber: Hasil Analisis, 2008 GAMBAR 1.3 BAGAN KERANGKA ANALISIS POSISI PENGELOLAAN SAMPAH EKSISTING KONDISI EKSISTING IDENTIFIKASI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF ANALISIS MATEMATIS SEDERHANA DAN DESKRIPTIF KUALITATIF VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF INDIKASI EKSISTING VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL INDIKASI EKSISTING VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DATA WAWANCARA PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PENILAIAN KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN SAMPAH KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KAJIAN LITERATUR DATA KUESIONER

1.13 Teknik Sampling

Untuk menentukan populasi yang diambil dalam penelitian ini menggunakan metode sampel acak sederhana Simple Random Sampling. Metode sampel acak sederhana adalah metode yang digunakan untuk memilih sample dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel Sugiarto et.al, 2001: 46. Untuk menentukan besarnya ukuran sampel digunakan rumus sebagai ber ikut: n = Ukuran sampel N = Jumlah populasi p = Proporsi sampel 0,5 d = Maksimal kesalahan 10 = 0,1 Z = Derajat kecermatan 90 = 1,645 Unit analisis dalam penelitiaan ini adalah kecamatan yang telah mendapatkan pelayanan persampahan di Kabupaten Gunungkidul. Adapun kecamatan yang telah mendapatkan pelayanan persampahan dapat dilihat pada Gambar 1.4 di bawah ini: N Z 2 p 1 - p n = N d 2 – Z 2 p 1 – p Sumber: Bappeda Gunungkidul, 2004 GAMBAR 1.4 PETA PELAYANAN PERSAMPAHAN 21 Sehingga ukuran sampel dapat ditentukan sebagai berikut: 85.984 1,645 2 . 0,5 1-0,5 n = 85.984 0,1 2 – 1,645 2 . 0,5 1 – 0,5 58.168,71 = = 67,7 ≈ 68 859,16 Dengan demikian, besarnya sampel yang dijadikan responden adalah 68 KK. Namun karena untuk menjaga hasil supaya tetap valid, responden ditambah sebesar 10 sepuluh persen ≈ 7 KK, sehingga jumlah keseluruhan responden menjadi 75 KK. Dari besar sampel tersebut di atas dibagi secara proporsional pada tiap-tiap kecamatan penerima layanan sampah. Berdasarkan peta layanan sampah seperti pada Gambar 1.4 di atas, maka kecamatan yang tingkat pelayanannya tinggi harus diambil sampel lebih banyak dibandingkan dengan yang tingkat pelayanannya rendah, sehingga proporsi sampel dapat diasumsikan sebagai berikut: TABEL I.3 JUMLAH SAMPEL No. Kelompok Sumber Penghasil Sampah Proporsi Jumlah Sampel n = P 75 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kecamatan Wonosari Kecamatan Playen Kecamatan Semanu Kecamatan Semin Kecamatan Patuk Kecamatan Karangmojo 60 8 8 8 8 8 45 6 6 6 6 6 Jumlah 75 Sumber: Hasil Analisis, 2008 Dengan demikian, dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa ii jumlah sampel yang nantinya diperlukan adalah sebanyak 75 responden yang lebih realistis mewakili populasi. Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan nantinya, pembagian kuesioner pada masing-masing sampel di setiap populasi yang ingin diselidiki hanya diberikan kepada responden yang benar-benar bersedia menjadi sampel atas kemauan sendiri. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mengendalikan pengembalian kuesioner yang telah diisi secara optimal.

1.14 Sistematika Penulisan