3. Gambaran persistensi Uli istri dalam memperoleh keturunan
Mengetahui tujuan dan apa yang diinginkan secara pasti merupakan langkah pertama dan terpenting didalam mengembangkan persistensi. Tujuan yang jelas
merupakan motif yang kuat untuk mendorong seseorang mengatasi berbagai kesulitan Hill, 2000.
Adapun tujuan memiliki keturunan adalah untukmeneruskan garis keturunan keluarga dan untuk memperoleh kebahagiaan dalam keluarganya. Kehadiran
seorang anak di tengah-tengah keluarga sangatlah penting dalam budaya Batak Toba. Adapun peran anak tersebut dalam budaya Batak Toba adalah untuk
penerus garis keturunan marga keluarga Vergouwen, 1986 dan untuk pencapai nilai hagabeon Harahap Siahaan, 1987.
Keinginan juga diperlukan untuk mempertahankan persistensi dalam memperoleh sesuatu yang diinginkan Hill, 2000. Sebagai pasangan yang telah
menikah selama 5 tahunUli memiliki keinginan yang sangat besar sekali untuk memiliki keturunan sehingga dirinya rela untuk melakukan usaha apa pun demi
mewujudkan keinginannya tersebut meskipun harus mengorbankan seluruh harta benda yang dimilikinya. Keadaannya yang belum memiliki keturunan terkadang
membuat dirinya menjadi marah tidak terima dan sedih. Uli merasa bahwa Tuhan itu tidak adil terhadap dirinya karena lama dikaruniai keturunan.
DeGenova 2005 menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan akibat dari belum dimilikinya keturunan adalah timbulnya perasaan marah dan sedih dalam
diri pasangan. Adapun faktor yang membuat keinginan Uli kuat untuk memiliki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keturunan adalah dipengaruhi karena vonis dokter yang mengatakan bahwa tidak
adanya faktor yang menjadi penghalang bagi dirinya untuk memiliki keturunan. Keyakinan diri akan kemampuan melakukan sesuatu yang sudah direncanakan,
mendorong diri seseorang untuk persistensi dalam menjalankan rencana yang sudah direncanakan tersebut Hill, 2000. Butet juga dalam melakukan usaha
untuk memperoleh keturunan, memiliki keyakinan utuh terhadap kemampuan dirinya tersebut dan tetap selalu berserah kedalam tangan Tuhan.
Keyakinannya yang utuh terhadap kemampuannya dalam memperoleh keturunan tersebut
dipengaruhi karena adanya dukungan dari suami terhadap dirinya serta sikap yang saling sejalan dengan suami.
Rencana yang terorganisir dapat meningkatkan persistensi seseorang Hill, 2000. Uli juga berencana akan melakukan inseminasi dalam waktu terdekat
untuk bisa memiliki keturunan. Dan sebelum melakukan usaha untuk memperoleh keturunan terlebih dahulu Uli mempersiapkan
waktu, mental hingga kepada mempersiapkan materi sehingga usaha tersebut dapat terorganisir dengan baik.
Sebelumnya Uli juga sudah pernah melakukan usaha medis seperti pergi ke
beberapa dokter kandungan, kemudian diberi suntikan untuk menghilangkan kista dan hasilnya kista hilang dan sperma suami pun membaik akan tetapi tidak juga
memiliki keturunan. Akan tetapi meskipun merasa kecewa dengan hasil tersebut Uli tetap mencari alternatif lain dan Uli masih tetap berharap akan keberhasilan
usaha yang akan dilakukannya lagi. Kemudian Uli melakukan pengobatan tradisional lagi yang diyakini dapat mempercepat terjadinya kehamilan yakni
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berkusuk ke kabanjahe, dimana pengobatan mengatakan bahwa peranakan Uli turun, kemudian dibagusin kembali peranakannya akan tetapi tetap juga tidak
berhasil perasaan Uli kecewa. Kemudian Uli mencoba lagi berkusuk ketempat orang pintar dukun, katanya ada yang menghalangi dirinya untuk memiliki
keturunan yakni opungnya sendiri dan untuk itu Uli disuruh untuk memberi makan tulangnya akan tetapi tidak juga berhasil. Uli pun merasa kecewa karena
uang yang dimilikinya sudah habis dan Uli malah ditipu oleh dukun tersebut. Kemudian Uli mencoba lagi melakukan pengobatan tradisional yakni berobat ke
orang pintar dukun dan hasilnya mengatakan bahwa dirinya tidak berjodoh dengan suaminya. Untuk itu diminta agar mereka berdua disahkan kembali dan
mereka pun melakukannya, dimana kedua orang tua pun mensahkan kembali mereka berdua dan dan mengulosi mereka. Tidak berhasil juga dan Uli pun
merasa kecewa. Kemudian Uli kembali melakukan usaha tradisional yakni mandi ke air mancur putri deli, berpantang makanan, akan tetapi tidak berhasil juga.
Kemudian Uli melakukan pengobatan alternatif, akan tetapi tidak juga memberikan hasil yang baik. Semua usaha tersebut sudah dilakukan demi
mewujudkan keinginan untuk segera memiliki keturunan akan tetapi tidak satu pun yang berhasil.
