Subsistem Pengumpulan Subsistem Pengangkutan

xxxviii Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2008 GAMBAR 3.2 PEWADAHAN SAMPAH DI WONOSARI

3.2.3 Subsistem Pengumpulan

Sistem pengumpulan sampah di Kabupaten Gunungkidul menerapkan sistem individual langsung dan sistem komunal langsung. Sistem individual langsung adalah dengan menggunakan truk sampah sampah yang mengambil sampah langsung dari masing-masing sumber timbulan pada daerah permukiman, daerah perkantoran dan pertokoan di sepanjang jalan protokol untuk dibuang ke TPA. Kendaraan pengangkut sampah ini mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir TPA juga sebagai alat pengumpul. Sistem komunal langsung digunakan pada daerah permukiman tidak teratur, sebagian permukiman teratur, perkantoran, pasar, sebagian ibukota kecamatan, pusat perdagangan dan tempat wisata. Pola ini dilakukan oleh petugas xxxix UPT PK DAN PBK dengan cara truk sampah mengambil sampah di Tempat Pembuangan Sementara TPS dan langsung dibuang ke TPA. Sarana TPS ini terdiri dari kontainer kapasitas 6 m 3 sebanyak 14 buah, bak batu bata kapasitas 3 - 4 m 3 sebanyak 40 buah yang kebanyakan berada di kompleks pasar se Kabupaten Gunungkidul. Adapun pendapat masyarakat tentang cara pengumpulan sampah berdasarkan hasil survai adalah sebagai berikut: TABEL III.6 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGUMPULAN SAMPAH No. Persepsi Terhadap Pengumpulan Sampah Frekuensi Persentase 1. Sampah dibuang ke TPS oleh kelompok warga 5 6,67 2. Sampah dibuang ke TPS oleh petugas kebersihan 53 70,67 3. Sampah dibuang ke TPS oleh warga sendiri 16 21,33 4. Sampah tidak perlu dibuang ke TPS 1 1,33 Jumlah 75 100,00 Sumber: Hasil Kuesioner, 2008

3.2.4 Subsistem Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke tempat pembuangan akhir. Untuk mengangkut sampah dari Tempat Pembuangan Sementara TPS ke Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang berlokasi di Dusun Wukirsari Desa Baleharjo Kecamatan Wonosari menggunakan truk, diantaranya jenis dump truck dan Arm Roll truck. Berdasarkan observasi lapangan, masih ada sistem pengangkutan yang dilakukan 3 hari sekali. Hal ini menimbulkan bau yang kurang sedap terhadap lingkungan disekitar TPS tersebut. Sarana pengangkutan yang dimiliki oleh Unit xl Pelaksana Teknis Pertamanan, Kebersihan dan PBK Kabupaten Gunungkidul adalah: • 5 unit Dump Truck kapasitas 6 m 3 rit dengan kondisi kendaraan 60-80. Setiap Dump Truck melakukan kegiatan pengambilan sampah mulai pukul 07.00 pagi sampai dengan jam 12.00 siang, dengan cara berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Truk jenis ini dioperasikan oleh 1 orang sopir dan dibantu oleh 6 orang tenaga kerja dengan hari kerja 7 hari dalam seminggu. • 3 unit Arm roll truck kapasitas 6 m 3 rit dengan kondisi kendaraan 50-80. Ritasi pengangkutan sampah dilakukan rata-rata 2-3 rithari, yang dimulai pada jam 07.00 pagi, berakhir sore hari jam 18.00. Arm roll truck dioperasikan oleh 1 orang sopir dan dibantu oleh 3 orang tenaga kerja dengan hari kerja 7 hari dalam seminggu. Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2008 GAMBAR 3.3 PENGANGKUTAN SAMPAH DI WONOSARI Sehubungan dengan sistem pengangkutan ini pendapat masyarakat sangat beragam seperti digambarkan pada Tabel III.7 berikut: xli TABEL III.7 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGANGKUTAN SAMPAH No. Pendapat tentang Pengangkutan Sampah Frekuensi Persentase 1. Sangat puas 10 13,33 2. Puas 31 41,33 3. Cukup puas 20 26,67 4. Tidak puas 10 13,33 5. Tidak tahu 4 5,33 Jumlah 75 100,00 Sumber: Hasil Kuesioner, 2008

3.2.5 Subsistem Pembuangan Akhir