xc
5 53
1 16
10 20
30 40
50 60
Dibuang ke TPS oleh Kelompok
Warga Dibuang ke TPS
oleh Petugas Kebersihan
Tidak Perlu Dibuang ke TPS
Dibuang ke TPS oleh Warga
Sendiri Tidak Tahu
terhadap lingkungan adalah apa yang telah dilakukan SMK 1 Wonosari yang membina siswa untuk peduli terhadap masalah sampah sejak di bangku sekolah.
“...siswa bertanggungjawab terhadap kebersihan kelasnya masing-masing...” [TM-026-4]
“Bagi siswa yang terlambat lebih dari 10 menit, saya wajibkan untuk menyapu halaman pak. Ini sebagai salah satu cara untuk membiasakan selalu
disiplin terhadap aturan sekolah, sekaligus menjaga lingkungan agar tetap bersih. Selain itu setiap hari sabtu ada piket siswa untuk menyapu halaman
pak...” [TM-029-1]
Dengan metode yang dilaksanakan tersebut terbukti berhasil dalam mendidik siswa untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan, terbukti pada tahun 2005 sekolah ini mendapatkan
nominasi sebagai Sekolah Berwawasan Lingkungan Tingkat Nasional.
E. Keterlibatan Masyarakat terhadap Pengumpulan Sampah
Pengelolaan sampah nonkonvensional membutuhkan peran serta masyarakat dalam pengumpulan sampah, karena dengan adanya peran serta dalam pengumpulan ini akan
meningkatkan efisiensi biaya operasional. Dalam hal pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, 6,67 menyatakan ‘Sampah Dibuang ke TPS oleh Kelompok Warga’, 70,67 menyatakan
‘Sampah Dibuang ke TPS oleh Petugas Kebersihan’, 21,33 menyatakan ‘Sampah Dibuang ke TPS oleh Warga Sendiri’ dan 1,33 menyatakan ‘Sampah Tidak Perlu Dibuang ke TPS’. Lebih
lanjut dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini :
Sumber: Hasil Kuesioner, 2008
GAMBAR 4.6 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
PENGUMPULAN SAMPAH
xci
27 22
21
5 5
10 15
20 25
30
Selalu Mengajak Sering Mengajak
Kadang-kadang Mengajak
Tidak Pernah Mengajak
Tidak Tahu
Kondisi ini menjadi faktor penghambat menuju pengelolaan sampah nonkonvensional, karena dalam pengelolaan sampah nonkonvensional menuntut peran serta
masyarakat termasuk dalam pengumpulan sampah. Kondisi peran serta masyarakat dalam pengumpulan sampah di Kabupaten Gunungkidul sebagaimana dituturkan narasumber:
“Setiap hari kami jadwal karyawan yang bertugas mengurusi pengumpulan sampah, dari karyawan tata usaha. Tugasnya mengumpulkan sampah dari tong
sampah dikumpulkan di tempat pengumpulan di belakang.” [TM-026-1]
Menurut Yarianto et.al 2002: 1 keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah salah satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan
pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks.
F. Keterlibatan Masyarakat dalam Sosialisasi Kebersihan Lingkungan
Dalam hal sosialisasi terhadap kebersihan, sebagian besar responden menyatakan berperan dalam mengajak masyarakat dan lingkungannya untuk selalu menjaga kebersihan,
perbedaannya adalah pada intensitasnya, yaitu 36 menyatakan ‘Selalu Mengajak’, 29,33 menyatakan ‘Sering Mengajak’ dan 28 menyatakan ‘Kadang-kadang Mengajak’. Hanya 6,67
yang menyatakan ‘Tidak Pernah Mengajak’, seperti dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut:
Sumber: Hasil Kuesioner, 2008
GAMBAR 4.7 PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
SOSIALISASI KEBERSIHAN
Data ini menunjukkan bahwa faktor keterlibatan dalam sosialisasi ini bisa dijadikan sebagai pendorong pengelolaan sampah nonkonvensional, karena menurut Menkokesra 2005: 1
upaya penanganan sampah harus dilakukan melalui sosialisasi kepada semua komponen melalui
xcii
10 31
20 10
4 5
10 15
20 25
30 35
Sangat Puas Puas
Cukup Puas Tidak Puas
Tidak Tahu
berbagai lembaga sosial masyarakat. Pengelolannya perlu memberdayakan masyarakat dan implementasi perlu melibatkan masyarakat, swastamitra kerja serta pemerintah.
“Setelah RT saya berhasil mengelola sampah dan menghasilkan uang dari sampah, RT 05 dan 07 yang satu RW dengan saya tertarik pak. Saya diundang
di pertemuan RT mereka dan disuruh mengajak” [TM-018-1] “Sekarang ini kami dibina dari LSM. Namanya IHPP.” [TM-0112-1]
“Kalau disana itu bagus, warganya kompak dan RTnya gigih. Kalau RT-RT yang seperti di Jeruksari itu di Wonosari makin banyak, wah pasti akan tidak
ada masalah sampah...” [TM-032-1] “...memang yang namanya kebersihan itu ya harus terus disosialisasikan dan
dimengertikan kepada masyarakat, baik melalui pertemuan RTRW dan forum-forum lainnya baik formal maupun informal.” [TM-043-1]
“Kita masih memprioritaskan pembinaan kepada masyarakat lewat himbauan- himbauan melalui iklan layanan masyarakat di radio...” [IP-0312-2]
G. Persepsi Masyarakat terhadap Pelayanan Persampahan