UTANG PAJAK Pajak Penghasilan

- 42 - Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Maret 2016, perusahaan mengajukan banding atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 128CFIDIRIII2016 – 142CFIDIRIII2016 untuk tahun pajak 2010 dan 2011. Pada bulan Mei 2016, perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari sekretariat pengadilan pajak berdasarkan surat No. T-598PAN.WKB6.I2016 – T-612PAN.WKB6.I2016 tertanggal 26 April 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, permohonan banding yang diajukan Perusahaan masih dalam proses. Perusahaan telah mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp. 28.944.035 ribu masing-masing pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. 22. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 MTN Berdasarkan pada tanggal 26 Maret 2015,Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75 per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ Single A Plus untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017 dan untuk periode 9 Maret 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga Catatan 7 dan 8. Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI sesuai jadwal.

23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang karyawan dan Ketenagakerjaan No. 132003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 765 karyawan dan 686 karyawan masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji. Risiko Tingkat Bunga Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Harapan Hidup Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Gaji Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu. - 43 - Mutasi dari liabilitas imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah sebagai berikut: Tidak Diaudit Diaudit Rp000 Rp000 Saldo awal tahun 18.113.641 14.532.487 Biaya jasa kini 2.329.237 3.437.745 Beban bunga neto - 1.220.729 Kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi keuangan - 125.157 Pembayaran manfaat 2.234.995 1.202.477 Nilai tunai liabilitas imbalan pasca kerja 18.207.883 18.113.641 31 Desember 2016 30 Juni 2017 Asumsi aktuarial yang signifikan untuk penentuan kewajiban imbalan pasti adalah tingkat diskonto dan kenaikan gaji yang diharapkan dan mortalitas. Sensitivitas analisis di bawah ini ditentukan berdasarkan masing-masing perubahan asumsi yang mungkin terjadi pada akhir periode pelaporan, dengan semua asumsi lain konstan.  Jika tingkat diskonto lebih tinggi lebih rendah 1 basis poin, kewajiban imbalan pasti akan berkurang sebesar Rp 4.795.702 ribu meningkat sebesar Rp 4.083.719 ribu.  Jika pertumbuhan gaji yang diharapkan naik turun sebesar 1, kewajiban imbalan pasti akan naik sebesar Rp 4.272.449 ribu turun sebesar Rp 2.757.388 ribu. Analisis sensitivitas yang disajikan di atas mungkin tidak mewakili perubahan yang sebenarnya dalam kewajiban imbalan pasti mengingat bahwa perubahan asumsi terjadinya tidak terisolasi satu sama lain karena beberapa asumsi tersebut mungkin berkorelasi. Selanjutnya, dalam menyajikan analisis sensitivitas di atas, nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit pada akhir periode pelaporan, yang sama dengan yang diterapkan dalam menghitung liabilitas manfaat pasti yang diakui dalam laporan posisi keuangan. Durasi rata-rata masa kerja dari karyawan aktif pada taanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah 19,76 tahun. Analisa umur estimasi pembayaran liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: Ti da k Di a udi t Di a udi t Rp000 Rp000 1 tahun 520.058 519.344 1 - 5 tahun 5.613.700 5.605.989 5 - 10 tahun 9.233.797 9.221.114 10 tahun 53.241.737 53.168.605 68.609.292 68.515.052 31 Desember 2016 30 Juni 2017 Perhitungan imbalan pasca kerja periode 31 Desember 2016 dihitung oleh aktuaris independen, PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut: