Penambah ”sahala” orang tua Pewaris harta kekayaan Penerus garis keturunan marga Garis keturunan punah

b. Pelengkap Dalihan Na Tolu

Anak juga dapat berperan sebagai pelengkap adat Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu merupakan suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak Toba. Ketiga hubungan kekeluargaan itu adalah ; 1. Hula-hula keluarga dari pihak pemberi istriwanita 2. Dongan sabutuha kawan semarga 3. Boru keluarga dari pihak penerima istriwanita Anak laki-laki nantinya akan beristri dan keluarga pihak pemberi istri akan disebut dengan hula hula sedangkan anak perempuan akan bersuami dan keluarga pihak penerima istri akan disebut boru. Dengan demikian lengkaplah unsur Dalihan Na Tolu yaitu dongan sabutuha, hula hula dan boru Harahap Siahaan, 1987.

c. Penambah ”sahala” orang tua

Anak juga dipandang dapat menambah sahala wibawa orang tua. Ph.L.Tobing menyatakan sahala sebagai salah satu aspek dari tondi roh. Seorang yang memiliki kewibawaan kekayaan dan keturunan adalah orang yang memiliki sahala. Sahala seseorang bertambah bila hal-hal tersebut bertambah Harahap Siahaan, 1987.

d. Pewaris harta kekayaan

Dalam budaya Batak Toba, yang menjadi pewaris seutuhnya adalah anak laki-laki, sementara anak perempuan bisa memiliki sebagian harta warisan apabila saudaranya laki-laki tersebut mau berbagi sebagian dari harta yang dia warisi Vergouwen, 1986. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

e. Penerus garis keturunan marga

Anak juga dipandang dapat meneruskan marga dari ayahnya. Marga merupakan asal-mula nenek moyang yang terus dipakai di belakang nama Gultom, 1992. Masyarakat umum Batak mengartikan marga sebagai kelompok suku dan suku induk, yang berasal dari rahim yang sama Vergouwen, 1986. Keyakinan ini disebabkan oleh penetapan struktur garis keturunan mereka yang menganut garis keturunan laki-laki patrilineal yang berarti bahwa garis marga orang Batak Toba diteruskan oleh anak laki-laki. Jika orang Batak Toba tidak memiliki anak laki-laki maka marga tadi akan punah. Adapun posisi perempuan Batak Toba adalah sebagai pencipta hubungan besan karena perempuan harus menikah dengan laki-laki dari kelompok patrilineal yang lain. 3. Dampak Infertilitas Dalam Budaya Batak Toba Vergouwen 1986 menyatakan ada beberapa dampak yang ditimbulkan apabila dalam sebuah keluarga tidak memiliki keturunan yaitu :

a. Garis keturunan punah

Sistem kekerabatan orang Batak adalah patrilineal. Garis keturunan laki-laki diteruskan oleh anak laki-laki dan menjadi punah kalau tidak memiliki anak laki- laki. Laki-laki itulah yang membentuk kelompok kekerabatan; perempuan menciptakan hubungan besan karena ia harus menikah dengan laki-laki dari kelompok patrilineal lainnya.

b. Mengangkat anak