“...Kasi makan tulang Didekkei Disonggot songgoti Ziarah ke opung mama. Diulosi, pokoknya semua udahlah yang adat batak dilakukan.
Banyak Dari dokter misalnya disuruh makan makanan laut, kurangi makanan berlemak, cukup waktu istirahat jangan terlalu capek.
Kemudian kalau dari orang tua, katanya banyak makan daging merah, banyak makan sayur dan buah buahan. Kemudian kalau dari internet, dapat
informasi gimana biar sperma laki laki itu biar bagus. Jangan merokok, kurangi goreng gorengan, makan multi vitamin, istirahat yang cukup dan
hindari strees. Alternatif ya pergi kusut Terus kalau adat pergilah menjumpai tulang, ziarah
.” RB.W1b.277-298hal.10
b. Faktor yang
mempengaruhi persistensi
Tongat suami
dalam memperoleh keturunan
Effortful behavior
Adapun hal yang memotivasi Tongat untuk tetap bertahan dan terus melakukan usaha untuk memperoleh keturunan adalah karena keinginan untuk meneruskan
garis keturunan keluarganya sebagai pasangan Batak Toba. “...Ya kalau orang Batak Toba pasti memang pengen punya keturunan laki
laki Pembawa marga itu kan Itu dah pasti aku pun pengen Pastilah Itu kan konsep Batak Toba yah Karna itu nanti penerus marga Penerus
nama keluarga Kalau dari segi batak toba yah aku pengennya punya anak laki laki
.” RB.W1b.307-346hal.10-11
Dukungan Sosial
Keluarga serta lingkungan sekitar selalu mendukung usaha yang dilakukan Tongat dalam memperoleh keturunan. Keluarga selalu mendukung secara moral
dan moril seperti memberikan pinjaman uang kepada Tongat, membawa Tongat berobat, memberikan semangat kepada Tongat serta selalu mendoakan Tongat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“...Dukungannya yah banyaklah yah Ya moral dan moril Kadang katanya gak usah khawatir duitnya Dia yang bawa berobat kami Sabar aja yah
Itu moril kan Terus didoakan Pokoknya semualah Moral dan moril ”
RB.W1b.356-362hal.11
Feedback
Sejauh ini Tongat masih menerima tanggapan positif dari keluarga maupun lingkungan sekitar terhadap usaha yang mereka lakukan untuk memperoleh
keturunan. Keluarga dan lingkungan sekitar tetap menyemangati Tongat meskipun usaha yang dilakukan tidak ada yang berhasil. Keluarga dan lingkungan
sekitar tetap peduli dengan keadaan Tongat. “...Misalnya nelpon, ya sabarlah yah Gtu katanya Adanya yang udah 15
tahun bekeluarga tapi ada juga nya Gak usah dipikirkan kali Bapak mama juga gutu Teman teman juga gitu yang sabar yah Peduli kok Ya
istilahnya mereka bisa merasakan apa yang kami rasakan lah ”
RB.W2b.029-036hal.2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
C. Interpretasi Data 1. Gambaran persistensi Butet istri dalam memperoleh keturunan
Mengetahui tujuan dan apa yang diinginkan secara pasti merupakan langkah pertama dan terpenting dalam mengembangkan persistensi. Tujuan yang jelas
merupakan motif yang kuat untuk mendorong seseorang mengatasi berbagai kesulitan Hill, 2000.
Tujuan Butet memiliki keturunan adalah untuk meneruskan garis keturunan keluarganya, kemudian untuk mewarisi harta kekayaan yang dimilikinya dan
untuk mengurus, memperhatikan serta merawat dirinya kelak di hari tua nanti. Dimana kehadiran anak di tengah-tengah keluarga sangatlah penting dalam
budaya Batak Toba. Adapun peran anak dalam budaya Batak Toba adalah untuk pewaris harta kekayaan yang dimiliki dan untuk penerus garis keturunan marga
keluarga Vergouwen, 1986. Keinginan juga diperlukan untuk mempertahankan persistensi dalam
memperoleh sesuatu yang diinginkan Hill, 2000. Sebagai pasangan yang telah menikah selama 10 tahun, Butet memiliki keinginan yang sangat besar sekali
untukmemiliki keturunan. Untuk itu Butet rela untuk melakukan usaha apa saja agar bisa mewujudkan keinginannya tersebut tanpa harus perduli berapa besarnya
biaya yang diperlukan. Terkadang keadaannya yang belum memiliki keturunan tersebut membuat dirinya menjadi cemas dan sedih mengingat juga usianya yang
semakin lama semakin bertambah, akan tetapi meskipun demikian dirinya tidak mau berlarut-larut terlalu lama dalam kesedihannya tersebut karena dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA