Gambaran persistensi Tongat suami dalam memperoleh keturunan

4. Gambaran persistensi Tongat suami dalam memperoleh keturunan

Mengetahui tujuan dan apa yang diinginkan secara pasti merupakan langkah pertama dan terpenting dalam mengembangkan persistensi. Tujuan yang jelas merupakan motif yang kuat untuk mendorong seseorang mengatasi berbagai kesulitan Hill, 2000. Adapun tujuan Tongat memiliki keturunan adalah untuk meneruskan garis keturunan serta untuk memperoleh kebahagiaan dalam keluarganya. Dimana dalam budaya Batak Toba kehadiran anak di tengah-tengah keluarga sangatlah penting. Adapun peran anak dalam budaya Batak Toba adalah untuk penerus garis keturunan marga keluarga Vergouwen, 1986. Keinginan juga diperlukan untuk mempertahankan persistensi dalam memperoleh sesuatu yang diinginkan Hill, 2000. Sebagai pasangan yang telah menikah selama 5 tahun, Tongat memiliki keinginan yang sangat besar sekali untuk memiliki keturunan. Keinginannya yang kuat dipengaruhi karena pentingnya nilai keturunan hagabeon dan garis keturunan dalam budaya Batak Toba, karena itu Tongat sering merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri karena belum memiliki keturunan. Keyakinan diri akan kemampuan melakukan sesuatu yang sudah direncanakan, mendorong diri seseorang untuk persistensi dalam menjalankan rencana yang sudah direncanakan tersebut Hill, 2000. Tongat juga memiliki keyakinan penuh terhadap kemampuannya dalam memperoleh keturunan. Tongat percaya bahwa suatu saat nanti dirinya pasti memiliki keturunan dan selebihnya dirinya hanya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bisa berserah diri kedalam tangan Tuhan. Keyakinannya yang utuh terhadap kemampuannya tersebut dipengaruhi karena kondisi tubuh yang sehat serta karena adanya dukungan keluarga dan orang-orang sekitar. Rencana yang terorganisir dapat meningkatkan persistensi seseorang Hill, 2000. Tongat juga berencana akan melakukan inseminasi dalam waktu terdekat untuk bisa memiliki keturunan. Dan sebelum melakukan usaha yang telah direncanakan, terlebih dahulu Tongat mempersiapkan diri, mental, materi, mencari informasi yang berhubungan dengan usaha yang akan dilakukan sehingga dengan demikian usaha yang telah direncanakan tersebut dapat terorganisir dengan baik. Sebelumnya Tongat juga sudah pernah melakukan usaha medis seperti berobat kebeberapa dokter kandungan akan tetapi tidak juga berhasil. Kemudian melakukan pengobatan tradisional yang diyakini dapat mempercepat terjadinya kehamilan seperti berkusuk ke kabanjahe, kemudian mengkonsumsi obat herbal,kemudian kusuk ke pasar merah, ke samosir, ke pakam tetapi tidak juga berhasil kemudian mandi diair pancur, diulosi tetapi tetap juga tidak berhasil. Tongat mengakui bahwa ini semua tetap dilakukannya karena dirinya masih memiliki harapan kalau dirinya pasti memiliki keturunan. Oleh karena itu meskipun mengalami kegagalan dan perasaan kecewa Tongat tetap terus berusaha untuk memperoleh keturunan. Pengetahuan akurat akan suatu rencana yang telah disusun juga dapat meningkatkan persistensi Hill, 2000. Tongat mengakui bahwa dirinya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memahami usaha-usaha yang direncanakan untuk memperoleh keturunan, karena menurut dirinya semua usaha yang telah direncanakan tersebut sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin. Rasa simpati, pengertian dan kerjasama yang harmonis dengan orang lain juga cenderung untuk meningkatkan persistensi Hill, 2000. Dalam melakukan usaha untuk memperoleh keturunan Tongat bekerja sama dengan tenaga medis, pasangannya, keluarga serta lingkungan sekitarnya. Istrinya