Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka disimpulkan bahwa pasangan infertil adalah pasangan yang sudah menikah dalam kurun waktu
setidaknya satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi namun belum terjadi kehamilan.
2. Penyebab Infertilitas
Menurut DeGenova 2005 hampir 40 ketidaksuburan disebabkan oleh masalah pria dan 40 disebabkan karena faktor wanita dan 20 disebabkan oleh
faktor lainnya. Hal ini disebabkan adanya sejumlah masalah psikologis dan fisiologis. Untuk mampu membuahihamil wanita, lelaki harus :
1.Mampu mempertahankan ereksi untuk mengejekulasi sperma ke dalam vagina 2.Mampu melewati vas deferens dan uretra sehingga sperma dan semen bisa
masuk 3.Mengeluarkan semen dalam jumlah yang tepat agar sperma tetap hidup untuk
sampai pada ovum. 4. Menghasilkan sperma yang baik dalam jumlah yang cukup.
Faktor umum penyebab infertilitas adalah penurunan produksi sperma yang disebabkan oleh racun dari lingkungan, panas, masalah kelainan, obat-obatan,
demam yang berkepanjangan dan gangguan kelenjar endokrin yang mempengaruhi produksi hormon seksual. Gagalnya sperma sampai ke dalam
vagina dikarenakan impoten fungsional dan organik atau ejakulasi dini DeGenova, 2005.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun penyebab ketidaksuburan pada wanita diantaranya adalah gangguan organ reproduksi, vaginitis, penyakit menular seksual, gangguan endokrin pada
pituitary, tiroid, dan adrenal, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, gangguan genetik, penyebab immunologis DeGenova, 2005.
Ketidaksuburaninfertility20 juga disebabkan oleh faktor yang melibatkan kedua pasangan. Faktor negatif meliputi intercourse terlalu seringtidak,
penggunaan protelium jelly atau lubricant lainnya yang merusak sperma, intercourse yang hanya selama periode infertil setiap bulan dan bertambahnya
usia atau kesehatan yang buruk DeGenova, 2005.
3. Dampak Infertilitas
Infertilitas menyebabkan stresss dan berpengaruh negatif terhadap kesehatan pria dan wanita. Pasangan seringkali mengalami depresi, rasa bersalah, cemas,
ketegangan dalam hubungan dan isolasi selama proses fertility treatment DeGenova, 2005. Semakin tinggi stress, semakin rendah self-esteem pasangan
dan kontrol
internalnya serta
semakin tinggi
konflik interpersonal
Abbey, Andrews, dan Halman, 1994. Mereka merasa bahwa mereka telah gagal, saling menyalahkan satu sama lain dan mereka sangat cemas ketika berusaha
untuk hamil. Banyak orang yang infertil merasakan emosi seperti marah, panik, putus asa dan sedih yang nantinya dapat berpengaruh terhadap aktivitas seksual
mereka Read, 2004.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Upaya Medis Untuk Pasangan Infertil