Pendirian dan Informasi Umum

- 9 - Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pemasaran selain pembiayaan mobil baru, sumber daya manusia dan general affair serta internal audit. Ruang lingkup Direktur Independen mencakup bidang operasional dan administrasi, penagihan, analisa kredit, standar prosedur operasional, akuntansi dan budgeting, pengembangan bisnis, teknologi informasi serta manajemen risiko. Sedangkan Ruang Lingkup Direktur lainnya mencakup bidang hukum, litigasi, kepatuhan, prinsip pengenalan Customer, sekretaris perusahaan, hubungan dengan investor dan bidang pemasaran khususnya untuk pembiayaan mobil baru. Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah sesuai dengan Peraturan POJK No. 30POJK.052014 tentang Tata Kelola Perusahaan yang baik bagi Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Risalah Rapat Komisaris No.001KOM-CFII2016 tanggal 15 Januari 2016 dan Surat Keputusan No. 004SK-DIRCFI112016 tanggal 19 Februari 2016, Perusahaan menetapkan Perubahan Susunan Anggota Komite Audit. Gaji dan kesejahteraan Dewan Komisaris Perusahaan masing-masing sebesar Rp 194.089 ribu dan Rp 172.249 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016. Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 7.034.035 ribu dan Rp 5.668.040 ribu untuk periode 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016.

b. Penawaran Umum Perusahaan Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 26 Juni 1989, Perusahaan memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat No. SI-037SHMMK.101989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.500 ribu saham Perusahaan kepada masyarakat. Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Nilai Harga Jumlah nominal penawaran Nomor dan tanggal surat Keterangan Saham per saham per saham efektif dari Bapepam Rp Rp Penawaran Umum Perdana 1.500.000 1.000 8.850 S1-037SHMMK.101989 26 Juni 1989 Penawaran Umum Terbatas I 29.600.034 1.000 1.000 S-2427PM1997 17 Oktober 1997 Penawaran Umum Terbatas II 217.211.696 500 500 S-2009PM1999 20 Oktober 1999 Penawaran Umum Terbatas III 336.119.485 500 500 S-1136PM2000 23 Mei 2000 Penawaran Umum Terbatas IV 1.561.085.388 250 350 S-3216BL2007 29 Juni 2007 Penawaran Umum Terbatas V 1.171.488.567 250 400 S-10363BL2011 23 September 2011 Pada tanggal 5 Agustus 1993 dan 24 Juli 1995, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus masing- masing sebanyak 2.466.564 saham dan 4.933.453 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum perdana. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 9 Desember 1998, Perusahaan melakukan pembagian saham bonus sebanyak 8.705.734 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham yang berasal dari agio hasil penawaran umum saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Desember 1998. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, seluruh saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia masing-masing sebanyak 3.984.520.457 lembar. Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 31 Oktober 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratNo. S-11740BL2011 untuk melakukan penawaran obligasi Clipan Finance Indonesia III Tahun 2011 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 miliar. Pada tanggal 9 November 2011, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Seluruh obligasi tersebut telah dilunasi pada tanggal 8 November 2014. - 10 - 2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI PSAK DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ISAK a. Standar dan amandemen yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam periode berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016. Amandemen PSAK 5 Segmen Operasi i mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kriteria penggabungan segmen operasi, termasuk deskripsi singkat tentang segmen operasi yang telah digabungkan dan indikator ekonomik yang telah dinilai dalam menentukan bahwa segmen operasi yang digabungkan memiliki karakteristik ekonomik yang serupa; dan ii mengklarifikasi bahwa rekonsiliasi total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas hanya diungkapkan jika aset segmen secara regular disediakan kepada pengambil keputusan operasional. Perusahaan menggabungkan beberapa segmen operasi menjadi satu segmen operasi tunggal dan membuat pengungkapan yang disyaratkan dalam Catatan 37 sesuai dengan amandemen. Penerapan amandemen dan interpretasi standar berikut tidak memiliki pengaruh signifikan atas pengungkapan atau jumlah yang dicatat di dalam laporan keuangan pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya.  Amandemen PSAK 7: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi  Amandemen PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Tak berwujud: Model Revaluasi – penyajian kembali secara proporsional depresiasi dan amortisasi  Amandemen PSAK 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja  Amandemen PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan  Amandemen PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar  PSAK 70: Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Standar baru ini secara khusus mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak.

b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Amandemen standar dan interpretasi berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2017, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:  PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan  ISAK 31 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi Standar dan amandemen standar berikut efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2018, dengan penerapan dini diperkenankan yaitu:  Amandemen PSAK 16: Aset Tetap  PSAK 69: Agrikultur. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, dampak dari standar dan interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan tidak dapat diketahui atau diestimasi oleh manajemen.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan Kepatuhan

Informasi keuangan Perusahaan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali properti dan instrumen keuangan tertentu yang diukur pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di bawah ini. Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan jasa.