Pengetahuan akurat akan suatu rencana yang telah disusun juga dapat meningkatkan persistensi Hill, 2000. Uli mengakui bahwa ada usaha-usaha
tertentu yang tidak dipahami oleh dirinya. Seperti usaha yang berhubungan dengan budaya dan keagamaan Uli mengaku bahwa dirinya tidak memahaminya
akan tetapi jika usaha yang berhubungan dengan medis Uli mengakui bahwa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dirinya paham terhadap usaha tersebut. Akan tetapi meskipun ada usaha yang tidak dipahaminya, Uli tetap melakukan usaha tersebut dikarenakan karena
adanya dorongan dari suami maupun dari keluarga. Rasa simpati, pengertian dan kerjasama yang harmonis dengan orang lain juga
cenderung untuk meningkatkan persistensi Hill, 2000. Dalam melakukan usaha untuk memperoleh keturunan, Uli bekerja sama dengan tenaga medis, pasangan
masing-masing, keluarga serta lingkungan sekitar yang nantinya dapat berpengaruh terhadap keberhasilan usahanya tersebut.
Kebiasaan untuk berkonsentrasi pada suatu rencana yang sudah direncanakan untuk mencapai suatu tujuan dapat mengarah pada persistensi Hill, 2000. Uli
mengalami kesulitan dalam hal keuangan, waktu serta kesehatan. Sering sekali ketika akan melakukan usaha kondisi kesehatan Uli tidak baik akibatnya hanya
Tongat sendiri yang melakukan usaha untuk memperoleh keturunan tersebut, akan tetapi hal ini tidak menghalangi niatnya dalam melakukan usaha untuk
memperoleh keturunan. Dan untuk mengatasi kesulitannya tersebut Uli memilih cara untuk meminjam uang kepada keluarga, memilih waktu libur untuk
melakukan usaha serta menjaga kesehatan dirinya sehingga tidak terkendala ketika akan melakukan usaha untuk memperoleh keturunan.
Persistensi merupakan hasil dari suatu kebiasaan. Pikiran menyerap pola perilaku dari kebiasaan dan menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari
Hill,2000. Berulang kali sudah Uli melakukan usaha untuk memperoleh keturunan, dimana usahanya tersebut sudah dimulainya sejak 6 bulan usia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pernikahannya. Tidak hanya itu Uli juga sudah berulang kali melakukan kebiasaan-kebiasaan tradisional yang diyakini dapat mempercepat terjadinya
kehamilan mulai dari memberi makan tulang, kusuk, ziarah ke makam nenek moyang, diulosi, didekkei hingga kepada disonggot-songgoti. Uli juga sudah
pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan seperti berdoa ketempat suci dan mengkuti adorasi. Kebiasaan-
kebiasaan medis seperti mengkonsumsi sayur-sayuran, tomat, daging sapi dan kambing, olahraga yang teratur serta menghindari stress juga sudah dilakukan Uli
akan tetapi tetap juga tidak berhasil. Vergouwen 2004 bahwa pemberian dondon tua berupa kain ulos menjadi kebiasaan budaya Batak Toba yang diyakini dapat
membantu pasangan infertil untuk memiliki keturunan. Seligman Peterson 2004 mengatakan ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi persistensi pasangan dalam berusaha seperti effortful behavior, dukungan sosial serta feedback positif. Adapun hal yang memotivasi diri Uli
untuk tetap bertahan dan terus melakukan usaha adalah karena dirinya ingin memperoleh hidup yang bahagia hagabeon melalui keturunan yang dimilikinya
kelak. Dimana hidup gabe, mora serta sangap adalah sesuatu yang sangat didambakan
dalam kehidupan
masyarakat Batak
Toba Harahap Siahaan, 1987.
Sesuaidengan teori learned industriousness, individu yang memiliki riwayat
mendapatkan reward atas perilaku tinggi untuk berusaha cenderung lebih mengerahkan usahaupaya yang lebih besar di masa mendatang dibandingkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan individu yang memiliki riwayat mendapatkan reward atas perilaku rendah untuk berusaha Eisenberger dalam Seligman Peterson, 2004.
D ukungan sosial merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan
persistensi Seligman Peterson, 2004
. Zaleski dalam Seligman Peterson, 2004 menemukan bahwa individu yang memiliki hubungan yang dekat dan
suportif lebih dapat bertahan persist dan mengerahkan upaya dibandingkan individu yang tidak memiliki hubungan dekat dan suportif.
Uli juga mendapat dukungan dari keluarga terhadap usaha yang dilakukan untuk memperoleh keturunan.
Keluarga selalu mendukung usaha yang dilakukan Uli dalam memperoleh keturunan. Keluarga selalu memberikan pinjaman uang
kepada pasangan, mendoakan Uli serta mencarikan tempat pengobatan yang bagus dan mencari informasi penting mengenai inseminasi.
Feedback positif juga berkontribusi dalam meningkatkan persistensi Hill,
2000. Dalam
penelitian Kelley,
Brownell dan
Campbell Seligman Peterson, 2004 menunjukkan bahwa ketika ibu memberikan
feedback yang bersifat positif dan korektif kepada anaknya yang berusia 2 tahun, anak tersebut bertahan persist lebih lama, baik dalam tugas yang mudah ataupun
tugas susah. Sejauh ini Uli masih menerima tanggapan positif dari keluarga maupun
lingkungan sekitar terhadap usaha yang mereka lakukan untuk memperoleh keturunan. Keluarga selalu memberikan semangat kepada Uli dalam melakukan
usaha untuk memperoleh keturunan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Gambaran persistensi Tongat suami dalam memperoleh keturunan