BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

- 41 - 20. PENDAPATAN DITANGGUHKAN – BERSIH Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2017 31 Desember 2016 Rp000 Rp000 Pihak berelasi Pendapatan sewa Catatan 35 1.650.000 1.950.000 Pihak ketiga Pendapatan potongan premi asuransi 482.923 38.917 Jumlah 2.132.923 1.988.917 Pendapatan Sewa Merupakan sewa diterima dimuka atas transaksi sewa operasi antara Perusahaan dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk pihak berelasi berupa bangunan rukan di Permata Hijau untuk jangka waktu 10 tahun berakhir 19 April 2010. Perjanjian sewa ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 April 2020.

21. UTANG PAJAK

Tidak Diaudit Diaudit 30 Juni 2017 31 Desember 2016 Rp000 Rp000 Pajak penghasilan badan - periode berjalan Catatan 33 2.429.753 6.741.370 Pajak penghasilan Pasal 4 ayat 2 88.383 295.911 Pasal 21 4.760.401 1.079.771 Pasal 23 402.839 235.942 Pasal 25 5.549.182 - Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 500.095 282.624 Jumlah 13.730.653 8.635.618 Pada bulan November dan Desember 2014, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak KPP Perusahaan Masuk Bursa, atas kekurangan pembayaran pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 22.652.438 ribu dan Rp 8.325.675 ribu untuk tahun 2011 dan 2010. Pada tanggal 18 Desember 2014, Perusahaan telah membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun 2011 sebesar Rp 623.362 ribu. Pada tanggal 19 Januari 2015, Perusahaan membayar sebagian dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2010 sebesar Rp 1.410.717 ribu.  Pada tanggal 6 Februari 2015, Perusahaan melunasi sisa kurang bayar pajak sebesar Rp 22.029.076 ribu dan Rp 6.914.959 ribu untuk tahun pajak 2011 dan 2010.  Pada tanggal 17 Februari 2015, Perusahaan mengajukan keberatan dengan surat No. 046CFIDIRII2015- 060CFIDIRII2015 atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk tahun pajak 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 6.612.840 ribu dan Rp 20.902.677 ribu.  - 42 - Pada bulan Februari 2016, Perusahaan menerima Surat Keputusan dari Direktorat Jendral Pajak yang menolak seluruh keberatan Perusahaan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak untuk tahun pajak 2011 dan 2010. Pada tanggal 31 Maret 2016, perusahaan mengajukan banding atas surat keputusan dari Direktorat Jendral Pajak dengan surat No. 128CFIDIRIII2016 – 142CFIDIRIII2016 untuk tahun pajak 2010 dan 2011. Pada bulan Mei 2016, perusahaan menerima tanda terima surat permohonan banding dari sekretariat pengadilan pajak berdasarkan surat No. T-598PAN.WKB6.I2016 – T-612PAN.WKB6.I2016 tertanggal 26 April 2016. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, permohonan banding yang diajukan Perusahaan masih dalam proses. Perusahaan telah mencatat seluruh pembayaran diatas pada akun aset lain-lain sebesar Rp. 28.944.035 ribu masing-masing pada periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. 22. SURAT BERHARGA UTANG YANG DITERBITKAN Medium Term Notes II Clipan Finance Indonesia Tahun 2015 MTN Berdasarkan pada tanggal 26 Maret 2015,Perusahaan menerbitkan Penawaran Terbatas MTN II dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,75 per tahun dan jumlah nominal sebesar Rp 700.000.000 ribu. Jatuh Tempo MTN II ini adalah pada tanggal 26 Maret 2018. Pembayaran kupon pertama dilakukan pada tanggal 26 Juni 2015 dan pembayaran bunga terakhir tanggal 26 Maret 2018. Berdasarkan hasil pemeringkatan PT Pefindo, peringkat MTN II Clipan Finance Indonesia tahun 2015 adalah A+ Single A Plus untuk periode 3 Maret 2016 sampai dengan 1 Maret 2017 dan untuk periode 9 Maret 2017 sampai dengan 1 Maret 2018. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga Catatan 7 dan 8. Wali amanat untuk penerbitan MTN II ini adalah PT Bank Mega Tbk. Perusahaan telah memenuhi semua pembatasan yang diwajibkan.Pembayaran bunga dan nominal MTN II dilakukan melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI sesuai jadwal.

23. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang karyawan dan Ketenagakerjaan No. 132003. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh manfaat tersebut adalah 765 karyawan dan 686 karyawan masing-masing untuk periode 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Liabilitas imbalan pasca kerja memberikan eksposur Perusahaan terhadap risiko aktuarial seperti risiko tingkat bunga, risiko harapan hidup dan risiko gaji. Risiko Tingkat Bunga Penurunan suku bunga obligasi akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Harapan Hidup Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada estimasi terbaik dari mortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja. Peningkatan harapan hidup peserta program akan meningkatkan liabilitas program. Risiko Gaji Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung dengan mengacu pada gaji masa depan peserta program. Dengan demikian, kenaikan gaji peserta program akan meningkatkan liabilitas program itu.