Pencapai tujuan hidup yang ideal Pelengkap Dalihan Na Tolu

2. Nilai Anak Dalam Budaya Batak Toba

Harahap Siahaan 1987 mengemukakan lima nilai peran anak dalam budaya Batak Toba yaitu :

a. Pencapai tujuan hidup yang ideal

Harahap Siahaan 1987 menyatakan bahwa tujuan hidup yang ideal tercakup dalam nilai 3H yakni hamoraon, hagabeon dan hasangapon. Lubis 1997 menjelaskan bahwa hagabeon sama artinya dengan bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan yang dimaksudkan disini adalah kebahagiaan dalam keturunan. Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidup karena keturunan itu adalah suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua, keluarga dan kerabat Hamoraon kekayaan adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang, dimana kekayaan ini diidentikkan dengan harta kekayaan dan anak. Tanpa anak individu tidak akan merasa kaya meskipun banyak harta seperti yang diungkapkan dalam ungkapan; “Anakkonhi do hamoraon diahu” anakku adalah harta yang paling berharga bagi saya. Hasangapon kemuliaan kehormatan merupakan kedudukan seseorang dalam lingkungan masyarakat. Untuk mencapai hasangapon seseorang harus terlebih dahulu berketurunan gabe dan memiliki kekayaan mora. Diantara nilai hamoraon, hagabeondan hasangapon, nilai hagabeon merupakan nilai yang paling penting dimana nilai hagabeon mengungkap makna bahwa orang Batak Toba sangat mendambakan kehadiran anak dalam keluarga UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

b. Pelengkap Dalihan Na Tolu

Anak juga dapat berperan sebagai pelengkap adat Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu merupakan suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak Toba. Ketiga hubungan kekeluargaan itu adalah ; 1. Hula-hula keluarga dari pihak pemberi istriwanita 2. Dongan sabutuha kawan semarga 3. Boru keluarga dari pihak penerima istriwanita Anak laki-laki nantinya akan beristri dan keluarga pihak pemberi istri akan disebut dengan hula hula sedangkan anak perempuan akan bersuami dan keluarga pihak penerima istri akan disebut boru. Dengan demikian lengkaplah unsur Dalihan Na Tolu yaitu dongan sabutuha, hula hula dan boru Harahap Siahaan, 1987.

c. Penambah ”sahala” orang tua