selalu memberi penguatan kepada dirinya, lingkungan yang selalu mendoakan dan memberikan informasi-informasi yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh keturunan serta keluarga yang selalu menanyakan pengobatan yang sudah dilakukan dan melakukan kebiasaan-kebiasaan budaya yang diyakini dapat membantu untuk memperoleh keturunan serta dokter yang selalu memberikan semangat kepada Tongat yang mana hal tersebut dapat meningkatkan kegigihan Tongat dalam berusaha untuk memperoleh keturunan. Kebiasaan untuk berkonsentrasi pada suatu rencana yang sudah direncanakan untuk mencapai suatu tujuan dapat mengarah pada persistensi Hill, 2000. Tidak jarang ketika melakukan usaha untuk memperoleh keturunan Tongat mengalami kesulitan dalam hal keuangan dan waktu. Dan untuk mengatasi kesulitannya tersebut tongat memilih cara untuk meminjam uang kepada keluarga, memilih waktu luang untuk melakukan usaha untuk memperoleh keturunan. Seligman Peterson 2004 bahwa kesulitan dapat menjadi penghalang bagi individu ketika berusaha melakukan sesuatu yang ingin dicapai. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Persistensi merupakan hasil dari suatu kebiasaan. Pikiran menyerap pola perilaku dari kebiasaan dan menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari Hill, 2000. Berulang kali Tongat melakukan usaha untuk memperoleh keturunan, dimana usahanya tersebut sudah dimulainya sejak 6 bulan usia pernikahannya. Tidak hanya itu Tongat juga sudah berulang kali melakukan kebiasaan-kebiasaan tradisional seperti memberi makan tulang, didekkei, disonggot-songgoti, ziarah kemakam nenek moyang, diulosi hingga kepada melakukan kusuk. Tongat juga sudah pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan medis seperti mengkonsumsi makanan laut, mengurangi makanan berlemak, istirahat yang cukup, mengkonsumsi daging merah, mengkonsumsi sayur dan buah-buahan, tidak merokok, mengurangi mengkonsumsi makanan berminyak, konsumsi multivitamin, dan menghindari stress akan tetapi tetap juga tidak berhasil. Vergouwen 2004 bahwa pemberian dondon tua berupa kain ulos menjadi kebiasaan budaya Batak Toba yang diyakini dapat membantu pasangan infertil untuk memiliki keturunan. Seligman Peterson 2004 mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persistensi pasangan dalam berusaha seperti effortful behavior, dukungan sosial serta feedback positif. Adapun hal yang memotivasi diri Tongat untuk tetap bertahan dan terus melakukan usaha adalah karena ingin meneruskan garis keturunan keluarganya marga. Sesuai dengan teori learned industriousness, individu yang memiliki riwayat mendapatkan reward atas perilaku tinggi untuk berusaha cenderung lebih mengerahkan usahaupaya yang lebih besar di masa mendatang dibandingkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan individu yang memiliki riwayat mendapatkan reward atas perilaku rendah untuk berusaha Eisenberger dalam Seligman Peterson, 2004. D ukungan sosial merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan persistensi Seligman Peterson, 2004 . Zaleski dalam Seligman Peterson, 2004 menemukan bahwa individu yang memiliki hubungan yang dekat dan suportif lebih dapat bertahan persist dan mengerahkan upaya dibandingkan individu yang tidak memiliki hubungan dekat dan suportif. Tongat juga mendapat dukungan dari keluarga terhadap usaha yang dilakukan untuk memperoleh keturunan. Keluarga selalu mendukung usaha yang dilakukan Tongat dalam memperoleh keturunan. Keluarga selalu mendukung secara moral dan moril seperti memberikan pinjaman uang kepada Tongat, membawa Tongat berobat, memberikan semangat kepada Tongat serta tidak