Rangkuman Kajian Literatur PENDAHULUAN

xxviii produksi sampah. Menurut perkiraan peluang pendaurulangan sampah anorganik mencapai 15-25 dan untuk pengomposan 30-40. Belum signifikannya pendaurulangan sampah baik organik maupun anorganik dalam upaya minimisasi sampah saat antara lain disebabkan beberapa hal sebagai berikut: a. Belum adanya rancangan usaha business plan sistem daur ulang sebagai sebuah industri dengan memperhitungkan berbagai aspek keindustrian; b. Belum adanya sistem jaringan pemasaran pruduk-produk daur ulang sehingga tidak adanya koneksitas linkage baik antara produsen-konsumen, antara produsen-produsen, maupun konsumen-konsumen; c. Kegiatan daur ulang masih dianggap sebagai usaha sampingan dan alternatif usaha terakhir karena tidak ada peluang lain; d. Masih terbatasnya anggaran yang disediakan terutama oleh pemerintah daerah untuk menerapkan berbagai pemikiran yang mengarah pada kegiatan daur ulang sampah; e. Kurangnya sosialisasi sehingga pemahaman masyarakat tentang manfaat kegiatan daur ulang baik dari segi lingkungan maupun ekonomi masih minim; f. Kegiatan daur ulang yang ada saat ini tidak memiliki sinergi dan tidak terintegrasi dalam sistem dan manajemen sampah kota Satori, 2007: 2.

2.5 Rangkuman Kajian Literatur

Berdasarkan kajian teori yang telah disampaikan di atas, dapat disusun rangkuman kajian literatur yang berhubungan dengan pengelolaan sampah serta perubahan paradigma pengelolaannya. Adapun rangkuman tersebut dapat xxix Paradigma Konvensional: Kumpul-Angkut- Buang Zero Waste I K D U Teknik Operasional Pembiayaan Peraturan Kelembagaan Peran serta Masyarakat Arah Pergeseran Sistem Teknik Operasional Koridor Pengelolaan Sampah Terpadu Integrated Solid Waste Management Sumber: Hasil Analisis, 2008 digambarkan seperti pada Gambar 2.4. GAMBAR 2.4 PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU NONKONVENSIONAL Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa secara teoritis diperlukan perubahan paradigma pengelolaan sampah untuk mendapatkan konsep pengelolaan sampah yang ideal. Perubahan paradigma tersebut tentu diikuti dengan perubahan sistem teknik operasional yang akan selalu mengikuti perubahan paradigma tersebut, karena seperti diuraikan pada kajian teori, ada perbedaan dalam sistem teknik operasional antara paradigma konvensional dengan paradigma nonkonvensional. Perubahan paradigma ke arah xxx nonkonvensional tersebut tidak serta merta akan meninggalkan paradigma konvensional, tetapi bersifat melengkapi paradigma dan sistem teknik operasional yang telah ada. Selain melengkapi sistem yang telah ada dan berjalan, paradigma nonkonvensional tersebut harus diintegrasikan dan terpadu dengan konsep pengelolaan dan sistem teknik operasional yang telah dilaksanakankan selama ini. Selain hal tersebut perubahan paradigma dan sistem teknik operasional harus tetap berada dalam koridor pengelolaan sampah terpadu solid waste management. Adapun faktor-faktor yang mengontrol pergeseran paradigma pengelolaan sampah tersebut adalah sistem teknik operasional, kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran serta masyarakat. Faktor-faktor tersebut dapat diukur dengan indikasi seperti dalam Tabel II.4 di bawah ini. TABEL II.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSPEK PENGELOLAAN SAMPAH NONKONVENSIONAL NO. ASPEK VARIABEL INDIKATOR Daya tampung TPA Daya tampung kecil dan sulit mencari lahan TPA baru mendorong perubahan paradigma Tingkat pelayanan Tingkat pelayanan rendah, pendorong Volume timbulan Volume besar, pendorong Ketersediaan sarana Sarana terbatas, pendorong Dukungan Prasarana Dukungan kurang, penghambat 1. Teknik Operasional Sistem pengolahan di TPA Sistem open dumping, pendorong pergeseran Organisasi lembaga Organisasi ada, pendorong Tatakerja lembaga Tatakerja jelas, pendorong Ketersediaan SDM SDM kurang, pendorong 2. Kelembagaan Kinerja SDM Kinerja baik, penghambat Lanjut ke Halaman 52 xxxi Lanjutan: NO. ASPEK VARIABEL INDIKATOR Ketersediaan dana Dana tersedia, pendorong Penerimaan retribusi Retribusi bagus, pendorong Biaya operasional Biaya OP tinggi, pendorong Efisiensi biaya operasional Tidak efisien, pendorong Insentif bagi pengguna sampah Ada insentif, pendorong Insentif bagi investasi sampah Ada insentif, pendorong 3. Pembiayaan Biaya kampanye minimisasi sampah Ada biaya, pendorong Dasar hukum pengelolaan Ada dasar hukum, pendorong Pengembangan produk hukum Bila ada, pendorong Uji coba kemitraan Bila ada, pendorong Sistem pengawasan Bila ada, pendorong 4. Peraturan Penegakan hukum Bila ada, pendorong Pewadahan Bila ada, pendorong Pemilahan Telah dipilah, pendorong Pembayaran retribusi Bila rutin, pendorong Persepsi terhadap estetika lingkungan Bila peduli, pendorong Keterlibatan dalam pengumpulan Bila terlibat, pendorong Keterlibatan dalam sosialisasi Bila terlibat, pendorong Persepsi terhadap pelayanan Bila buruk, pendorong Persepsi terhadap daur ulang Bila peduli, pendorong Persepsi terhadap IKDU Bila tertarik, pendorong 5. Peran serta Masyarakat Jumlah pengusaha barang bekas Makin banyak, pendorong Sumber: Hasil Analisis, 2008 xxxii

BAB III KONDISI EKSISTING PENGELOLAAN SAMPAH

DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL Keseluruhan data dan informasi hasil survai baik berupa data visual hasil observasi, tabulasi data hasil kuesioner serta informasi hasil wawancara dengan stakeholders yang terkait dengan persampahan di Kabupaten Gunungkidul semua disajikan dalam bab ini guna memberikan gambaran tentang kondisi eksisting pengelolaan sampah di Kabupaten Gunungkidul. Penyajian diawali dengan menggambarkan kondisi umum Kabupaten Gunungkidul serta volume timbulan sampah perhari untuk memberikan gambaran umum wilayah penelitian. Data dan informasi tentang pengelolaan sampah ditinjau dari berbagai aspek yang mempengaruhi merupakan bagian selanjutnya dan merupakan bagian inti bab ini. Selain hal tersebut, juga disajikan hasil pengamatan terhadap best practice pengelolaan sampah skala kawasan yang telah dilakukan oleh beberapa pokmas di Kabupaten Gunungkidul. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sesuai dengan perilaku sehari-hari masyarakat, disajikan pula data hasil verifikasi lapangan berupa hasil uji petik pemilahan sampah yang dilakukan terhadap sample rumah tangga, perkantoran dan fasilitas umum. Salah satu sasaran penelitian adalah melakukan penilaian terhadap kondisi eksisting pengelolaan sampah di Kabupaten Gunungkidul, sehingga pada bagian akhir bab ini dilakukan penilaian tersebut guna mengetahui posisi eksisting pengelolaan sampah di lokasi penelitian.