lupa untuk selalu mendoakan Tongat. Feedback positif juga berkontribusi dalam meningkatkan persistensi Hill, 2000. Dalam penelitian Kelley, Brownell dan Campbell Seligman Peterson, 2004 menunjukkan bahwa ketika ibu memberikan feedback yang bersifat positif dan korektif kepada anaknya yang berusia 2 tahun, anak tersebut bertahan persist lebih lama, baik dalam tugas yang mudah ataupun tugas susah. Sejauh ini Tongat masih menerima tanggapan positif dari keluarga maupun lingkungan sekitar terhadap usaha yang dilakukan untuk memperoleh keturunan. Keluarga dan lingkungan sekitar tetap menyemangati Tongat meskipun usaha UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang dilakukan tidak ada yang berhasil. Keluarga dan lingkungan sekitar selalu peduli dengan keadaan Tongat. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran- saran. Adapun saran-saran yang dikembangkan dalam bab ini berupa saran praktis dan saran metodologis yang mungkin berguna untuk penelitian yang selanjutnya dengan tema mengenai persistensi pada pasangan infertil suku Batak Toba dalam memperoleh keturunan. A. KESIMPULAN 1. Kedua pasangan persisten dalam berusaha untuk memperoleh keturunan. Kedua pasangan tetap persisten melakukan usaha medis, tradisional hingga kepada usaha yang berhubungan dengan keagamaan meskipun sering sekali kedua pasangan mengalami kegagalan dalam usaha, penipuan serta hambatan dalam hal keuangan, waktu dan kesehatan sewaktu melakukan usaha memperoleh keturunan. Adapun usaha medis yang dilakukan kedua pasangan seperti istirahat yang cukup, menghindari stress, olahraga teratur, menghindari makanan berlemak dan berminyak, mengkonsumsi vitamin dan obat penyubur, sayur-sayuran, buah- buahan, kelapa muda, telur ayam kampung, daging merah, makanan laut, berobat ke dokter kandungan hingga kepada melakukan USG dan HSG. Usaha-usaha tradisional juga dilakukan kedua pasangan dimana usaha-usaha ini diyakini dapat mempermudah jalan kedua pasangan untuk memperoleh keturunan. Usaha-usaha tersebut seperti mardappol kusuk, mengkonsumsi jamu-jamuan, mengkonsumsi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA obat-obat herbal, mandi air mancur putri deli, ziarah ke makam nenek moyang, memberi makan tulang paman, didekkei diberi makan ikan, diulosi diberi kain ulos hingga kepada disonggot-songgoti diberi kejutan. Kedua pasangan juga melakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan ritual keagamaan seperti melakukan ritual doa, berdoa ke tempat-tempat suci seperti berdoa ke namopencawir dan velangkani, mengikuti adorasi penyembahan kepada sakramen mahakudus dan melakukan retret pendalaman iman. 2. Suami pada pasangan 1memiliki keyakinan yang kurang self-reliance terhadap kemampuannya dalam memeroleh keturunan dan istri pada pasangan 2 memiliki pemahaman yang kurang accurate-knowledge terhadap usaha yang dilakukannya untuk memperoleh keturunan. Walaupun salah satu pasangan istri atau suami memiliki keyakinan yang kurang self-reliance dan pemahaman yang kurang namun karena pasangan lainnya tetap persisten sehingga pasangan tersebut tidak berhenti dan tetap berusaha memperoleh keturunan. Hal ini juga disebabkan karena adanya dukungan dan dorongan dari keluarga maupun pasangannya masing sehingga tidak membuat pasangan menjadi berhenti untuk berusaha. 3. Selain faktor dukungan dan fedback positif dari keluarga dan lingkungan sekitar, ternyata faktor pentingnya nilai keturunan hagabeon dalam budaya Batak Toba membuat kedua pasangan dapat bertahan dan terus berusaha untuk memperoleh keturunan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

B. Saran 1. Saran Praktis